Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Seberapa Sering Pasutri Harus Berhubungan Seks untuk Program Hamil?

Tak sedikit pasangan suami istri menduga, semakin sering berhubungan seks dan melakukannya secara spontan akan memperbesar peluang kehamilan.

Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit pasangan suami istri menduga, semakin sering berhubungan seks dan melakukannya secara spontan akan memperbesar peluang kehamilan. Namun, ketika merencanakan kehamilan, berhubungan seks terjadwal akan lebih baik menurut dokter ob-gyn sekaligus penulis buku She-ology. The Definitive Guide to Women's Intimate Health Sherry Ross, M.D.

"Berhubungan seks terjadwal pada akhirnya akan lebih menyukseskan program kehamilan Anda dan mengurangi frustrasi," ujarnya, dilansir Instyle.

Sebelum memulai program hamil, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh pasutri.

Pertama, sebelum mengatur jadwal berhubungan seks untuk program hamil, Anda disarankan untuk bertemu dengan ginekolog atau tenaga medis terkait. Hal ini bertujuan memastikan bahwa Anda dan pasangan siap secara fisik dan mental untuk menjalani kehamilan yang sehat.

Ross mengatakan, meskipun tidak ada yang disebut waktu sempurna untuk pembuahan, Anda dan pasangan perlu memastikan tengah dalam kondisi sehat sebelum memulai perjalanan yang akan mengubah hidup.

Karenanya, Anda perlu mengecek hal-hal berikut:

  • Riwayat kesehatan
  • Riwayat kesehatan keluarga dan genetik
  • Pengobatan
  • Penggunaan obat rekreasional
  • Asupan kafein
  • Suplemen yang perlu dikonsumsi atau dihindari
  • Usia calon ibu serta faktor risikonya
  • Pola makan dan olahraga rutin

Setelah mendapat persetujuan tim medis bahwa Anda dan pasangan bisa memulai program hamil, Anda perlu memahami kapan waktu yang tepat untuk berhubungan seks agar terjadi pembuahan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengetahui Masa Ovulasi

Ahli endokrinologi reproduktif Holly Mehr, M.D, menjelaskan, ovulasi pada wanita terjadi sekitar dua pekan sebelum menstruasi. Pada saat itu sel-sel telur yang telah matang akan dilepaskan dari indung telur. Ada sedikit celah kesuburan dalam setiap siklus menstruasi. Masanya dimulai dari lima hari sebelum ovulasi dan akan segera menutup setelah ovulasi terjadi. Pada masa itulah wanita dapat hamil jika terjadi pembuahan.

Adapun tanda-tanda ovulasi yang bisa dicermati yakni:

  • Rasa kurang nyaman atau kram di sekitar panggul. Secara umum ini bisa dirasakan di satu sisi perut bagian bawah.
  • Muncul flek yang berwarna yang tampak seperti putih telur. "Melihat mukus (lendir) serviks akan membantu mengetahui masa ovulasi dan itu adalah waktu yang tepat untuk berhubungan seks," ujar Ross. "Mukus ini membantu sperma berenang ke atas ke uterus hingga tuba falopi di mana terjadi pembuahan."
  • Bisa menggunakan alat tes kesuburan. Alat ini akan membantu Anda mengecek hormon sehingga dapat memastikan celah kesuburan.
  • Bisa menggunakan aplikasi. Dengan mengetahui siklus menstruasi, wanita akan tahu kapan waktu suburnya.
  • Memeriksa suhu tubuh. Suhu tubuh basal atau suhu tubuh ketika beristirahat akan sedikit meningkat ketika wanita dalam masa ovulasi. Dengan menggunakan termometer khusus, Anda akan bisa melihat dua atau tiga hari sebelum suhu tubuh meningkat, pada saat itulah Anda berada pada masa paling subur.
3 dari 3 halaman

Berapa Sering Berhubungan Seks?

Sperma bertahan tiga hingga lima hari di sistem reproduksi. Selama Anda mengetahui waktu ovulasi yang tepat, dr Ross mengatakan, Anda akan bisa memperkirakan waktu berhubungan seks.

"Idenya adalah agar sperma menunggu sel telur, yang akan bertahan selama 24 jam," jelasnya.

Ketika telah masuk dalam masa lima hari sebelum ovulasi, masa ovulasi, dan 24 jam setelahnya, Anda bisa berhubungan seks sekali sehari atau dua kali sehari, jelas ahli endokrinologi reproduktif Melinda Henne.

Meski demikian, para ahli mengingatkan, berhubungan seks lebih sering mungkin terkesan memperbesar peluang untuk hamil. Tapi berhubungan seks lebih banyak dari waktu tersebut akan mengurangi jumlah sperma yang sehat.

"Pria hanya memproduksi sperma dalam jumlah tertentu setiap hari, jadi terlalu sering berhubungan seks malah akan menurunkan jumlah sperma per ejakulasi," jelas dr Henne.

Lebih lanjut, Henne menjelaskan, meski pasutri tidak melacak masa ovulasi, rutin berhubungan seks dua hingga tiga kali sepekan atau sekali seminggu peluang kehamilan tetap ada.

Tak hanya seberapa sering berhubungan seks yang berperan dalam kesuksesan program hamil, usia calon ibu pun turut menentukan.

Bagi wanita berusia di atas 35 tahun, disarankan untuk memeriksakan kesehatan pada ahli kesuburan setelah menjalani program selama 6 bulan.

Sementara jika calon ibu berusia di bawah 35, telah aktif berhubungan seks selama 12 bulan dan belum hamil, tak ada salahnya menemui ahli kesuburan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.