Sukses

Uji Klinik Fase 2 Tunjukkan Hasil Positif, Kandidat Vaksin TBC M72 Lanjut ke Fase 3

Peneliti utama nasional kandidat vaksin TBC M72, Profesor Erlina Burhan, mengatakan bahwa vaksin itu telah menunjukkan perlindungan sekitar 50 persen dalam uji klinis fase 2b.

Diperbarui 09 Mei 2025, 16:00 WIB Diterbitkan 09 Mei 2025, 16:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Kandidat vaksin tuberkulosis M72/AS01E kini dalam masa uji klinik fase 3 di Indonesia. Penelitian terus berlanjut lantaran pada uji klinik sebelumnya memperlihatkan hasil yang menjanjikan.

Peneliti utama nasional vaksin TBC M72 , Profesor Erlina Burhan, mengatakan bahwa vaksin besutan The Bill and Melinda Gates Medical Research (Gates MRI) pada uji klinik fase 2b telah menunjukkan perlindungan sekitar 50 persen pada orang dewasa. 

Efikasi vaksin M72 pada fase 2 diketahui sebesar 50 persen, ini sudah memenuhi syarat vaksin dan mampu mencegah TB paru hingga tiga tahun,” kata Erlina dalam temu media secara daring pada Maret 2025.

Erlina pun mengatakan vaksin TB yang dikembangkan sejak awal 2000-an ini menjadi menjadi yang paling maju karena telah mencapai fase 3.

Sesudah fase 2b, uji klinis fase 3 dimulai sejak Maret 2024. Uji klinik fase 3 berlangsung di lima negara yakni Indonesia, Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi dengan melibatkan 20.000 subjek.

Menurut Erlina, vaksin TBC M72 ini berpotensi menjadi vaksin TB baru pertama dalam lebih dari satu abad. Untuk diketahui vaksin BCG yang ada saat ini untuk mencegah kematian akibat TBC pada anak ditemukan lebih dari 104 tahun yang lalu. 

“Vaksin ini berpotensi menjadi vaksin TB baru pertama dalam lebih dari satu abad yang melindungi remaja dan dewasa dari TB paru,” jelas Erlina.

 

 

2 dari 4 halaman

Jika Vaksin TB M72 Berhasil Dikembangkan 

Erlina menambahkan, jika vaksin TB M72 berhasil maka ada sejumlah manfaat yang bisa dirasakan, yakni:

  • Remaja dan dewasa (hingga usia 50) dapat terlindungi dari TB. Mengingat, vaksin BCG yang selama ini digunakan hanya melindungi bayi dan tidak cukup untuk melindungi remaja hingga dewasa.
  • Dengan vaksin M72, sekitar 76 juta kasus TB baru bisa dicegah.
  • Efikasi vaksin M72 pada fase 2 diketahui sebesar 50 persen, ini sudah memenuhi syarat vaksin dan mampu mencegah TB paru hingga tiga tahun.
  • Dengan vaksin M72, maka 8,5 juta nyawa bisa diselamatkan dari bahaya TB.

 

 

3 dari 4 halaman

Libatkan 2 Ribu Relawan Indonesia

Kini, uji klinik vaksin tuberkulosis M72 di Indonesia sudah masuk fase 3 yang melibatkan 2.095 relawan.

Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, para relawan uji bukanlah kelinci percobaan.

“Supaya mengedukasi masyarakat, ini bukan kayak kelinci percobaan,” ujar Budi usai peluncuran nasional gerakan bersama penguatan desa dan kelurahan siaga tuberkulosis, di Jakarta, Jumat (9/5/2025). 

Budi juga menyampaikan kepada masyarakat agar tidak khawatir dengan uji klinik pada manusia. Pasalnya, uji vaksin telah melalui fase uji 1 dan 2. Dalam uji klinis fase pertama dan kedua, ditentukan apakah sebuah vaksin aman atau tidak. Maka di uji klinis fase 3, vaksin dipastikan aman.

“Sekarang di uji klinis fase tiga itu dicek efektivitasnya, dari 100 yang diobati (disuntik), yang sembuh atau yang tidak tertular berapa persen. Jadi ini secara scientific vaksinnya sudah terbukti aman.”

Jika terjadi efek samping, sambungnya, maka akan ditangani saat itu juga. Dan sejauh ini belum ada laporan bahwa relawan vaksin TBC mengalami masalah kesehatan.

“Yang saya tahu, sampai sekarang tidak ada efek samping yang berbahaya sampai mesti dirawat karena sudah dites sama peneliti yang bersangkutan,” kata Budi kepada Health Liputan6.com.

  

 

4 dari 4 halaman

Laporkan Perkembangan Uji Vaksin M72 Secara Berkala 

Budi pun berjanji akan mendorong peneliti untuk memaparkan laporan berkala terkait perkembangan uji klinis fase tiga vaksin besutan Bill Gates itu.

“Nanti timnya suruh presentasi aja, undang wartawan biar puas, kalau saya kan bukan ahlinya saya orang perbankan. Jadi, semua hasil temporary researcher bisa dilaporkan progresnya seperti apa, kan lebih baik mereka yang menjelaskan,” ujar Budi.

Dia pun menjelaskan mengapa vaksin TBC menjadi hal yang amat penting untuk dikembangkan. Menurutnya, masyarakat bisa belajar dari COVID-19.

“COVID kenapa turun? Karena vaksin. Jadi nomor satu kita perlu tahu bahwa secara scientific penyakit menular yang memakan korban banyak bisa dikendalikan dengan vaksin. Kita dulu ada yang namanya penyakit cacar, sekarang cacar bisa dieliminasi karena adanya vaksin cacar,” paparnya.

Sementara, TBC adalah penyakit menular pembunuh terbanyak di dunia. Dalam seratus tahun terakhir, penyakit ini membunuh 1 miliar orang. Maka dari itu, pengembangan TBC menjadi penting.