Sukses

Beda Mental Illness dan Mental Disorder, Ini Mitos dan Faktanya

Baik mental illness maupun mental disorder, keduanya sangat berpengaruh pada mental health (kesehatan mental) seseorang. Meski demikian, keduanya merujuk pada kondisi yang berbeda.

Liputan6.com, Jakarta Masalah kesehatan merupakan isu yang kurang diperhatikan sebelumnya. Hanya generasi Z atau yang sering disebut Gen Z, remaja yang sadar akan mental health atau kesehatan mental. Hal ini adalah sesuatu yang jarang disadari oleh generasi sebelumnya.

Padahal, memperhatikan mental health atau kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan tubuh. Bahkan, seperti dilansir dari laman RSUP dr. Sardjito, mental yang sehat juga berpengaruh pada pada kondisi fisik juga kualitas hidup. Di samping itu, mental yang sehat merupakan cikal bakal bagi diri kita untuk terus berkembang.

Bicara soal kesehatan mental, tentu tidal lepas dari mental illness dan mental disorder. Baik mental illness maupun mental disorder, keduanya sangat berpengaruh pada mental health (kesehatan mental) seseorang. Meski demikian, keduanya merujuk pada kondisi yang berbeda.

Lalu apa perbedaan dari mental illness dan mental disorder? Sebelum membahas lebih jauh mengenai perbedaan dari kedua istilah tersebut, ada baiknya kita pahami dulu pengertian masing-masing, baik mental illness maupun mental disorder. Berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (9/2/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mental Disorder

Terkait dengan kesehatan mental, mental disorder merupakan istilah yang dahulu muncul dibandingkan dengan mental illness. Mental disorder merupakan frasa yang terdiri dari dua kata, yakni "mental" dan "disorder".

Disorder secara harfiah dapat diartikan sebagai gangguan. Akan tetapi menurut sudut pandang medis, disorder adalah gangguan kesehatan fisik atau mental yang normal dari pikiran atau tubuh. Gangguan ini juga disebut sebagai kekacauan dan dapat menyebabkan kebingungan atau kekacauan.

Misalnya, seseorang dengan gangguan makan atau gangguan kepribadian dapat disebut memiliki mental disorder (gangguan mental).

Sementara itu, menurut American Heritage Stedman’s Medical Dictionary, seperti dikutip dari Modern Psychiatry and Wellness, mental disorder mengacu pada gangguan kesehatan fisik atau mental pikiran yang normal. Istilah mental disorder merupakan istilah yang muncul akibat dari penelitian terdahulu tentang kesehatan mental.  

Dalam penelitian sebelumnya, diyakini bahwa gangguan mental hanya berdampak pada pikiran. Namun penelitian terbaru membuktikan bahwa apa yang tadinya disebut sebagai mental disorder ternyata tidak hanya memengaruhi pikiran, tubuh, melainkan juga memengaruhi otak dan fungsi individu secara keseluruhan.

3 dari 5 halaman

Mental Illness

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, mental disorder adalah istilah yang muncul akibat penelitian terdahulu tentan kesehatan mental. Menurut penelitian sebelumnya, apa yang tadinya disebut sebagai mental disorder hanya memengaruhi otak dan tubuh. Akan tetapi berdasarkan penelitian terbaru tentang kesehatan mental menemukan bukti bahwa apa yang tadinya disebut mental disorder, ternyata tidak hanya memengaruhi pikiran dan tubuh, melainkan juga memengaruhi otak bahkan fungsi individu secara keseluruhan.

Oleh karena itulah, istilah mental illness (penyakit mental) menjadi istilah yang digunakan secara luas untuk menggambarkan kondisi kesehatan mental seseorang. Namun perlu diketahui, bahwa dalam bahasa Inggris, kata yang mengacu pada penyakit ada dua, yakni illness dan diseases.

