Sukses

Ubah Frekuensi Hingga Porsi, Ini Kiat-Kiat Atasi Masalah Makan pada Lansia

Gangguan makan rentan dialami lansia. Penyebabnya, bisa karena penyakit kronis, depresi, hingga kesepian.

Liputan6.com, Jakarta Sebagian orang lanjut usia atau lansia acap kali mengalami gangguan makan. Penyakit kronis, depresi, hingga kesepian bisa menjadi penyebabnya.

Guna mengatasi masalah makan pada lansia, Konsultan Geriatri Dr dr Czeresna Heriawan Soejono SpPD-KGer, MEpid, MPH membagikan kiat-kiat yang dapat diikuti. Kiat pertama yang dapat dicoba adalah mengubah frekuensi makan.

“Perubahan frekuensi makan bisa kita lakukan, porsinya menjadi sedikit tapi sering. Kalau diberikan satu kali dalam porsi besar, pengosongan lambungnya menjadi lebih lama. Kalau kita berikan porsinya kecil-kecil maka itu akan mempercepat proses munculnya rasa lapar,” ujar Czeresna dalam webinar Geriatri TV belum lama ini.

Kiat kedua adalah memodifikasi bentuk makanan. Cara ini dapat dilakukan jika lansia tidak mampu mengunyah makanan yang berbentuk padat. Tampilan dan aroma makanan pun penting, jangan sampai mengubah atau memengaruhi selera makan lansia.

“Kalau perlu kita lakukan edukasi sedemikian rupa agar nutrisi bisa dikonsumsi dengan baik. Proses pembiasaan perlu dilakukan semenjak belum terlalu lanjut usianya sehingga lebih mudah menjadi bagian dari kebiasaan hidup sehari-hari," katanya.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengatur Porsi

Czeresna menambahkan, keluarga atau pendamping lansia juga perlu mempelajari makanan dan minuman kesukaan lansia tersebut.

“Kalau dia bosan makan nasi, kalau sukanya mi, bihun, spaghetti, ya kita upayakan. Porsi juga kita atur, ada porsi besar ada porsi kecil untuk mempercepat pengosongan lambung.”

Banyaknya porsi juga bisa disiasati dengan penggunaan piring. Pada lansia dengan gangguan kognitif, penggunaan piring bisa dimanfaatkan.

Menyiasati piring ini dilakukan dengan cara menyajikan makanan dengan porsi yang sama di dalam dua piring berbeda, yaitu piring besar dan piring kecil. Kedua sajian akan terlihat beda walau sebenarnya jumlah porsinya sama. Makanan di piring besar akan terlihat sedikit, sedang di piring kecil makanan akan terlihat penuh.

Makanan yang terlihat sedikit akan lebih mudah dihabiskan ketimbang makanan dengan porsi yang terlihat banyak.

Pengurangan porsi juga dapat dilakukan dengan catatan kandungan nutrisinya masih lengkap. Misal, di satu piring besar ada nasi, telur, dan sayur, maka di piring kecil ketiga unsur makanan tersebut tetap ada namun dengan potongan atau jumlah yang lebih sedikit.

“Kalau lansia tidak dapat memakan porsi besar sekaligus maka kita bisa pecah menjadi beberapa porsi kecil agar memudahkan proses masuknya makanan tersebut. Kalau gak cukup baru kita tambahkan suplemen nutrisi lewat minuman,” tutupnya.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Gizi Seimbang

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.