Sukses

4 Juni 1989: 'Neraka' di Jalur Trans-Siberian Railway Ketika Pipa Gas Meledak Hanguskan 2 Kereta, 800 Orang Lebih Dilaporkan Hilang

Ratusan orang diyakini tewas ketika pipa di sebuah jalur kereta di Rusia meledak dan membakar gerbong dari 2 kereta yang melintas. 800 orang lebih dilaporkan hilang.

Liputan6.com, Moskow - Sebuah pipa gas di sepanjang jalur kereta Trans-Siberian Railway, Rusia, meledak dan terbakar pada 4 Juni 1989.

Pipa meledak tepat ketika dua kereta api saling berpapasan secara bersamaan.

Melansir Los Angeles Times, saat itu anak-anak, wisatawan, dan penumpang lainnya terbakar dalam kobaran api.

"Ratusan orang tewas,” lapor televisi Soviet.

Lebih dari 800 orang hilang hampir 24 jam setelah ledakan dan kebakaran, lapor media resmi Soviet.

Presiden Mikhail S. Gorbachev dan sejumlah pejabat bergegas ke lokasi kecelakaan yang terletak di antara dua punggung bukit di Pegunungan Ural. 

Ledakan itu terjadi tak lama setelah pukul 01.00 waktu setempat, di daerah berhutan dekat Kota Ufa, sekitar 750 mil (1.207 km) tenggara Moskow, menurut laporan media.

Seorang politikus terkemuka mengatakan bahwa tragedi itu adalah kecelakaan kereta api terburuk dalam sejarah Soviet.

Presiden Gorbachev mengatakan bahwa dia yakin kelalaian merupakan penyebab dari kecelakaan itu. "Saya tidak bisa mengatakan dengan pasti saat ini," ucapnya.

"Tetapi para ahli mengatakan bahwa sekali lagi kami memiliki kelalaian dan pelanggaran dalam pengoperasian peralatan yang rumit," katanya dalam sebuah wawancara.

Siaran radio lokal berulang kali menyerukan donor darah dan bantuan mendesak dari semua dokter dan perawat di daerah tersebut. 

Tim petugas medis sibuk merawat dan menolong para korban. Berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Korban Tewas Diyakini Ratusan

Di penghujung hari, televisi Soviet menayangkan bagaimana para petugas medis merawat korban dengan tandu.

Beberapa dari mereka wajahnya berdarah bahkan menghitam, akibat api. Tak sedikit yang terlihat terbalut dari kepala hingga kaki.

"Jumlah pasti korban tewas akibat kecelakaan itu belum diketahui, tetapi jumlahnya mencapai ratusan dan ratusan," lapor sebuah saluran televisi.

Asap hitam mengepul terlihat di lokasi kecelakaan yang sudah hangus.

Tentara menggunakan sekop mencari jasad dari gerbong kereta yang terbakar dan terbalik serta rel kereta api yang bengkok.

“Kami harus merekomendasikan kremasi beberapa jenazah. Tidak ada yang tersisa untuk dikubur,” kata Anatoly Zykov, seorang pejabat senior Partai Komunis yang diberi tugas menyusun daftar korban.

Ledakan itu diketahui disebabkan oleh kebocoran besar bahan bakar gas cair yang merembes dari pipa.

Ledakan itu terjadi tepat ketika kereta penumpang kereta No. 211 dan No. 212 yang melintas berlawanan arah dalam perjalanan antara Siberia dan resor liburan Laut Hitam. 

3 dari 4 halaman

Ada Tanda-tanda Gas Bocor, Investigasi Segera Dilakukan

Presiden Gorbachev, dalam wawancara televisinya kala itu, mengatakan ada tanda-tanda gas bocor selama beberapa hari.

Media Soviet tidak merinci penyebab insiden tersebut tetapi melaporkan bahwa pemerintah segera membentuk komisi investigasi. 

“Saat kereta lewat, percikan api memicu ledakan,” katanya. "Benar-benar seperti neraka di sana."

Saking kuatnya, ledakan itu sampai memecahkan jendela di sebuah desa yang jaraknya 11 km dari tempat kejadian.

Dua kereta yang terlibat dalam kecelakaan itu membawa lebih dari 1.200 orang, lapor Tass

"Unit militer kemudian menyisir hutan dan pegunungan terdekat dengan harapan ada beberapa penumpang yang melarikan diri dari topan api,” kata Tass.

Beberapa korban adalah sekelompok anak-anak yang sedang dalam perjalanan ke perkemahan musim panas di Laut Hitam.

Setengah dari jumlah penumpang di tiap keretanya diyakini tewas.

Kecepatan penyebarluasan informasi mengenai kecelakaan itu merupakan bentuk kebijakan Gorbachev, untuk menunjukkan keterbukaan.

Di lokasi ledakan, para dokter mendirikan rumah sakit lapangan darurat di tenda-tenda, bahkan beberapa pasien diterbangkan dengan helikopter ke rumah sakit di tiga kota terdekat.

4 dari 4 halaman

Kereta Kargo AS Bawa Bahan Kimia Tergelincir Picu Kebakaran, 2.000 Warga Diminta Evakuasi Diri

Tragedi hampir serupa terjadi Februari lalu di AS ketika sebuah kereta kargo membawa bahan kimia tergelincir.

Kebakaran besar dilaporkan terjadi setelah insiden kereta kargo tergelincir di Amerika Serikat (AS).

"Sebuah kereta kargo tergelincir di Amerika Serikat, memicu kebakaran besar dan perintah evakuasi," kata para pejabat dan laporan pada Sabtu 4 Februari 2023 seperti dikutip dari AFP.

Sejauh ini tidak ada korban luka atau korban jiwa yang dilaporkan, setelah kereta 50 gerbong itu keluar jalur pada Jumat 3 Februari malam waktu setempat, di dekat perbatasan negara bagian Ohio-Pennsylvania.

Kereta sedang mengirimkan kargo dari Madison, Illinois, ke Conway, Pennsylvania, ketika tergelincir di East Palestine, Ohio, AS.

Menurut media setempat, beberapa ledakan terdengar saat gerbong kereta terus terbakar hingga Sabtu 4 Februari. Temperatur yang rendah menghambat upaya tersebut, karena truk pemadam kebakaran yang memompa air membeku.

Para pejabat mengatakan kereta itu membawa bahan kimia vinil klorida, lapor afiliasi lokal NBC WFMJ-TV.

 

Baca selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini