Sukses

11 Januari 1962: 2.000 Orang Tewas Akibat Tanah Longsor di Peru

Setidaknya 2.000 orang diyakini tewas setelah longsoran batu dan es yang sangat besar mengubur seluruh desa dan beberapa pemukiman di barat laut Peru.

Liputan6.com, Jakarta - Setidaknya 2.000 orang diyakini tewas setelah longsoran batu dan es yang sangat besar mengubur seluruh desa dan beberapa pemukiman di barat laut Peru.

Dikutip dari BBC, Kamis (11/1/2024) jutaan ton salju, batu, lumpur dan puing-puing berjatuhan dari gunung Huascaran -- tertinggi pegunungan Andes.

Desa Ranrahirca dan penduduknya hancur total bersama delapan kota lainnya.

Walikota Alfonso Caballero mengatakan, hanya sekitar 50 dari 500 penduduknya yang selamat.

“Dalam delapan menit wilayah Ranrahirca terhapus dari peta,” katanya.

Upaya pertolongan terhambat oleh badai yang memicu tanah longsor yang menghancurkan wilayah tersebut, namun diyakini hanya ada sedikit orang yang selamat.

Kolonel Umberto Ampuera, kepala layanan darurat, mengatakan bencana itu "seperti adegan dalam film Inferno Dante".

Dia meminta bantuan kepada pemerintah Peru untuk memulihkan komunikasi yang rusak dan menjangkau siapa saja yang selamat dari bencana tanah longsor.

Dua pesawat Angkatan Udara Peru telah membawa pasokan bantuan ke daerah tersebut dan pasukan telah dikirim ke sana untuk membuka jalan menuju Ranrahica dan daerah lain yang terputus akibat longsor salju.

Dinding besar es dan bebatuan, setinggi sekitar 12 meter (40 kaki) dan tinggi 1 km (1.000 yard), mengalir deras ke Sungai Santa.

Sungai itu naik setinggi delapan meter (26 kaki) membawa segala sesuatu yang dilaluinya menyusuri lembah Rio Santa.

Jenazah-jenazah ditemukan di pelabuhan Chimbote, 60 mil dari lokasi tragedi, tempat sungai bertemu laut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantuan dari PBB

Presiden Palang Merah Peru, Roberto Thorndike, memperkirakan antara 2.000 dan 2.500 orang tewas.

Namun pihak berwenang setempat yakin jumlah korban tewas lebih tinggi, yakni antara 3.000 dan 4.000 orang.

Wilayah ini rentan terhadap longsoran besar pada saat ini ketika gletser mencair dan pecah dan meluncur melalui "quebracas" (ngarai dalam) di lembah di bawahnya.

U Thant, penjabat Sekretaris Jenderal PBB, telah menawarkan bantuan kepada Peru untuk meringankan situasi ini.

Dalam sebuah telegram kepada Presiden Manuel Prado, dia mengatakan perwakilan dewan bantuan teknis PBB dan dana anak-anak PBB akan siap memberikan bantuan apa pun yang diperlukan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.