Dari sudut pandang medis, seperti dikutip dari Soba New Jersey, illness mengacu pada kondisi kesehatan yang buruk akibat dari penyakit tubuh atau pikiran. Dengan kata lain, illness adalah dampak atau kondisi yang dihasilkan dari penyakit.

Sedangkan diseases lebih mengacu pada keadaan abnormal dari suatu bagian, organ, atau sistem dari suatu organisme. Kondisi abnormal tersebut dapat disebabkan oleh infeksi, peradangan, faktor lingkungan, atau cacat genetik. Penyakit ditandai oleh sekelompok gejala atau tanda.

Sebelum kesehatan mental lebih dipahami, para ahli percaya bahwa istilah 'disorder' lebih cocok daripada 'illness'. Begitu para psikolog dan ilmuwan menemukan bahwa penyakit mental adalah penyakit tubuh, para ilmuwan mulai menggunakan istilah mental illness secara lebih luas. Perbedaan utama antara mental disorder dan mental illness adalah asal mula kondisinya.

4 dari 5 halaman

Jenis-Jenis Mental Illness

Mental illness atau penyakit mental bisa menyerang seseorang dengan cara yang berbeda. Bahkan, setiap jenis mental illnes memiliki gejala dan cara penanganan yang berbeda. Berikut adalah sejumlah jeni mental illness atau penyakit mental.

Anxiety (Kecemasan)

Anxiety atau kecemasan merupakan penyakit mental atau mental illness yang paling umum. Orang yang menderita anxiety atau kecemasan biasanya akan sulit tidur, sulit berkonsentrasi, dan kesulitan untuk melakukan tugas-tugas sederhana. Adapun gejala umum yang dapat timbul dari penderita anxiety meliputi perasaan khawatir, tegang, dan gugup.

Mood Disorders (Gangguan Suasana Hati)

Mood disorder adalah salah satu jenis mental illness yang mempengaruhi keadaan emosional seseorang. Contoh umum mental illness dalam kategori ini termasuk depresi, gangguan bipolar, dan gangguan afektif musiman.

Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus tertekan atau kehilangan minat dalam beraktivitas, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kualitas hidup sehari-hari.

Gangguan bipolar adalah suatu gangguan yang berhubungan dengan perubahan suasana hati mulai dari posisi terendah depresif/tertekan ke tertinggi/manik. Penyebab pasti gangguan bipolar tidak diketahui, namun kombinasi genetika, lingkungan, serta struktur dan senyawa kimia pada otak yang berubah mungkin berperan atas terjadinya gangguan.

Gangguan afektif musiman adalah suatu gangguan suasana hati yang ditandai oleh depresi, yang terjadi pada waktu sama setiap tahun. Gangguan afektif musiman terjadi pada iklim di daerah yang kurang paparan sinar matahari pada waktu tertentu dalam setahun. Gejala berupa kelelahan, depresi, putus asa, dan penarikan sosial.

Gangguan Kepribadian

Gangguan kepribadian adalah pola pikir dan perilaku jangka panjang yang membuat seseorang sulit menjalankan peran dan fungsinya di masyarakat. Orang-orang dengan gangguan ini mengalami gejala seperti pemikiran dan perilaku yang tidak dapat diprediksi atau mengalami emosi yang ekstrim.

Gangguan Psikotik

Gangguan psikotik adalah jenis mental illness di mana seseorang kehilangan kontak dengan kenyataan. Jenis gangguan psikotik yang paling umum adalah skizofrenia, di mana seseorang akan mengalami perubahan perilaku dan kognisi termasuk mengalami delusi dan halusinasi.

Gangguan Penyalahgunaan Zat

Kecanduan, penyalahgunaan narkoba, dan alkohol dapat berdampak langsung pada kesehatan mental. Penggunaan zat dapat memicu perubahan struktur dan fungsi otak.

