Sukses

Israel Setop Sementara Pembangunan Pemukiman Yahudi, Deal di Balik Layar dengan AS dan Palestina?

DK PBB seharusnya mengeluarkan resolusi untuk merespons kebijakan legalisasi pemukiman Yahudi oleh Israel, tapi kemudian yang diumumkan hanya pernyataan simbolis.

Liputan6.com, Washington - Israel mengatakan akan menghentikan sementara pembangunan pemukiman baru Yahudi di Tepi Barat yang diduduki selama beberapa bulan mendatang. Langkah itu diduga kuat merupakan hasil dari pembicaraan di balik layar antara Amerika Serikat (AS) dengan pejabat Israel dan Palestina.

Palestina sendiri menghadapi kritik karena menyetujui penarikan draf resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB tentang pemukiman Yahudi.

Alih-alih mengeluarkan resolusi, DK PBB malah mengumumkan pernyataan simbolis yang mengungkapkan kekhawatiran dan kekecewaan mendalam pada perkembangan situasi terakhir. Demikian dikutip dari BBC, Selasa (21/2/2023).

Pekan lalu, Israel mengumumkan legalisasi sembilan pemukiman baru dan menyetujui rencana serta pembangunan hampir 10.000 unit rumah baru di pemukiman yang sudah berdiri.

Israel diprediksi tidak akan menghentikan langkah-langkahnya tersebut.

Washington sebelumnya telah secara terbuka memperingatkan Israel, sekutu terdekatnya di Timur Tengah, untuk tidak mengizinkan pemukiman baru.

Pemukiman Yahudi, ilegal menurut hukum internasional, meskipun Israel membantahnya.

Ketika pengumuman tentang pemukiman dibuat oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, AS bersama dengan Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris mengatakan, itu "sangat bermasalah".

Di lain sisi, draf resolusi DK PBB yang seharusnya akan diajukan oleh Uni Emirat Arab, disebut juga tidak membantu.

Resolusi itu sejatinya akan menegaskan kembali bahwa pendirian pemukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki sejak 1967, termasuk Yerusalem Timur, tidak memiliki validitas hukum dan merupakan pelanggaran hukum internasional secara terang-terangan.

Saat memberi tahu DK PBB bahwa tidak akan ada pemungutan suara untuk menghasilkan resolusi, Uni Emirat Arab menyinggung soal pembicaraan positif antar mitra - merujuk ke AS, Palestina, dan Israel.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Desas-Desus

Kabar lain menyebutkan bahwa untuk mencapai kesepakatan pembatalan draf resolusi DK PBB, Israel juga setuju untuk mengurangi penggusuran warga Palestina dan penghancuran rumah mereka.

Di daerah-daerah di bawah kendali Israel, warga Palestina sering membangun tanpa izin. Israel menganggap bangunan seperti itu ilegal dan baru-baru ini mengintensifkan tindakan untuk menghancurkannya, memicu kekhawatiran tentang kemungkinan pecahnya kekerasan dalam beberapa bulan mendatang.

Hamas, yang memerintah Gaza, mengkritik keputusan Otoritas Palestina (PA) yang dipimpin Mahmoud Abbas.

"Tampaknya PA bersikeras membeli ilusi dari pemerintah AS dan pemerintah pendudukan (Israel) dan ini tidak mencerminkan semangat rakyat Palestina," kata juru bicara Hamas Hazem Qassem.

Ketua Partai Prakarsa Nasional Palestina Mustafa Barghouti mengatakan bahwa sikap PA sesuai dengan kepentingan Washington.

"AS sekarang dapat terus mengklaim menentang pembangunan pemukiman sambil mempertahankan kemunafikan tentang solusi dua negara. Sementara itu, mereka menyaksikan Israel menghancurkannya melalui pembangunan pemukiman yang berkelanjutan," kata Mustafa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.