Sukses

Efek Samping Jangka Panjang Pengobatan Kanker Pada Anak

Ketahui efek jangka panjang pengobatan kanker pada anak yang bisa dialaminya hingga dewasa

Liputan6.com, Jakarta - Dokter spesialis anak konsultan dari Departemen Hematologi dan Onkologi Anak, Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara (FK USU) Medan, Prof Dr Bidasari Lubis SpA(K) menyebut bahwa anak berpotensi memiliki efek samping pengobatan kanker jangka panjang dibandingkan dengan orang dewasa.

Dari tiga jenis pengobatan utama kanker pada anak, yaitu pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi, semuanya berpotensi menimbulkan efek samping jangka panjang.

"Secara umum efek jangka panjang pengobatan kanker pada anak bisa berupa gangguan tumbuh kembang, gangguan organ, gangguan reproduksi, munculnya kanker sekunder, dan efek psikososial," kata Bidasari dalam webinar YOAI tentang Efek Samping Jangka Panjang Pengobatan Kanker pada Anak, Sabtu, 29 Mei 2021.

Menurutnya, efek jangka panjang pengobatan kanker pada anak bisa muncul beberapa waktu setelah selesai pengobatan, dan memengaruhi kualitas hidup saat anak beranjak remaja atau dewasa.

Saat ini, lanjut Bidasari, satu dari 530 dewasa muda di Amerika Serikat adalah penyintas kanker anak. Dengan mobidirtas 40 persen di antaranya mempunyai efek samping yang berat sampai fatal.

Sementara di Indonesia, tiap tahun sekitar 11.000 anak terdiagnosa kanker, penyakit yang merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak di tanah air, kata Bidasari.

Kondisi tersebut membuat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) semakin gencar mengajak semua pihak untuk mendukung upaya optimalisasi tatalaksana kanker anak, guna mendapatkan kualitas hidup anak yang lebih baik.

"Walaupun kita tahu bahwa menurut prevalensi dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 masih kita temukan peningkatan kasus kanker anak, di mana lebih dari 50 persen yang datang ke pusat-pusat pengobatan kanker ini adalah sudah stadium lanjut," katanya.

"Inilah yang menjadi problem di kita, sehingga menyebabkan angka kesintasan kanker anak di negara kita cukup rendah, dibanding negara yang sudah maju," Bidasari melanjutkan.

 

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Efek Jangka Panjang Pengobatan Kanker Anak

Terkait efek jangka panjang, Bidasari, mengatakan, sangat tergantung pada usia anak saat terdiagnosa kanker dan menjalani terapi.

Juga tipe kanker, dosis dan volume raditerapi, dosis kemoterapi, adanya komorbid, dan dilihat juga apakah ada kelainan genetika atau tidak.

Efek jangka panjang yang kerap ditemui adalah gangguan fungsi organ, mulai dari mata, jantung, saraf, tulang, dan lain-lain. Selain itu ada potensi gangguan kekebalan tubuh dan kemungkinan muncul kanker kedua.

Semuanya, kata dia, dapat menimbulkan efek psikologis berupa gangguan perilaku, kecemasan, dan depresi.

Anak-anak yang mendapatkan terapi kerap mengalami depresi, kecemasan, stres, terutama saat diagnosis dan awal terapi. Setelah mendapatkan pendampingan dari psikolog, biasanya membaik.

"Oleh sebab itu, pendampingan sebaiknya dilakukan sejak awal sampai pasca terapi," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.