Sukses

Menkes Budi Bikin Audiens Ketawa Lepas, Curhat soal Pandemic Fund di Masa Depan

Pandemic Fund dapat menjadi harapan di masa depan seperti IMF dan World Bank.

Liputan6.com, New York - Indonesia mendapat pujian dunia atas inisiatif lahirnya Pandemic Fund atau Dana Pandemi saat kepemimpinan di Presidensi G20 2022. Pendirian Pandemic Fund ini dipegang oleh World Bank dan World Health Organization (WHO) selaku technical lead.

Kehadiran Pandemic Fund ini disampaikan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin yang diundang oleh World Bank dalam sesi "Panel discussion: Leveraging partnerships to strengthen pandemic preparedness and response" di New York, Amerika Serikat (AS).

Pada sesi tersebut, Budi Gunadi rupanya sukses menarik hati para audiens dengan kejenakannya. Situasi ini terlihat ketika host melempar pertanyaan:

Mengenai pendanaan Pandemic Fund, dapatkah Anda menjelaskan sedikit tentang, mengapa Anda merasa penting untuk menciptakan mekanisme pendanaan baru yang didedikasikan untuk pandemi, pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons. Dan apa yang Anda harapkan dapat tercapai?

Harapan 100 Tahun dari Sekarang...

Dengan ekspresi serius, Budi Gunadi menjawab, dirinya ingin Pandemic Fund dapat menjadi harapan di masa depan dan namanya besar sekelas International Monetary Fund (IMF) dan World Bank.

Tujuan utamanya dapat melindungi dunia dari krisis kesehatan jika terjadi pandemi sewaktu-waktu.

"Jadi saya berharap 100 tahun dari sekarang, ketika orang berbicara tentang Pandemic Fund itu seperti orang berbicara tentang IMF dan World Bank. Bahwa dana ini melindungi dunia selama pandemi tahun-tahun yang lalu, tetapi juga melindungi generasi berikutnya atau generasi setelah generasi berikutnya," ucap Budi Gunadi, Rabu (20/9/2023).

Mendengar itu, para audiens yang hadir pun langsung tertawa lepas. Bahkan host ikut berkomentar, "too older Mr. Budi (terlalu tua, Pak Budi)". Menkes Budi yang tadinya berekspresi serius, turut tertawa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bermula dari Pembentukan IMF dan World Bank

Kilas balik, Menkes Budi Gunadi Sadikin menuturkan lahirnya International Monetary Fund (IMF) dan World Bank yang menjadi pilar Arsitektur Keuangan Global.

"Setelah Perang Dunia 2 pada tahun 1944, para pemimpin dunia duduk bersama dengan semangat kerja sama dan solidaritas. Di Bretton Wood, Amerika Serikat, mereka mendirikan lembaga keuangan besar yang disebut International Monetary Fund dan World Bank," tuturnya.

"Ini untuk mendukung Arsitektur Keuangan Global, yang tidak hanya menyelamatkan dunia dari akibat Perang Dunia, melainkan juga melindungi banyak negara dan dunia dari krisis keuangan dan ekonomi setelah berdirinya dua lembaga besar ini."

3 dari 4 halaman

Sejarah Terulang di G20 2022

Selanjutnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin menambahkan, para pemimpin dunia kembali duduk bersama saat G20 2022 di Bali, Indonesia, salah satunya pengumuman resmi berdirinya Pandemic Fund. Menurutnya, momen ini merupakan sejarah yang terulang kembali.

Bahwa penting menyelamatkan dunia dari pandemi yang bisa terjadi di masa depan. Penguatan Arsitektur Kesehatan Global melalui pendanaan global berperan besar agar negara-negara yang sulit keuangan dapat mendapatkan dana untuk memperkuat ketahanan kesehatan negaranya.

"Sejarah terulang kembali pada tahun 2022 di Bali, Indonesia bersama Global Leadership duduk bersama sekali lagi, dan membangun ini, Pandemic Fund yang saya yakini akan memainkan pilar penting dalam Arsitektur Kesehatan Global," imbuh Budi Gunadi.

"Yang tidak hanya menyelamatkan dunia untuk pandemi saat ini, tetapi juga mudah-mudahan akan melindungi dunia di masa depan terhadap pandemi yang akan datang."

Wujud Kemitraan Global

Pandemic Fund merupakan kemitraan kolaboratif antara negara-negara donor, negara co-investor, yayasan, dan organisasi masyarakat sipil.

Badan pengatur dan administratif Pandemic Fund adalah Dewan Pengarah, Panel Penasihat Teknis (Technical Advisory Panel/TAP), Sekretariat, dan Wali Amanat.

Berbagai pemangku kepentingan, termasuk donor, Organisasi Masyarakat Sipil, negara co-investor, dan mitra lainnya dilibatkan dalam perancangan Pandemic Fund untuk memastikan bahwa rancangan tersebut mencerminkan komitmen dana tersebut terhadap inklusivitas, kesetaraan, dan beroperasi dengan transparansi dan akuntabilitas yang tinggi.

4 dari 4 halaman

Indonesia Ikut Ajukan Proposal

Pada Rabu (17/5/2023), Indonesia dan World Bank telah menandatangani 'Cover Letter Proposal Indonesia' untuk Pandemic Fund di Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Jakarta.

Proposal Pandemic Fund ini merupakan kelanjutan dari hasil pembentukan Pandemic Fund pada Presidensi G20 Indonesia tahun 2022.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, proposal Pandemic Fund untuk dana pandemi tidak hanya dimiliki oleh Kementerian Kesehatan, tetapi milik Bersama. Setelah proposal ini ditandatangani, Kemenkes akan mengirimkannya melalui portal Pandemic Fund.

Diharapkan hibah dana pandemi bisa diberikan kepada Indonesia. Sementara komunikasi dan koordinasi lintas kementerian tetap dilanjutkan untuk membahas rencana kerja sama sebagaimana tertuang dalam proposal.

“Penandatanganan proposal Indonesia untuk dana pandemi ini menandai tonggak penting bagi kita semua dalam proses penyusunan proposal ini," ujar Budi Gunadi dalam keterangannya di Jakarta.

"Dan juga dalam upaya bersama untuk mempersiapkan negara kita dengan lebih baik dalam mendeteksi dan menangani pandemi di masa depan."

Penandatanganan Proposal Pandemic Fund

Penandatanganan proposal Pandemic Fund dilakukan oleh Menkes Budi Gunadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Kementerian Pertanian Fadjri Jufri, dan Sekretaris Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional Nur Tri Aries Suestiningtyas.

Kemudian proposal dana pandemi juga diteken oleh Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan Satyawan Pudyatmoko, dan Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini