Sukses

Biografi Vivienne Westwood, Guru Sekolah yang Jadi Desainer Ratu Fesyen Punk

Berikut ini sekilas biografi Vivienne Westwood, guru sekolah yang kemudian menjelma jadi desainer berjuluk ratu punk fashion.

Liputan6.com, Jakarta - Vivienne Westwood meninggal dunia. Desainer nyentrik dan ikonis itu mengembuskan napas terakhirnya dalam usia 81 tahun.

Kabar tersebut dibagikan oleh Instagram resmi dari Vivienne Westwood pada Kamis 29 Desember 2022.

"29 Desember 2022. Vivienne Westwood meninggal hari ini, dengan damai dan dikelilingi oleh keluarganya, di Clapham, London Selatan," mengutip dari Instagram @viviennewestwood.

Rumah mode miliknya menyampaikan kabar tersebut lewat media sosial dengan menyatakan, "Dia meninggal dengan tenang dan dikelilingi keluarganya di Clapham, London selatan."

Dari biografi Vivienne Westwood mengutip situs Brittanica, Jumat (30/12/2022), diketahui bahwa desainer fashion maverick berpengaruh yang memainkan peran kunci dalam gerakan punk itu memiliki nama lengkap Dame Vivienne Isabel Westwood (Vivienne Isabel Swire, nama gadisnya). Ia lahir 8 April 1941, di Glossop, Derbyshire, Inggris.

Perancang busana Inggris yang terkenal dengan pakaiannya yang provokatif, dengan rekannya, Malcolm McLaren, telah memperluas pengaruh gerakan musik punk tahun 1970-an ke dalam mode.

Dia adalah seorang guru sekolah sebelum menikah dengan Derek Westwood pada tahun 1962 (bercerai tahun 1965). Seorang desainer otodidak itu pada tahun 1965 bertemu dengan McLaren dan tinggal bersamanya, manajer masa depan band punk Sex Pistols.

Bersama-sama mereka mengejar karir di bidang fashion. Awalnya, mereka mengoperasikan Let It Rock, sebuah kios yang menjual pakaian vintage bekas tahun 1950-an bersama dengan koleksi rekaman rock-and-roll McLaren.

Westwood memproduksi desain pakaian berdasarkan ide-ide provokatifnya. T-shirt mereka yang disesuaikan, yang robek dan dihiasi dengan slogan dan gambar anti-kemapanan yang mengejutkan, dan celana perbudakan mereka — celana hitam dengan tali yang terinspirasi oleh kostum sadomasokis — terbang keluar dari toko London tempat pasangan itu menjadi pemiliknya pada tahun 1971.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kiblat Mode Remaja dengan Desain Nyentrik

Butik mereka— dengan berbagai nama seperti Too Fast to Live, Too Young to Die; Sex; dan Seditionaries — adalah kiblat mode remaja. Namun, citra fesyen mereka yang bermuatan erotis membuat marah pers sayap kanan Inggris. Nyentrik!

Segera setelah Westwood dan McLaren mementaskan Pirates, koleksi siap pakai komersial pertama mereka, pada tahun 1981, mereka mengakhiri hubungan pribadi mereka. Mereka tetap menjadi mitra profesional selama lima tahun setelahnya, tetapi Westwood segera menetapkan identitasnya sebagai desainer independen terkemuka.

Desain "mini-crini" Westwood —  yang diproduksi dari katun dan wol yang memulai debutnya sebagai bagian dari koleksi musim semi-musim panas 1985 — menandai titik balik.

Selama dua dekade berikutnya dia menciptakan koleksi yang mengambil inspirasi dari sumber-sumber klasik, terutama lukisan Jean-Honoré Fragonard, François Boucher, dan Thomas Gainsborough, serta pakaian sejarah Inggris, termasuk bustle atau rangka untuk ronk wanita abad ke-19, yang dipadukan Westwood dengan gaun rajutan yang rumit dan rok mini tartan.

3 dari 4 halaman

Ratu Fesyen Punk

Menurut sejumlah sumber, awal mula label Vivienne Westwood tak lepas dari band rock asal Inggris Sex Pistols.

Desain yang dibuat juga mengambil elemen-elemen punk rock, sesuai dengan band tersebut.

Sebagai contoh saat Sex Pistols meluncurkan lagu God Save The Queen di tahun 1977, ibu dua anak ini juga merancang kaus dengan gambar Ratu Elizabeth II dengan slogan yang sama. Alhasil, punk rock pun menjadi pengaruh besar baginya dan lingkungan sekitar.

Sang desainer pun akhirnya dikenal sebagai Queen of Punk atau Ratu Fesyen Punk

 

4 dari 4 halaman

Melakukan yang Disukai Hingga Akhir Hayat

Brand Westwood juga menyatakan di Instagram bahwa Vivienne Westwood terus melakukan hal yang disukainya sampai hari terakhirnya. "Mendesain, mengerjakan karya seninya, menulis bukunya, dan mengubah dunia agar lebih baik. Dia menjalani kehidupan yang luar biasa. Inovasi dan pengaruhnya selama 60 tahun terakhir sangat besar dan akan terus berlanjut hingga masa depan," sambung keterangan yang tertera.

Dikutip dari laman The Sun, Jumat (30/12/2022), penyebab kematian Westwood tidak diungkap. Hanya saja, Andreas Kronthaler, suami dan partner kreatif Vivienne menegaskan bahwa ia akan menyimpan sosok desainer itu di hatinya.

"Kita bekerja sama sampai akhir dan dia memberiku banyak hal untuk melanjutkannya. Terima kasih sayang."

“Hingga akhir hayatnya, Vivienne terus melakukan hal-hal yang ia cintai, merancang, mengerjakan karya seninya, menulis buku, dan mengubah dunia menjadi lebih baik. Ia menjalani kehidupan yang luar biasa. Inovasi dan pengaruhnya selama 60 tahun terakhir begitu besar dan akan terus berlanjut pada masa depan,” begitu pernyataan labelnya.

Karier desain Westwood dimulai sejak 1970an, tak lama setelah ia bertemu Malcolm McLaren yang memanajeri grup Sex Pistols. Dikutip dari Page Six, Westwood dan McLaren lalu bersama-sama membuka butik terkenal mereka di King's Road, London, yang dinamai Sex.

Butik itu menjual item fesyen provokatif yang terinspirasi fetish, sesuai dengan nama butik mereka. Belakangan, butik itu beradaptasi seiring perkembangan zaman.

"Itu mengubah cara pandang orang-orang. Saya sangat bergairah akan punk, melihat apakah seseorang dapat berbicara dalam sistem dengan cara tertentu. Saya menyadari tidak ada subversi tanpa ide. Tidaklah cukup hanya ingin menghancurkan segalanya," tutur Westwood tentang pekerjaannya dalam sebuah kesempatan.

Tak sedikit pesohor dunia yang merasa kehilangan atas kematian Vivienne Westwood. Mereka menyebut mendiang adalah sosok legendaris yang tak akan terganti.

“Aku begitu berduka mengetahui wafatnya desainer legendaris dan aktivis Dame Vivienne Westwood. Doaku menyertai keluarganya dalam masa dukacita ini,” tulis Victoria Beckham, di Instagram Stories.

Claudia Schiffer, supermodel era 1990-an juga mengenang mendiang. “Sang jenius @viviennewestwood, suaranya yang unik tak akan bisa digantikan dan akan selalu dikenang,” begitu isi unggahannya di Instagram Stories.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.