Sukses

Kematian Tyre Nichols: 5 Eks Polisi Didakwa Penyerangan hingga Pembunuhan, Presiden Joe Biden Serukan Aksi Damai

Keluarga Tyre Nichols menyebutkan bahwa hasil autopsi menunjukkan dia dipukuli dengan kejam.

Liputan6.com, Washington - Lima mantan petugas polisi didakwa dengan pembunuhan tingkat dua atas kematian Tyre Nichols. Pemuda kulit hitam itu meninggal tiga hari setelah penangkapannya yang kejam di pemberhentian lampu merah di Memphis, Tennessee, Amerika Serikat, pada 7 Januari 2023 atas tuduhan mengemudi sembrono.

Kelima mantan polisi, yang seluruhnya berkulit hitam, juga menghadapi tuduhan penyerangan, penculikan, pelanggaran resmi dan penindasan resmi. Keluarga Nichols menyebutkan bahwa hasil autopsi menunjukkan dia dipukuli dengan kejam.

"Ini bukan hanya kegagalan profesional," kata Cerelyn Davis, wanita kulit hitam pertama yang menjabat sebagai kepala polisi kota, seperti dikutip dari BBC, Jumat (27/1/2023). "Ini adalah kegagalan dasar kemanusiaan terhadap individu lain."

Lima eks polisi, yaitu Tadarrius Bean, Demetrius Haley, Desmond Mills Jr, Emmitt Martin III dan Justin Smith yang semuanya bergabung dengan Departemen Kepolisian Memphis dalam enam tahun terakhir, dipecat pekan lalu setelah penyelidikan menemukan mereka bertanggung jawab langsung atas penganiayaan fisik terhadap Nichols.

"Putraku sangat luar biasa," kata ibu Nichols, Rowvaughn Wells. "Tidak ada yang sempurna, tapi dia mendekati itu."

Wells menyebut kematian putranya sebagai "pembunuhan".

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terjadi 2 Konfrontasi

Pengacara keluarga, menjelaskan bahwa Nichols dihentikan oleh polisi dalam perjalanan pulang setelah mengambil foto matahari terbenam di taman setempat.

Sementara itu, pejabat kota mengatakan polisi menghentikan Nichols karena pria itu mengemudi sembrono dan dua "konfrontasi" pun terjadi.

Pertama, itu terjadi ketika petugas mendekati kendaraannya dan dia berusaha melarikan diri dengan berjalan kaki. Konfrontasi kedua terjadi ketika petugas mencoba menangkapnya.

Menurut pengacara, rekaman penangkapan Nichols menunjukkan bahwa pria itu disemprot merica, disetrum, hingga ditendang.

Nichols kemudian mengeluh sesak napas dan dibawa ke rumah sakit, di mana dia berada dalam kondisi kritis.

Para pejabat mengatakan, Nichols "meninggal karena luka-lukanya" pada 10 Januari, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Penyebab resmi kematian belum diungkapkan.

3 dari 3 halaman

Sangat Menyakitkan

Pendeta Al Sharpton, seorang pemimpin hak-hak sipil AS, mengatakan kepada BBC bahwa kejahatan yang menimpa Nichols sangat menyakitkan mengingat warna kulit kelima polisi yang terlibat dalam kematian Nichols.

"Kami berjuang untuk menempatkan orang kulit hitam di kepolisian," katanya. "Bagi mereka untuk bertindak dengan cara yang brutal lebih mengerikan daripada yang bisa saya katakan."

Sharpton juga mengatakan dia yakin hasilnya akan berbeda jika korban yang diduga dalam insiden itu berkulit putih.

"Saya tidak percaya kelima petugas polisi kulit hitam ini akan melakukan ini seandainya dia adalah pemuda kulit putih," ujarnya.

FBI dan Kementerian Kehakiman telah membuka penyelidikan hak sipil atas kematian Nichols.

Dalam sebuah pernyataan, Presiden Joe Biden mengirimkan belasungkawa kepada keluarga korban dan seluruh Kota Memphis.

"Saat rakyat AS berduka, Kementerian Kehakiman melakukan penyelidikan, dan otoritas negara melanjutkan pekerjaan mereka, saya bergabung dengan keluarga Tyre untuk menyerukan protes damai," katanya. "Kemarahan bisa dimengerti, tapi kekerasan tidak pernah bisa diterima."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.