Sukses

AS-Indonesia Teken Kemitraan Energi Bersih Bertenaga Nuklir

Amerika Serikat dan Indonesia mengumumkan kemitraan strategis untuk membantu Indonesia mengembangkan program energi bersih nuklirnya.

Liputan6.com, Bali - Amerika Serikat dan Indonesia mengumumkan kemitraan strategis untuk membantu Indonesia mengembangkan program energi bersih nuklirnya.

Memorandum of Agreement dan hibah afiliasi, serta penandatanganan kontrak sebagai hasil akhir di bawah Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (Partnership for Global Infrastructure and Investment/PGII), dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y. Kim, dan Wakil Asisten Utama Menlu AS, Ann Ganzer, dan Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (USTDA)

Kerja sama itu dilakukan guna mendukung minat Indonesia dalam menggunakan teknologi reaktor modular kecil (small modular reactor/SMR) untuk memenuhi tujuan keamanan energi dan iklim. 

Dalam keterangan tertulisnya Sabtu (18/3/2023), U.S. Embassy & Consulates in Indonesia mencatat bahwa proyek ini akan mendorong aksi iklim dan akses energi bersih ke berbagai tempat penting di dunia. 

Selain itu teknologi SMR memiliki potensi, sebagai bagian dari proyek lanjutan, untuk menciptakan ribuan lapangan kerja, membuka jalan bagi proyek SMR tambahan di Indonesia dan kawasan Indo-Pasifik, dan menerapkan standar tertinggi untuk keselamatan, keamanan, dan nonproliferasi nuklir.

SMR menggabungkan bebarapa fitur keselamatan yang canggih, salah satunya termasuk desain untuk menahan cuaca ekstrem dan berbagai peristiwa seismik.

Teknologi ini juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan spesifik jaringan listrik suatu negara, dengan kemampuan yang bisa ditingkatkan sesuai keinginan. 

SMR juga menyediakan daya yang andal selama 24 jam, dan melengkapi sumber energi bersih lainnya, teknologi ini memiliki lahan yang fleksibel dan bisa digunakan di tapak tanah yang kecil.

Small modular reactor atau SMR dapat memainkan peran yang sangat penting seperti dalam dekarbonisasi sektor yang sulit dikurangi. Seperti produksi hidrogen bersih, proses industri berat, dan desalinasi air untuk memenuhi tujuan dekarbonisasi dan keamanan energi, standar kualitas udara, dan kebutuhan akses air bersih.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

PGII Menawarkan Model Pembiayaan dan Pengiriman Infrastruktur

Perjanjian ini diperuntukan untuk memajukan tujuan Kemitraan Transisi Energi yang Adil (Just Energy Transition Partnership/JETP) dan akan memperkuat kepemimpinan Indonesia di kawasan ASEAN dalam penggunaan teknologi energi bersih nuklir yang canggih, aman, dan terjamin sehingga mendukung target Net Zero Emissions di Indonesia pada 2060.

"Pengumuman hari ini tentang kemitraan strategis untuk membantu Indonesia mengembangkan program energi bersih nuklir reaktor modular kecil, dan yang menjadi hasil utama di bawah Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global, merupakan tonggak penting dalam upaya Indonesia mencapai tujuan iklimnya dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan" kata Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y. Kim.

PGII menawarkan model pembiayaan dan pengiriman infrastruktur yang positif dan berkelanjutan kepada para mitra seperti Indonesia.

Saat KTT Pemimpin G20 seperti Presiden Biden, Presiden Jokowi, dan Presiden Komisi Eropa Von der Leyen menjadi tuan rumah bersama sekelompok pemimpin G20 pada November 2022 untuk memperdalam keterlibatan di bawah PGII, yang bertujuan mengucurkan 600 miliar USD untuk investasi infrastruktur global pada 2027.

Kemudian kemitraan ini akan menghasilkan infrastruktur yang berkualitas dan berkelanjutan yang nantinya bisa mengubah kehidupan orang-orang di seluruh dunia.

Adanya investasi strategis ini untuk memperkuat dan mendiversifikasi rantai pasokan, serta memajukan keamanan nasional dan ekonomi bersama.

3 dari 4 halaman

Kerja Sama Amerika dan Indonesia di Bidang Energi Bersih

Selain penandatanganan kerja sama untuk proyek SMR, pemerintah RI melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Amerika Serikat menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Clean Energy Working Group Indonesia-Amerika Serikat. Kesepakatan ini menandai pendirian kelompok kerja untuk pengembangan energi bersih di Indonesia.

MoU tersebut ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana bersama Assistant Secretary of Commerce dan Director General of the US and Foreign Commercial Service, US Department of Commerce Arun Venkataraman.

Rida menyampaikan, MoU Clean Energy Working Group akan menjadi dasar dari kerja sama serta mendorong kerja sama bilateral di bidang energi bersih. Termasuk mempromosikan teknologi kota pintar untuk ibu kota Nusantara alias IKN.

"MoU ini akan menjadi dasar hubungan kerjasama serta mendorong dan mempromosikan kerjasama bilateral di bidang energi bersih dan terbarukan di Indonesia. Ini akan mencakup berbagai bidang, seperti CCUS, keamanan siber, teknologi SMR, panas bumi, bioetanol, dan teknologi kota pintar untuk ibu kota baru, IKN," jelasnya di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (16/3/2023).

Baca selengkapnya disini... 

4 dari 4 halaman

Amerika Serikat Luncurkan Program Resilient Coffee untuk Dukung Petani Kopi Indonesia

Selain itu Pemerintah AS, melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), mengumumkan peluncuran Indonesia Coffee Enterprise Resilience Initiative (Resilient Coffee), sebuah kemitraan baru dengan perusahaan minuman AS Keurig Dr Pepper dan lembaga non pemerintah dari AS Root Capital, untuk menyediakan kredit kepada usaha pertanian di pedesaan.

Komunitas petani kopi di Indonesia menghadapi krisis yang menumpuk karena volatilitas pasar, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan gender menimbulkan tantangan besar bagi masyarakat pedesaan dan usaha sektor pertanian, demikian disebutkan dalam rilis dari Kedubes Amerika Serikat di Jakarta, Senin 19 Januari 2022.

Untuk mengatasi masalah ini, Resilient Coffee akan mendukung 14 perusahaan kopi di Aceh, Jawa Timur, dan Sumatera Utara, yang menjangkau 14.000 petani kecil, sekaligus mempromosikan pertanian berkelanjutan yang menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan hidup.

“Kurangnya keterampilan manajemen bisnis dan akses terhadap kredit telah menghambat perusahaan kopi untuk memanfaatkan potensi penuh para petani untuk berkembang,” kata Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen.

Baca selengkapnya disini... 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.