Sukses

Hamil di Usia 41 Tahun Kayak Kiki Amalia, Begini Dampak yang Perlu Diwaspadai

Begini dampak yang perlu diwaspadai saat hamil di usia tua seperti aktris Kiki Amalia

Liputan6.com, Jakarta - Aktris Kiki Amalia membagikan kabar gembira soal kehamilan bakal anak pertamanya. Buah hati yang ditunggu-tunggu setelah setahun menjalin rumah tangga dengan pengusaha bernama Agung Nugraha, kini sudah ada dalam kandungan.

Kabar soal kehamilan disampaikan Kiki Amalia melalui unggahan video Instagram di akun pribadinya, @kikiamaliaworld. 

Wanita 41 tahun mengunggah sebuah video singkat yang memerlihatkan adanya janin di dalam rahim melalui alat USG. Tampak pula alat uji kehamilan bergaris dua serta ekspresi bahagia sang suami.

Dari keterangan video, Kiki Amalia mengungkap dirinya sudah hamil selama 15 pekan.

"We've Been keeping a little secret! Syukur Alhamdulillah I"m #15weekspregnant. Doakan yang terbaik ya teman semua🤍," tulis Kiki Amalia sebagai keterangan dikutip Health Liputan6.com pada Kamis 14 September 2023.

Unggahan Kiki Amalia mendapat respons beragam dari warganet. Ada yang nyeletuk 'Tokcer' mengingat Kiki Amalia hamil di usia yang tak lagi muda.

Kenali Dampak Hamil di Usia 41 Tahun

Kehamilan adalah hal membahagiakan bagi setiap pasangan yang menantikannya.

Bak barang pecah belah, kehamilan perlu dijaga baik-baik, apalagi jika hamil di usia tua.

Seperti dijelaskan dokter spesialis kebidanan dan kandungan RSIA Grand Family, Gahrani Chen, hamil di usia 40 tahun ke atas membawa berbagai dampak. Tidak hanya ibu tapi juga bayi.

Ibu disebut terlalu tua untuk hamil ketika memasuki umur 40 tahun atau lebih.

Mengingat, usia kehamilan yang ideal bagi seorang ibu adalah usia 25 hingga 35 tahun.

Hamil di usia 40 tahun ke atas dapat memicu berbagai masalah kesehatan, seperti:

Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional adalah diabetes yang hanya terjadi pada ibu hamil.

Salah satu komplikasi yang bisa terjadi akibat diabetes gestasional adalah macrosomia. Ini adalah kelahiran bayi dengan berat di atas normal (di atas 4 kg).

Kombinasi kadar glukosa darah ibu yang tinggi dan kadar insulin yang tinggi pada janin mengakibatkan timbunan lemak yang besar yang menyebabkan janin tumbuh terlalu besar.

Kondisi ini akan sangat berbahaya untuk ibu dan juga bayi karena ukuran bayi yang besar dapat meningkatkan risiko untuk mengalami kelahiran prematur.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hamil di Usia Tua Miliki Risiko Preeklamsia

Beberapa studi yang berkaitan dengan hipertensi dan kehamilan mengungkapkan bahwa hipertensi sering dijumpai pada kehamilan dan mengakibatkan komplikasi pada satu dari sepuluh kasus kehamilan.

Di dunia diperkirakan persentase hipertensi pada kehamilan adalah sebesar 12 hingga 18 persen. Sedangkan, di Indonesia sebesar 2,1 persen yang telah mengakibatkan kematian bayi sebesar 15 hingga 20 persen.

Plasenta Previa

Plasenta previa adalah kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Ini dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik sebelum maupun saat persalinan.

Plasenta previa menjadi risiko pada wanita dengan kehamilan usia di atas 40 tahun. Pada kondisi seperti ini, ibu hamil akan disarankan untuk operasi caesar.

3 dari 3 halaman

Hamil di Usia 40 Tahun ke Atas dan Hubungannya dengan Penurunan Kualitas Sel

Masalah-masalah ini tidak timbul tanpa alasan. Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan RSIA Grand Family, Gahrani Chen, pada usia tua, sel telur mengalami penurunan kualitas.

"Perlu diketahui bahwa kualitas sel telur dapat mengalami penurunan seiring berjalannya waktu, baik karena paparan polusi maupun karena asupan gizi dan gaya hidup yang kurang sehat," kata Gahrani dalam keterangan pers dikutip Kamis 14 September 2023.

Kontaminasi dapat mengakibatkan berbagai risiko dan masalah dalam kehamilan karena berhubungan dengan kualitas janin.

Seperti dijelaskan sebelumnya, salah satu dampak yang dapat timbul adalah risiko down syndrome pada bayi.

Keadaan tersebut berpengaruh juga pada kesehatan ibu karena menurunnya stamina dan fisik, seperti adanya penyakit bawaan hipertensi dan diabetes.

Namun, dengan kemajuan teknologi saat ini, kelainan-kelainan yang dapat terjadi bisa terdeteksi sejak awal, dengan melakukan skrining di awal kehamilan dan pemantauan khusus dari dokter spesialis di masa kehamilan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.