Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) kembali menggelar Indonesia-Europe Business Forum (IEBF) 2024. Gelaran tersebut akan diselenggarakan di Hotel Shangri-La, Jakarta, 7-8 Oktober 2024.
Dengan mengusung tema "Promoting Indonesia-Europe Business Collaboration Towards a More Sustainable and Equitable Economic Development", forum bisnis itu diharapkan mendorong interaksi bisnis antara para pelaku usaha dari kedua kawasan serta menggali potensi pasar yang selama ini belum terbuka.
Baca Juga
Diaspora Indonesia Cerita soal Hidup Sebagai Muslim di AS, Termasuk Restu Tetangga untuk Gelar Pengajian
Pertandingan Vietnam vs Indonesia di Piala AFF 2024: Faktor Pengalaman, Tantangan hingga Fokus pada Tujuan Jangka Panjang
Punya Berbagai Pilihan Energi Terbarukan, Menko Airlangga Sebut Indonesia Jadi Perhatian Berbagai Negara di Dunia
"Dalam acara ini, diharapkan akan ada kehadiran perusahaan-perusahaan Indonesia yang belum banyak tersebar di negara-negara seperti Albania, Ukraina dan lainnya," tutur Direktur Jenderal (Dirjen) Amerika dan Eropa Kemlu RI Umar Hadi dalam pernyataan pers, Jumat (27/9/2024).
Advertisement
Adapun IEBF 2024 akan fokus menargetkan perdagangan dan investasi di sektor-sektor sebagai berikut:
- Teknologi dan inovasi
- Ekonomi hijau dan ekonomi biru
- Pariwisata dan industri budaya
- Industri kreatif
- Industri kesehatan
Forum bisnis itu, sebut Hadi, turut meliputi kegiatan seperti business pitching, business matching, dan mini showcase.
"Business matching yang sudah mendaftar ada 85. Sementara dalam showcase, akan ditampilkan contoh-contoh beberapa produk yang kita anggap punya potensi besar untuk masuk di pasar Eropa atau menarik investasi dari Eropa," tambahnya.
Hadi mencatat hingga saat ini ada 353 perusahaan Indonesia dan 71 perusahaan Eropa yang akan terlibat.
"Kita notice bahwa negara-negara yang lebih semangat itu adalah negara-negara seperti Polandia, Turki, Hungaria, Bulgaria, dan lain-lain," katanya.
Disambut Baik oleh Pelaku Usaha
Penyelenggaraan kegiatan ini pun disambut baik oleh pelaku usaha sebagai kesempatan untuk mempertemukan pengusaha Indonesia dengan pelaku bisnis di Eropa.
"Kami, mengapresiasi upaya-upaya yang dilakukan oleh Kemlu yang bisa memfasilitasi business-to-business engagement yang ada karena, pada akhirnya, acara-acara seperti ini tujuannya adalah bagaimana kita bisa actually have deals," ungkap Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani yang turut hadir dalam pernyataan pers itu.
Ia menggarisbawahi bahwa tujuan utama dari forum bisnis seperti IEBF 2024 adalah untuk membangun koneksi antar pelaku usaha, terutama dengan pebisnis dari negara yang dinilai kurang dominan.
"Kalau dengan negara-negara yang kurang dominan, kami tidak mengharapkan hasil-hasil yang cepat. Buat kami adalah kesempatan untuk lebih mengenal. Karena kalau kita mau dealing sama pelaku usaha di Albania, kita benar-benar mesti tahu," jelasnya.
Lewat IEBF 2024, Shinta berharap akan ada peluang-peluang yang terbuka dalam interaksi bisnis yang dilakukan para pengusaha yang terlibat.
"Kami kedepankan sebanyak-banyaknya partisipasi dari pelaku usaha Indonesia untuk nantinya bisa di-business matching-kan dengan pelaku usaha dari Eropa sekaligus untuk membuka peluang, belajar dan mengetahui negara-negara baru yang dapat membawa kesempatan dan teknologi baru," katanya.
Â
Advertisement
Besarnya Peluang Bisnis Indonesia-Eropa
Shinta memaparkan nilai perdagangan Indonesia dan Eropa yang naik secara stabil.
"Memang kalau kita lihat dari angka ekspor yang ada, yang pasti cukup stabil. Ada kenaikan sedikit dari USD 11,29 miliar menjadi USD 11,33 miliar pada Januari sampai Agustus 2024. Kemudian, di bulan Agustus ada sedikit kenaikan dibandingkan dengan tahun lalu," paparnya.
Ia pun melihat besarnya peluang bisnis dalam perdagangan maupun investasi antara Indonesia dengan Uni Eropa.
"Uni Eropa kan besar sekali, bukan hanya beberapa negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor maupun penarikan investasi. Maka dari itu, kita coba untuk buka kesempatan bagi negara-negara lain di Eropa dan engage langsung dengan para pelaku usaha di Indonesia," tutur dia.
"Selama ini mungkin pelaku usaha dari Bulgaria, Albania, Armenia, dan lain-lain, masih bingung untuk memperluas kerja sama bisnis dengan Indonesia."