Sukses

Tabrakan Maut 2 Kereta di Yunani: Protes Meletus dan Serikat Pekerja Mogok

Seorang warga menilai bahwa tabrakan maut yang terjadi pada Selasa malam antara kereta penumpang dan kereta barang sesungguhnya hanyalah perkara menunggu waktu...

Liputan6.com, Athena - Protes meletus di Yunani atas tabrakan kereta penumpang dan kereta barang pada Selasa (28/2/2023) malam, yang menewaskan 43 orang.

Di luar markas Hellenic Train di Athena -perusahaan yang bertanggung jawab memelihara jalur kereta Yunani- para pendemo dilaporkan terlibat bentrok dengan polisi. Protes juga diadakan di Thessaloniki dan Kota Larissa, di dekat lokasi tabrakan kereta.

Pemerintah Yunani telah mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari.

Gerbong depan kereta penumpang sebagian besar hancur. Mayoritas dari 350 penumpang kereta adalah pelajar berusia 20-an yang kembali ke Thessaloniki setelah akhir pekan yang panjang menyusul Prapaskah Ortodoks Yunani.

Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengatakan, "kesalahan manusia yang tragis" harus disalahkan atas bencana tersebut.

Seorang kepala stasiun berusia 59 tahun di Larissa telah didakwa melakukan pembunuhan karena kelalaian. Dia membantah melakukan kesalahan, menyebut kecelakaan itu terjadi karena kesalahan teknis.

Anggota serikat pekerja percaya sistem keselamatan tidak berfungsi dengan baik, dengan peringatan berulang tentang hal ini telah disuarakan selama bertahun-tahun.

Sebagai wujud protes dan berkabung, para pekerja kereta melancarkan aksi mogok pada Kamis (2/3) atas apa yang mereka katakan sebagai pengabaian resmi perkeretaapian.

"Rasa sakit telah berubah menjadi kemarahan bagi puluhan rekan kerja dan sesama warga yang tewas dan terluka," kata serikat pekerja dalam pernyataan yang mengumumkan aksi mogok tersebut seperti dilansir BBC, Kamis.

"Pengabaian yang ditunjukkan selama bertahun-tahun oleh pemerintah kepada perkeretaapian Yunani menyebabkan hasil yang tragis."

Menteri Transportasi Kostas Karamanlis mengundurkan diri pasca tabrakan tersebut. Dia mengatakan akan bertanggung jawab atas "kegagalan lama" pihak berwenang untuk memperbaiki sistem kereta api yang menurutnya tidak cocok untuk Abad ke-21.

Tetapi, di luar rumah sakit tempat jenazah korban kecelakaan dibawa, sebuah spanduk yang digantung menuding bahwa setiap kegagalan sistemik akan ditutup-tutupi dalam penyelidikan resmi yang sedang berlangsung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sengkarut Perkeretaapian Yunani

Dalam sebuah acara hening di Larissa pada Rabu yang digelar untuk mengenang para korban, seorang demonstran mengatakan, dia merasa bahwa bencana tabrakan kereta yang terjadi itu hanyalah masalah waktu.

"Jaringan kereta bermasalah, dengan staf yang lelah dan dibayar rendah," kata seorang mahasiswa kedokteran dari Siprus Nikos Savva kepada kantor berita AFP. "Kepala stasiun yang ditangkap seharusnya tidak membayar harga atas seluruh sistem yang sakit."

Seorang dokter yang berbasis di Larissa, Costas Bargiotas, menuturkan kepada AFP, "Ini adalah kecelakaan yang tidak dapat diterima. Kami telah mengetahui situasi ini selama 30 tahun."

Di lokasi kecelakaan kereta terburuk di negara itu, tim penyelamat masih bekerja.

Sementara itu, sejumlah keluarga telah tiba di rumah sakit untuk memberikan sampel DNA agar dapat segera mengidentifikasi kerabat mereka.

Tetapi ini akan menjadi proses yang semakin sulit. Pasalnya, juru bicara pemadam kebakaran Vassilis Varthakogiannis mengatakan bahwa suhu di dalam gerbong pertama telah mencapai 1.300 celsius, sehingga menyulitkan untuk mengidentifikasi orang-orang yang berada di dalamnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.