Sukses

Hendak Bersilaturahmi Lebaran ke Rumah Saudara, Dokter: Tanya Dulu, Mau Menerima Tamu atau Tidak?

Lebaran jadi ajang silaturahmi tapi ingat kondisi masih pandemi COVID-19. Masih ada sebagian orang yang ragu-ragu untuk membukakan pintu untuk pertemuan langsung.

Liputan6.com, Jakarta Hari pertama Lebaran biasanya dihabiskan dengan berkumpul bersama keluarga inti. Lalu, dilanjutkan dengan menjalin silaturahmi dengan mengunjungi rumah sosok yang dituakan maupun keluarga atau tetangga lainnya.

Meski rasa antusias dan semangat untuk bersilaturahmi secara langsung begitu besar sebaiknya sebelum mendatangi rumahnya untuk menanyakan terlebih dahulu apakah keluarga tersebut mau menerima tamu atau tidak di hari Lebaran. Hal ini seperti disarankan Kepala Program Studi Kedokteran Keluarga Layanan Primer Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Dhanasari Vidiawati MSc.CM-FM, Sp.KKLP.

"Saya percaya, saat ini masih ada keluarga yang sebenarnya masih agak berat untuk menerima tamu karena keadaan belum bebas dari pandemi COVID-19," kata Dhana dalam dialog daring bersama BNPB beberapa waktu lalu.

Maka dari itu, sebaiknya bertanya dahulu kepada keluarga tersebut apakah mau didatangi langsung atau tidak. Jika pun tidak tentu perlu dihormati jawab mereka serta tak perlu berkecil hati. Hal itu merupakan upaya untuk melindungi diri dan keluarga dari infeksi virus SARS-CoV-2 yang saat ini masih ada meski tingkat penularan rendah. 

"Bukan berarti dia sombong ya, tapi dia menjaga," kata Dhana lagi.

Jika keluarga tersebut berkenan menerima tamu, Dhana juga tidak menyarankan untuk sungkeman dengan melakukan kontak fisik. Cara paling aman dengan memberikan salam saja terutama kepada mereka kelompok rentan seperti nenek, orangtua, simbah buyut atau orang dengan penyakit kronik tidak terkontrol.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sungkeman pada Orangtua atau Kakek Nenek di masa Pandemi

Salah satu kebiasaan masyarakat saat hari Lebaran adalah maaf-maafan. Anak muda biasanya bakal sungkem kepada yang lebih tua atau dituakan seperti orangtua atau kakek dan nenek. 

Mengingat kondisi masih pandemi COVID-19, maka sungkeman sebaiknya dilakukan dengan menggunakan masker kata Dhana.

"Cium tangan yang aman, kita tetap pakai masker. Kita cium tangannya orangtua kita tetap pakai masker dan tidak usah pegang tangannya," kata Dhana.

Lalu, usai bersalaman tidak lupa semprotkan hand sanitizer ke tangan mereka dan kita. Pastinya sebelum masuk rumah juga sudah mencuci tangan dengan sabun ya.

Di masa pandemi COVID-19 tetap yang paling baik adalah dengan memberi salam dari jauh.

"Ya, itu memang sulit ya tapi itu membantu orang tua kita agar terlindungi. Selain itu, juga menjaga jarak. Ini memang berat tapi sangat baik dilakukan terlebih orang tua tersebut masuk kelompok rentan," kata Dhana lagi.

 

3 dari 4 halaman

Tips Silaturahmi Aman di Masa Pandemi COVID-19

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, telah memberikan beberapa tips silaturahmi aman selama pandemi COVID-19. Dia menegaskan Indonesia masih menghadapi pandemi COVID-19.

"Kewaspadaan dan tanggung jawab setiap kita menjadi kunci mudik dan silaturahmi yang aman Covid," kata Wiku, dikutip dari Merdeka.com.

Wiku mengatakan tanggung jawab setiap individu menjadi penentu penularan Corona di Tanah Air tetap terkendali. Dia menyebut ada tiga kunci silaturahmi aman di tengah pandemi COVID-19.

Pertama, tetap disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Wiku mengingatkan, meskipun masyarakat sudah mendapatkan vaksinasi harus tetap menerapkan protokol kesehatan. 

Vaksin dapat melindungi dari keparahan gejala, perawatan di rumah sakit hingga kematian. Sementara protokol kesehatan dapat mencegah virus masuk ke tubuh.

 

4 dari 4 halaman

Jaga Daya Tahan Tubuh dan Tes Bila Muncul Gejala

Kedua, masyarakat diimbau untuk menjaga daya tahan tubuh dengan perilaku hidup sehat. Masyarakat harus makan dengan teratur, beristirahat cukup, serta rutin berolahraga agar kondisi tubuh selalu dalam keadaan sehat. Perilaku hidup sehat ini perlu dilakukan sebelum perjalanan, selama perjalanan, dan setelah perjalanan.

Ketiga, menyadari pentingnya testing apabila masyarakat merasa gejala Covid-19, memiliki riwayat bepergian jarak jauh atau belum melakukan booster dengan vaksin dosis lengkap yang sudah melebihi 6 bulan.

Menurut Wiku testing penting untuk dilakukan mengingat masih tingginya potensi kasus tanpa gejala yang ada di masyarakat.

"Ingat, pada masa silaturahmi ini, jangan sampai karena kelalaian, kita menjadi sumber penularan bagi kelompok rentan yaitu lansia, anak-anak, dan penderita komorbid yang akan kita jumpai. Mudik aman, jangan bawa virus pulang," tegas Wiku. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.