Sukses

Meski Rawan MERS, Permintaan Perawat di Arab Melonjak

Bayaran yang menggiurkan membuat petugas kesehatan ini rela bila harus ditugaskan di Arab Saudi. Kisaran bayarannya pun senilai ratusan juta

Liputan6.com, Jakarta Petugas kesehatan berisiko tinggi mengalami sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) ketimbang masyarakat umum. Pasalnya, dari dua kasus MERS yang terjadi untuk pertama kali di Amerika Serikat, dialami oleh petugas kesehatan yang jatuh sakit tak lama setelah mereka meninggalkan pekerjaannya di rumah sakit Arab Saudi.

Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan sepertiga dari kasus MERS yang dirawat di rumah sakit yang ada di Jeddah adalah petugas kesehatan.

Meski berisiko, nyatanya permintaan untuk petugas kesehatan ke Arab Saudi masih sangatlah tinggi. Ditambah pula, Pemerintahan setempat sedang membangun ratusan rumah sakit. Apalagi, perusahaan swasta menawarkan pinjaman bebas bunga untuk membantu membangun fasilitas baru.

Dikutip Arab News, Senin (19/5/2014), Managing Director dari Perusahaan Perekrutan Houston, Texas berbasis SA Internasional, Suleiman Arabie mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir jumlah pekerja di Arab Saudi mengalami lonjakan. Sebelumnya hanya ratusan, saat ini jumlahnya mencapai ribuan.

Menurut estimasi oleh perekrut dan orang-orang yang telah bekerja di rumah sakit yang ada di sana menyebutkan, 15 persen dari dokter yang bekerja di Arab Saudi berasal dari Amerika atau Eropa. Dan 40 persen lainnya dari perawat yang berasal dari Filipina atau Malaysia.

Tampaknya, bayaran yang menggiurkan dari Pemerintahan setempat membuat para petugas kesehatan itu rela dikirim ke Arab Saudi. Bayangkan saja, untuk spesialis kardiologi dan onkologi, akan mendapatkan upah sebesar $ 1.000.000 (Rp 11,3 miliar) untuk kontrak dua tahun.

Sedangkan untuk para perawat, besaran upah yang akan didapatkan tergantung negara asalnya. Bila perawat itu berasal dari Amerika Serikat dan Kanada, maka besaran upah yang akan didapatkan berkisar 60.000 (Rp 681 juta) dalam setahun.  Sedangkan dari Filipina mendapatkan upah sebesar $ 12.000 (Rp 136 juta).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.