5 dari 5 halaman

Mitos dan Fakta tentang Mental Health dan Mental Illness

Isu tentang kesehatan mental memang belum banyak disadari oleh banyak orang. Bahkan banyak mitos yang berkembang terkait mental health, misalnya bahwa orang yang memiliki penyakit mental artinya kurang bersyukur atau kurang ibadah. Itu hanya salah satu contoh kecil mengenai mitos tentang mental health. Di samping itu, masih ada banyak lagi mitos-mitos seputar mental health, antara lain sebagai berikut.

1. Anak-Anak tidak mengalami masalah kesehatan mental

Faktanya, anak-anak yang masih sangat kecil pun dapat menunjukkan tanda-tanda peringatan dini masalah kesehatan mental. Masalah kesehatan mental ini seringkali dapat didiagnosis secara klinis, dan dapat menjadi produk interaksi faktor biologis, psikologis, dan sosial.

Separuh dari semua gangguan kesehatan mental menunjukkan tanda-tanda pertama sebelum seseorang berusia 14 tahun, dan tiga perempat gangguan kesehatan mental dimulai sebelum usia 24 tahun.

Sayangnya, hanya 50 persen dari anak-anak dan remaja dengan masalah kesehatan mental yang terdiagnosis menerima perawatan yang mereka butuhkan.

2. Penyakit mental tidak bisa sembuh

Faktanya, studi menunjukkan bahwa orang dengan masalah kesehatan mental bisa memiliki kondisi yang lebih baik dan banyak di antara mereka yang pulih sepenuhnya. Seseorang bisa dikatakan pulih dari penyakit mental ketika orang tersebut dapat hidup, bekerja, belajar, dan berpartisipasi penuh di masyarakat.

3. Mental illness tidak bisa dicegah

Faktanya, gangguan mental, emosional, dan perilaku dapat dicegah. Untuk mencegah penyakit mental dapat dilakukan dengan cara menangani yang dapat memengeruhi anak-anak, remaja, dan dewasa muda untuk mengembangkan penyakit mental.

4. Kesehatan mental bukan masalah serius untuk remaja

Faktanya, seperti dikutip dari Unicef, 14 persen remaja di dunia mengalami masalah kesehatan mental. Bahkan secara global, bunuh diri merupakan penyebab kematian tertinggi kelima pada remaja berusia 10–15 tahun. Sedangkan pada rentang usia 15–19 tahun, bunuh diri menjadi penyebab kematian tertinggi keempat. Separuh dari semua kondisi kesehatan mental dimulai pada usia 14 tahun.

5. Polsa asuh yang buruk menjadi penyebab masalah kesehatan mental pada remaja

Faktanya, pola asuh bukan satu-satunya faktor yang mengembangkan mental illness pada remaja. Mental illness atau penyakit mental bisa berkembang karena banyak faktor. Faktor kemiskinan, pengangguran, dan keterpaparan terhadap kekerasan, migrasi, dan keadaan serta kejadian buruk lainnya dapat memengaruhi kesejahteraan dan kesehatan mental remaja, pengasuh mereka, dan hubungan di antara mereka.

Bahkan, remaja yang tumbuh dari keluarga yang penuh kasih sayang tetap bisa mengalami masalah kesehatan mental. Sebaliknya, remaja yang hidu di keluarga yang mungkin kekurangan, bisa saja memiliki mental yang sehat.

6. Orang sukses dan punya banyak teman tidak akan mengalami masalah kesehatan mental

Depresi merupakan salah satu penyakit mental yang bisa timbul akibat dari interaksi yang kompleks dari faktor sosial, psikologis, dan biologis. Depresi dapat mempengaruhi siapa saja, tanpa memandang status sosial, kondisi ekonomi, dan bagaimana kehidupan sosialnya.

Bahkan anak-anak yang di sekolahnya memiliki nilai yang bagus dan punya banyak teman bisa mengalami masalah kesehatan mental. Bisa jadi, mereka mendapatkan tekanan untuk berhasil, yang dapat menimbulkan kecemasan, atau mereka mungkin menghadapi tantangan di rumah. Mereka juga mungkin mengalami depresi atau kecemasan tanpa alasan yang dapat dengan mudah diidentifikasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.