Sukses

Kisah Bunuh Diri Mahasiswi Hukum Uyghur di Xinjiang, Usai Orang Tua Ditangkap Pemerintah China

Mahasiswi kedokteran Meryem Ismayil ditemukan bunuh diri pada 2017. Kini penyebab kematiannya terungkap.

Liputan6.com, Xinjiang - Pada 2017, seorang mahasiswi hukum Uyghur bernama Meryem Ismayil ditemukan bunuh diri di asramanya. Ia merupakan mahasiswi di Universitas Xinjiang.

Kini, terkuak apa yang terjadi sebelum ia bunuh diri. Mahasiswa berusia 22 tahun dari kelompok Uyghur itu ternyata kepikiran setelah ayahnya ditangkap oleh pemerintah China.

Berdasarkan laporan Radio Free Asia, Senin (22/5/2023), sebelum Meryem bunuh diri, ayahnya ditangkap dan divonis penjara selama sembilan tahun.

Ayah dari Meryem, Ismayil Mijit, sebetulnya adalah kader Partai Komunis China dan anggota Kongres Rakyat di Desa Aqerik, Kabupaten Shayar.

Ia dipenjara karena dianggap "mengancam keamanan nasional".

Pada 2017, pemerintah China memang jor-joran menangkap kelompok Uyghur dan mengirim mereka ke pusat "re-edukasi".

Anak Bunuh Diri, Ayah Meninggal di Penjara

Dokumen mengenai Meryem dan Ismayil terungkap melalui Xinjiang Police Files yang berisi ratusan ribu identitas warga Uyghur. Dokumen-dokumen itu tersebar pada Mei 2022.

Xinjiang Police Files mengindikasikan bahwa penangkapan ayah dari Meryem Ismayil dan interograsi terhadap ibu dari mahasiswi tersebut merupakan faktor-faktor yang membuat Meryem bunuh diri.

Meryem gantung diri pada 19 Desember 2017. Ayahnya juga dinyatakan meninggal di dalam penjara.

Pihak kepolisian Universitas Xinjiang berkata bahwa Meryem memang meninggal lima tahun lalu, akan tetapi insiden itu dianggap kasus sensitif dan tak bisa dibahas.

Polisi lain yang berjaga di area asrama Meryem mengaku tidak ada hal yang aneh di Universitas Xinjiang sebelum mahasiswi itu meninggal.

Namun, polisi bernama Ömerjan Mamut itu mengaku tidak diperbolehkan membahas kasus Meryem.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Melindungi Anak

Seorang polsi di Shayar County berkata ayah dari Meryem meninggal di penjara pada Juni 2022. Ismayil ditangkap setelah anaknya menonton konten "informasi ilegal" di ponsel sang ayah.

Polisi yang memilih anonim itu berkata Ismayil memilih bertanggung jawab untuk melindungi anak perempuannya.

Konten yang ditonton itu yang membuat Ismayil ditangkap karena dianggap mengganggu keamanan nasional, sehingga dipenjara sembilan tahun.

Polisi berkata Ismayil meninggal akibat sakit. Jenazahnya telah dikembalikan ke keluarganya.

Selain itu, polisi juga memantau terus ibu dari Meryem, serta orang-orang terdekat mereka.

Ibu dari Meryem beserta empat orang lainnya juga perlu izin apabila ingin pergi dari desa.

3 dari 3 halaman

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.