Sukses

Perang Rusia-Ukraina: Rusia Luncurkan Serangan Drone dan Rudal di Selatan dan Timur Ukraina

Rusia diyakini sedang merencanakan serangan besar-besaran ke Ukraina. Serangan tersebut diprediksi paling cepat terjadi minggu depan sebelum peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.

Liputan6.com, Kyiv - Rusia meluncurkan serangan drone dan rudal ke bagian selatan dan timur Ukraina. Sirene serangan udara terdengar di sebagian besar wilayah Ukraina pada Kamis (9/2/2023) malam waktu setempat.

Administrator militer di wilayah Dnipropetrovsk Serhiy Lysak mengatakan, drone Shahed terdeteksi dalam perjalanan ke daerah tersebut.

Saluran Dnipro Info Telegram melaporkan suara drone Iran yang "mirip sepeda kumbang" melayang di langit. Mereka memperingatkan, "Pergi ke tempat perlindungan dan diam di sana."

Setidaknya satu drone dilaporkan berhasil ditembak jatuh.

Gubernur wilayah Mykolaiv Vitalii Kim menuturkan bahwa drone terlihat menuju ibu kota regional, yang telah berulang kali ditembaki sejak invasi besar-besaran Rusia hampir setahun lalu.

"Jumlahnya tidak banyak," tulisnya di saluran Telegram-nya seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (10/2).

Pada Jumat dini hari, pasukan Rusia juga melancarkan serangkaian serangan yang melumpuhkan pasokan listrik ke beberapa bagian di Kharkiv.

Laporan serangan drone muncul pula di wilayah Zaporizhzhia, di mana pertempuran terjadi di garis depan yang luas antara pasukan Rusia dan Ukraina. Pertahanan udara Ukraina disebut berfungsi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Eskalasi Maksimum

Di Donbas timur, penduduk Kota Kramatorsk dan Sloviansk yang dikuasai Ukraina mengaku mendengar ledakan. Kedua pusat kota tersebut dekat dengan Bakhmut, tempat pertempuran berkecamuk selama berbulan-bulan.

Pasukan Rusia berusaha mengepung Bakhmut sebagai awal serangan terhadap Kramatorsk, pusat militer utama Ukraina.

Rentetan serangan semalam terjadi beberapa jam setelah gubernur untuk wilayah Luhansk mengatakan bahwa Rusia telah melancarkan serangan besar di timur Ukraina dan mencoba menerobos pertahanan di dekat Kota Kreminna.

Serhiy Haidai mengatakan kepada TV Ukraina bahwa pasukan Rusia telah melakukan serangan dan mencoba bergerak maju ke arah barat melintasi lanskap salju dan hutan musim dingin. Menurutnya, ada eskalasi maksimum dan peningkatan besar dalam penembakan.

"Serangan ini praktis terjadi setiap hari. Kami melihat kelompok-kelompok kecil (tentara Rusia) mencoba maju, terkadang dengan dukungan lapis baja berat – kendaraan tempur infanteri dan tank – dan terkadang tidak. Ada tembakan terus menerus," kata Haidai.

Dia mengklaim serangan itu tidak berhasil. "Sampai saat ini mereka belum berhasil. Pasukan kami telah mampu menahan mereka sepenuhnya."

Ada laporan lebih lanjut yang belum dikonfirmasi tentang 30-40 serangan drone Shahed yang diluncurkan dari Mariupol yang diduduki dan menuju ke wilayah yang dikuasai Ukraina.

Serangan itu terjadi beberapa jam setelah tur Presiden Volodymyr Zelenskiy ke sejumlah negara Eropa, yaitu Inggris, Prancis, dan Belgia untuk mendapatkan tambahan bantuan persenjataan.

3 dari 3 halaman

Rusia Diyakini Merencanakan Serangan Besar-Besaran

Barat yakin bahwa Rusia sedang merencanakan serangan besar-besaran ke Ukraina. Diduga serangan tersebut paling cepat terjadi minggu depan sebelum peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.

Tujuan utama serangan itu diyakini untuk merebut wilayah Donbas, termasuk Luhansk, yang sebagian dikuasai Ukraina.

Waktu serangan tidak diketahui. Sumber-sumber pemerintah Ukraina mengatakan satu skenario akan mencakup serangan rudal balistik di sejumlah kota besar, termasuk Kyiv.

Pasukan Rusia, yang membawa bala bantuan setelah pasukan Ukraina merebut kembali hampir seluruh Provinsi Kharkiv dan mendorong mereka ke Luhansk pada musim gugur lalu, sekarang bergerak maju di sepanjang garis depan yang luas di barat Kota Svatove dan Kreminna.

Menembus garis Ukraina akan membawa pasukan Rusia selangkah lebih dekat ke Kota Kramatorsk.

Haidai mengatakan Ukraina membutuhkan peralatan berat dan amunisi artileri, "Dengan demikian kita tidak hanya dapat mempertahankan pertahanan, tetapi juga melakukan operasi serangan balik yang baik."

"Pertempuran semakin intensif. Mereka meluncurkan serangan lain tadi malam. Sejauh ini kami mempertahankan posisi kami, tetapi itu sulit. Mereka menyerang dalam kelompok kecil, biasanya kelompok yang terdiri dari 15 orang. Kami memiliki banyak yang terluka tetapi mereka lebih banyak korban," ujar Artur, seorang tentara Ukraina yang bertempur di Kreminna.

Dalam laporan terbarunya, Institute for the Study of War (ISW) mengonfirmasi peningkatan yang nyata dalam operasi di daerah tersebut selama seminggu terakhir. Rusia, sebut laporan itu, telah membuat keuntungan marjinal di sepanjang perbatasan antara Provinsi Kharkiv dan Luhansk, termasuk di Desa Dvorichne.

"Serangan itu mungkin belum mencapai tempo penuh," ungkap laporan tersebut. "Komitmen elemen signifikan dari setidaknya tiga divisi utama Rusia untuk operasi ofensif di sektor ini menunjukkan serangan telah dimulai...”

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.