Sukses

Khawatir Makan Daging Kurban di Tengah Wabah PMK? Simak Tips Aman Mengolahnya

Daging kurban bisa diolah sedemikian rupa agar tetap aman dikonsumsi di tengah wabah PMK.

Liputan6.com, Jakarta Seluruh umat Muslim kembali bertemu dengan Hari Raya Idul Adha. Kegiatan motong-memotong hewan kurban pun telah menjadi aktivitas khas yang selalu dilakukan dalam momentum satu ini.

Perbedaannya tahun ini Idul Adha dirayakan bersamaan dengan terjadinya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menginfeksi para hewan ternak seperti sapi, kerbau dan kambing di Indonesia. 

Mengutip laman Siaga PMK per Minggu, (10/7/2022) pagi, sudah terdapat lebih dari 336 ribu ekor hewan yang terinfeksi dengan penyakit tersebut pada 21 provinsi serta 239 kabupaten dan kota.

Alhasil tak sedikit yang merasa khawatir untuk makan daging kurban. Namun sebenarnya Anda tak perlu khawatir untuk makan daging kurban meskipun wabah PMK tengah berlangsung.

Berdasarkan imbauan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, terdapat beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar daging kurban tetap aman dikonsumsi.

Lalu apa sajakah itu? Berikut diantaranya.

1. Daging tidak dicuci sebelum diolah

2. Jika langsung diolah, rebus daging dalam air mendidih minimal selama 30 menit.

3. Jika daging tidak langsung diolah, maka daging bersama kemasan disimpan terlebih dahulu pada suhu dingin (chiller) minimal 24 jam, kemudian disimpan pada suhu beku (freezer).

4. Pastikan memilih jeroan yang sudah direbus.

5. Jika jeroan masih mentah, rebus dahulu dalam air mendidih selama 30 menit sebelum disimpan di kulkas atau diolah.

6. Bekas kemasan daging dan jeroan tidak langsung dibuang, direndam dahulu dengan disinfektan, pemutih pakaian, atau cuka dapur.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

PMK Tidak Pengaruhi Kesehatan Manusia

Kementan RI menyampaikan bahwa PMK tidak berbahaya pada kesehatan manusia. PMK sendiri hanya dapat menginfeksi hewan seperti sapi, domba, kerbau, kambing, babi, dan unta.

Produk segar dari hewan yang tertular PMK hanya berpotensi menulari hewan rentan dan mencemari lingkungan. Sehingga perlakuan khusus memang perlu dilakukan agar penyebaran tidak terus-menerus terjadi.

Dalam kesempatan berbeda, dokter hewan sekaligus dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) Institut Pertanian Bogor (IPB), Denny Widaya Lukman pun telah mengonfirmasi bahwa PMK bukanlah masalah kesehatan masyarakat dan bukan masalah keamanan pangan.

Hal tersebut lantaran virus PMK sebenarnya sangat mudah untuk dimatikan. Sehingga makanan yang mengandung daging sapi termasuk produk olahannya seperti sosis, kornet, hingga daging burger tetap aman dari virus PMK.

Produk olahan tersebut biasanya juga telah melewati proses pemanasan dalam waktu yang lama dan virus PMK dapat dikatakan telah berada dalam mode inactive.

3 dari 4 halaman

Proses Pemanasan Bisa Mematikan Virus

Denny menjelaskan bahwa virus PMK sebenarnya sangat mudah dimatikan. Terutama jika telah melewati proses pemanasan tertentu.

"Virus PMK itu mudah sekali dimatikan atau inaktivasi dengan pemanasan 70 derajat celsius selama 30 menit, itu virus sudah inactive. Kalau makanan itu memiliki pH dibawah enam atau diatas sembilan, maka virus itu juga inactive," ujar Denny dalam IPB Podcast bertema Mengenal Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan Ternak pada beberapa waktu lalu. 

Denny mengungkapkan bahwa orang Indonesia juga patut bersyukur karena sudah terbiasa untuk mengonsumsi daging secara matang. Dengan begitu, virus-virus yang terkandung bisa ikut mati dalam proses memasaknya.

"Produk hewan yang sudah diolah dengan pemanasan seperti misalnya susu pasteurisasi, susu steril, daging kornet, sosis, kemudian burger itu pasti aman," kata Denny.

"Daging mentah pun kalau dimakan orang aman, tapi tidak aman untuk kuman-kuman yang lain. Kalau kaitannya dengan PMK sudah dibuktikan aman," tambahnya.

4 dari 4 halaman

Tidak Perlu Panik

Masyarakat juga dihimbau untuk tidak panik saat tengah mengonsumsi makanan yang mengandung daging sapi atau produk olahannya, terutama jika sudah matang sepenuhnya.

"Artinya apa? Masyarakat terutama konsumen daging, yang bukan peternak itu tidak perlu panik. Tidak perlu khawatir. Apalagi selama konsumen itu memakan makanan yang matang," ujar Denny.

Begitupun pada daging sapi yang dibakar seperti pada sate. Denny menjelaskan bahwa sate juga aman karena suhu untuk memanggangnya sudah melebihi dari batas aman untuk mematikan virus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.