Sukses

3 Tanda Kecanduan Cinta, Anda Merasakannya?

Individu yang mengalami kecanduan cinta bisa merasa tak berdaya, kehilangan minta pada hal lain yang biasanya begitu mereka sukai, dan mengalami berbagai konsekuensi negatif

 

Liputan6.com, Jakarta Hanya sedikit orang yang tahu bahwa kecanduan cinta itu nyata. Meski demikian, kondisi kecanduan cinta memang nyata dan banyak orang berjuang menghadapi jenis kecanduan ini.

Menurut laman Psychology Today, kecanduan cinta bisa didefinisikan sebagai "ketertarikan yang maladaptif, dalam, dan berlebihan" pada satu pasangan romantis atau lebih.

Individu yang mengalami kecanduan cinta bisa merasa tak berdaya, kehilangan minta pada hal lain yang biasanya begitu mereka sukai, dan mengalami berbagai konsekuensi negatif. Namun di sisi lain, hal yang disebutkan tadi juga merupakan tanda-tanda hubungan yang sehat dan solid.

Psikolog Erika Martinez mengatakan, sekitar 10 persen dari seluruh populasi di dunia mengalami kecanduan cinta. Seperti orang yang kecanduan makanan, individu yang kecanduan cinta juga tak bisa berhenti dari memberi dan menerima cinta. Namun, mereka bisa belajar untuk mengella kecanduan tersebut.

Jika Anda memiliki satu dari sederet tanda kecanduan cinta, tak berarti Anda memang kecanduan cinta. Sementara bila Anda memiliki kombinasi beberapa tanda kecanduan cinta, hal itu bisa jadi masalah. Meskipun untuk memastikan Anda benar-benar kecanduan cinta harus diperiksa seorang terapis.

Berikut beberapa tanda kecanduan cinta, dilansir dari laman Reader's Digest.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Putus Asa

1. Merasa putus asa ketika pasangan perlu ruang sendiri

Jika Anda merasa tak kuasa dan merana bila pasangan menjauh sedikit dari Anda, bisa jadi Anda kecanduan cinta. Tingkat rasa sakit dan kecemasan yang tak wajar terhadap situasi itu bisa menandakan kecanduan cinta.

Menurut psikoterapis Joyce Houser dalam buku Someone To Talk To, Anda perlu menemui profesional untuk membicarakan perasaan yang intens itu. Hanya mengandalkan tekad saja terkadang kurang kuat untuk mengatasi kecanduan cinta. Terapi berperan penting dalam proses pemulihan dari kecanduan cinta.

3 dari 4 halaman

Sulit tentukan batasan

2. Sulit menentukan batasan

Jika Anda kerap kali melewati batas dalam suatu hubungan, bisa jadi Anda mengalami masalah serius. Solusinya adalah menentukan batas. Sayangnya, batasan kerap membuat takut pecandu cinta karena seolah kata tersebut membuat pasangan terpisah dari Anda.

Meski demikian, batasan yang sehat bisa membuat pasangan jadi lebih dekat karena hal itu mendorong mereka untuk menunjukkan respek satu sama lain.

Batasan bisa diartikan sebagai apa saja yang Anda perlukan dalam suatu hubungan agar merasa baik. Misalnya, Anda merasa kesal jika pasangan memanggil Anda dengan sebutan tertentu. Jika Anda mengalami kecanduan cinta, kemungkinan Anda akan merasa khawatir akan ditinggalkan pasangan bila berkata jujur akan apa yang dirasakan. Anda kemudian diam-diam memendam derita, sementara pasangan mungkin akan dengan senang hati menghentikan kebiasaan itu jika Anda berkata jujur.

Contoh lain mengenai kencaduan cinta yang lebih ekstrem adalah para pecandu cinta bisa jadi tak kuasa menolak berhubungan intim meski mereka enggan. Mereka malah akan melakukan apa pun yang diinginkan pasangan. Tentu saja itu bukanlah suatu hubungan yang sehat.

Maka, salah satu bagian dari mengatasi kecanduan cinta adalah dengan membuat batasan dan mematuhinya.

4 dari 4 halaman

Putus-sambung

3. Pola hubungan putus-sambung

Bila Anda dan pasangan terjebak dalam kebiasaan putus-sambung hubungan, kemungkinan Ada mengalami kecanduan cinta.

Menurut Sharea Farmer, pekerja sosial, seseorang yang kecanduan cinta bisa jadi menginvestasikan lebih banyak pada apa yang bisa mereka lakukan untuk pasangan ketimbang menjadi diri sendiri.

"Orang seperti ini bisa jadi terlibat dalam sikus putus-sambung karena mereka melihat pasangannya sebagai sosok yang diperlukan untuk bisa bertahan," jelas Sharea.

"Bagi beberapa orang, ini seperti suatu hal yang normal dalam hubungan. Tapi biasanya orang tersebut hanya fokus memperbaiki pasangan mereka. Artinya, orang yang kecanduan cinta menggunakan kekurangan atau kelebihan orang lain untuk membalut identitas mereka."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini