Sukses

Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta: DK PBB Terbukti Hampir Tak Mampu Redam Konflik Dunia dari Myanmar hingga Gaza

Horta mengirim pesan keras bagi lembaga internasional, termasuk DK PBB dan ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta - Ketegangan geopolitik tengah terjadi di banyak belahan dunia. Kendati demikian sejauh ini Dewan Keamanan PBB (DK PBB) dinilai hampir tidak dapat menunjukkan pengaruhnya dalam meredakan konflik.

Hal ini disampaikan oleh Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta.

"Dewan Keamanan PBB ini telah terbukti hampir tidak relevan untuk mencegah konflik, untuk menengahi, menyelesaikan konflik bahkan dalam situasi seperti Myanmar, di mana selama tiga tahun, lebih dari seribu orang meninggal, disiksa di penjara," tutur dia dalam diskusi virtual Global Town Hall 2024 yang diselenggarakan FPCI, Sabtu (7/9/2024).

Tak hanya PBB, Horta pun turut menyorot komunitas internasional yang tidak banyak bergerak dalam upaya meredakan konflik tersebut.

"Apa yang menjadi tanggapan dari masyarakat internasional adalah basa-basi terhadap apa yang disebut sentralitas ASEAN. Akan tetapi, masyarakat internasional yang sama yang sering menyerukan supremasi hukum, penentangan hukum internasional, penentangan tumpul terhadap penggunaan kekuatan dalam urusan internasional," lanjut dia.

 

2 dari 2 halaman

Komunitas Internasional Bungkam

Ia menilai bahwa komunitas internasional tidak hanya bungkam soal isu Myanmar, namun juga terhadap konflik antara Israel dan Hamas di Gaza.

"Di awal fase kekerasan di Gaza, ada tuduhan bahwa beberapa anggota PBB di Gaza, terlibat dengan Hamas. Tidak ada bukti yang diajukan namun semua donor Barat dari badan PBB segera menjatuhkan sanksi dan membatalkan semua dukungan mereka," papar Horta.

"Saya minta maaf, inilah akar dari aib PBB karena ketika kita kehilangan moralitas, ketika kita kehilangan kredibilitas karena kemunafikan standar ganda yang kita praktikkan, kita menghancurkan sistem keamanan internasional kolektif. Kita membakar jembatan kepercayaan antara belahan bumi selatan dan belahan bumi utara, dan sebagian dari kita tidak lagi peduli untuk mendengarkan basa-basi Hak Asasi Manusia."

Video Terkini