Sukses

Keringat Dingin dan Susah Napas Belum Tentu Gejala Serangan Jantung

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan intervensi jantung Eka Hospital Pekanbaru Muhammad Hatta mengatakan bahwa keringat dingin tak selalu menjadi gejala penyakit jantung.

Liputan6.com, Jakarta - Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan intervensi jantung Eka Hospital Pekanbaru Muhammad Hatta mengatakan bahwa keringat dingin tak selalu menjadi gejala penyakit jantung.

Menurutnya, serangan jantung merupakan salah satu penyakit yang dapat menyerang kapan saja dan menunjukan gejala yang sangat minim. Pada akhirnya, ini membuat serangan jantung menjadi sulit untuk dideteksi tanda serta gejalanya sebelum akhirnya menyerang.

Namun, dengan seringnya muncul kasus serangan jantung membuat orang kadang berspekulasi akan gejala yang bisa menjadi tanda dari serangan jantung.

Dari banyaknya variasi gejala serangan jantung, keringat dingin dan megap-megap (bernapas tersendat-sendat seperti orang yang kehabisan napas) menjadi salah satu spekulasi yang sering masyarakat temui.

“Apakah hal itu benar? Jawabannya belum tentu. Meski bisa menyebabkan keringat dingin dan megap-megap, serangan jantung bisa menunjukan gejala yang bervariasi sehingga akan sulit untuk mendeteksi tanpa pemeriksaan secara medis,” kata Hatta dalam keterangan pers, Senin (29/5/2023).

Serangan jantung merupakan penyakit yang sangat fatal, sehingga penanganan pertama akan sangat berperan penting dalam keselamatan nyawa. Tanda-tanda dari serangan jantung bervariasi dan tidak selalu menunjukan suatu gejala yang sama pada setiap orang, seperti contoh keringat dingin dan megap-megap.

Keringat dingin yang disertai dengan gejala lain seperti sesak napas atau dada sakit memang bisa menjadi salah satu tanda bahwa seseorang akan mengalami serangan jantung.

Ini karena keringat dingin merupakan hasil reaksi tubuh dari jantung yang mengalami kesulitan untuk mengalirkan darah dari penyempitan pembuluh darah. Sehingga membutuhkan tenaga ekstra untuk memompa darah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ketika Jantung Tak Bisa Pompa Cukup Darah

Ketika jantung tak dapat memompa cukup darah yang kaya oksigen ke tubuh, maka ini juga dapat menyebabkan tubuh bereaksi dengan rasa sesak. Dan membuat napas menjadi megap-megap akibat berkurangnya kadar oksigen dalam tubuh.

Reaksi-reaksi ini bisa terjadi dalam jangka waktu panjang maupun pendek, bergantung dari tingkat keparahan kondisi jantung.

Tanda Lain yang Bisa Diwaspadai

Selain keringat dingin dan megap-megap, ada beberapa tanda serangan jantung lainnya yang bisa diwaspadai yakni:

  • Kelelahan mendadak
  • Pusing dan mual
  • Sensasi panas terbakar di area dada
  • Rasa sakit yang menjalar ke leher hingga tangan.
3 dari 4 halaman

Silent Killer

Hatta juga menyampaikan, serangan jantung merupakan salah satu penyakit yang tergolong sebagai silent killer dan menjadi penyakit paling mematikan di dunia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ini karena serangan jantung seringkali menyerang pada saat yang tidak terduga dan tidak sedikit juga dari pengidap penyakit ini terlambat untuk mendapatkan pertolongan.

Faktor Pemicu Serangan Jantung

Serangan jantung sendiri disebabkan adanya penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah terhambat. Apabila darah tidak mengalir dengan baik, maka dapat menyebabkan jantung kekurangan asupan darah sehingga terjadi kerusakan otot jantung.

Ada beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya serangan jantung, baik itu karena alasan medis maupun faktor gaya hidup yang tidak sehat, di antaranya:

  • Usia
  • Sering konsumsi makanan tinggi lemak
  • Jarang berolahraga
  • Obesitas
  • Tekanan darah tinggi
  • Keturunan atau genetik
  • Stres.
4 dari 4 halaman

Pertolongan Pertama yang Tepat untuk Serangan Jantung

Hatta pun menyampaikan cara menolong orang yang mengalami tanda-tanda serangan jantung.

Menurutnya, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mencoba dapatkan respons dari korban dengan memanggil korban berkali-kali dan menepuk pipi korban.

Jika korban masih dapat merespons, maka segera tempatkan mereka di posisi nyaman dan segera hubungi bantuan medis selagi memantau kondisi dan gejala korban.

Namun, jika korban tidak responsif maka segera minta bantuan orang lain untuk menghubungi bantuan, segera cek nadi juga napas korban. Jika tidak ada tanda-tanda denyut nadi atau pernapasan, maka segera lakukan teknik bantuan hidup dasar (BHD) dengan kompresi dada korban sebanyak 30 kali.

“Panggil bantuan terlebih dahulu sebelum melakukan BHD pada korban jika Anda seorang diri. Lakukan BHD hingga korban sadar atau pada saat bantuan datang, istirahatkan diri jika Anda kelelahan saat melakukan BHD dan minta orang lain menggantikan Anda untuk membantu korban jika memungkinkan.”

Monitor selalu perkembangan kondisi korban untuk menjelaskan gejala-gejala yang dialaminya kepada petugas kesehatan begitu mereka sampai. Dengan itu, mereka bisa segera melakukan tindakan yang sesuai. Pertolongan serangan jantung bisa dilakukan oleh dokter di rumah sakit dengan diberikan obat atau operasi pemasangan ring jantung untuk mengurangi gejala yang dirasakan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.