Sukses

Kronologi hingga Jumlah Korban, Ini Rangkuman Lengkap soal Tragedi Halloween di Itaewon

Tragedi Halloween di Itaewon telah memakan ratusan korban.

Liputan6.com, Seoul - Biasanya setiap akhir pekan, gang-gang sempit Itaewon, distrik kehidupan malam yang diterangi lampu neon di ibu kota Korea Selatan, Seoul, dipenuhi oleh para pengunjung hingga turis. Namun sekarang ini, Itaewon adalah lokasi salah satu bencana terburuk di negara itu.

Pada Sabtu malam, puluhan ribu orang membanjiri daerah di pusat Kota Seoul untuk merayakan Halloween. Namun, kepanikan meletus ketika kerumunan membengkak, dengan beberapa saksi mengatakan menjadi sulit untuk bernapas dan tidak mungkin untuk bergerak.

Hingga hari Minggu, jumlah korban tewas meningkat menjadi 154, dengan puluhan lainnya terluka. 

Pihak berwenang kini telah meluncurkan penyelidikan mendesak untuk mencari tahu bagaimana apa yang seharusnya menjadi malam perayaan menjadi sangat salah, ketika keluarga di seluruh negeri berduka dan mencari orang-orang terkasih mereka yang hilang.

Dilansir CNN, Senin (31/10/2022), berikut adalah rangkuman lengkap soal tragedi Halloween di Itaewon:

Mengapa kerumunan jadi begitu besar?

Itaewon telah lama menjadi tempat populer untuk merayakan Halloween, terutama karena liburan ini menjadi lebih populer di Asia dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa bahkan terbang ke Seoul dari sejumlah wilayah lain untuk meramaikan perayaan tersebut.

Tetapi selama dua tahun terakhir, perayaan diredam oleh pembatasan pandemi pada ukuran kerumunan dan mandat masker karena COVID-19.

Akhir pekan kemarin menandai Halloween pertama sejak negara itu mencabut pembatasan ini – memberikannya arti khusus bagi banyak peserta yang bersemangat di Seoul, serta pengunjung internasional termasuk penduduk asing dan turis.

Hotel dan acara di wilayah itu telah dipesan jauh-jauh hari sebelumnya dan ditunggu-tunggu oleh banyak orang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa yang Terjadi Kemudian?

Saksi mata mengatakan kepada CNN bahwa sangat sedikit–-jika ada–-pengendalian massa sebelum berubah menjadi tragedi mematikan.

Video dan foto yang di-posting ke media sosial menunjukkan orang-orang berdesakan, berdiri bahu-membahu di jalanan yang sempit.

Seorang saksi mata mengatakan butuh beberapa waktu bagi orang untuk menyadari ada sesuatu yang salah, dengan teriakan panik orang-orang bersamaan dengan musik yang menggelegar dari klub dan bar di sekitarnya.

Setelah panggilan darurat pertama datang sekitar pukul 10.24 malam, pihak berwenang bergegas ke tempat kejadian. Namun, banyaknya orang membuat sulit untuk menjangkau mereka yang membutuhkan bantuan.

Video yang di-posting ke media sosial menunjukkan orang-orang melakukan pertolongan pertama pada pengunjung pesta lainnya yang tergeletak di tanah saat mereka menunggu bantuan medis.

Ribuan orang yang mengenakan kostum Halloween berkontribusi pada rasa kebingungan dan kekacauan yang meluas. Seorang saksi menggambarkan melihat seorang petugas polisi berteriak selama kekacauan, tetapi beberapa orang yang bersuka ria justru mengira dia sebagai pengunjung pesta lainnya.

Penyebab kekacauan masih dalam penyelidikan, meskipun para pejabat mengatakan tidak ada kebocoran gas atau kebakaran di lokasi.

3 dari 4 halaman

Siapa Saja Korbannya?

Korbannya masih muda, kebanyakan berusia remaja dan awal 20-an, kata pihak berwenang. Terkenal dengan kehidupan malam dan restorannya yang trendi, Itaewon memang populer di kalangan backpacker dan mahasiswa internasional.

Di antara 154 orang tewas setidaknya 26 warga negara asing, menurut pihak berwenang, dengan korban dari negara-negara termasuk Amerika Serikat, China, Iran, Thailand, Sri Lanka, Jepang, Australia, Norwegia, Prancis, Rusia, Austria, Vietnam, Kazakhstan dan Uzbekistan. 

Semua kecuali satu korban telah diidentifikasi, Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo mengatakan dalam sebuah pengarahan pada hari Senin. Korban termasuk 56 pria dan 97 wanita.

Kementerian Pendidikan Korea Selatan mengatakan pada hari Senin bahwa enam siswa sekolah termasuk di antara yang tewas, termasuk satu di sekolah menengah. Tiga guru juga meninggal.

Hingga hari Minggu pukul 17.00 waktu setempat, jumlah korban luka telah meningkat menjadi 133 orang, 37 di antaranya luka parah, kata kementerian tersebut.

Pemerintah kota Seoul mengatakan lebih dari 4.000 laporan orang hilang telah diterima. Jumlah itu dapat mencakup beberapa laporan untuk orang yang sama, atau laporan yang diajukan Sabtu malam untuk orang-orang yang telah ditemukan.

Polisi mengatakan tidak ada pencarian aktif untuk mereka yang dilaporkan hilang karena mereka yakin tidak ada yang hilang dari tempat kejadian; sebaliknya, mereka mengatakan laporan orang hilang telah digunakan untuk membantu mengidentifikasi mereka yang meninggal.

4 dari 4 halaman

Apa Tanggapan Pemerintah?

Lee Sang-min, Menteri Dalam Negeri dan Keamanan, mengatakan pada hari Minggu bahwa "sejumlah besar" polisi dan pasukan keamanan telah dikirim ke bagian lain Seoul pada hari Sabtu sebagai tanggapan atas kemungkinan protes di sana.

Sementara itu di Itaewon, massanya tidak terlalu besar, katanya, sehingga hanya pasukan keamanan "normal" yang dikerahkan di sana.

Saat bencana terjadi Sabtu malam, lebih dari 1.700 pasukan tanggap darurat dikirim, termasuk lebih dari 500 petugas pemadam kebakaran, 1.100 petugas polisi, dan sekitar 70 pegawai pemerintah.

Presiden Yoon Suk Yeol mengadakan pertemuan darurat dan mendesak para pejabat untuk mengidentifikasi korban tewas sesegera mungkin.

Tetapi bahkan beberapa jam kemudian, keluarga masih menunggu untuk mengetahui apakah orang yang mereka cintai selamat.

Segera setelah itu, banyak orang dipindahkan ke fasilitas terdekat, sementara jenazah korban dibawa ke beberapa kamar mayat rumah sakit. Keluarga berkumpul di lokasi dekat tempat kejadian, di mana para pejabat mengumpulkan nama-nama yang hilang dan meninggal.

Yoon berjanji untuk menerapkan langkah-langkah baru untuk mencegah insiden serupa terjadi lagi, dengan mengatakan pemerintah akan “melakukan inspeksi darurat tidak hanya untuk acara Halloween tetapi juga untuk festival lokal dan mengelolanya secara menyeluruh sehingga dilakukan dengan tertib dan aman.”

Pemerintah juga akan memberikan perawatan psikologis dan dana untuk keluarga yang meninggal dan terluka. 

Pasca insiden, pihak berwenang telah menyatakan masa berkabung nasional hingga 5 November, dan menetapkan distrik Yongsan-gu, tempat Itaewon berada, sebagai daerah bencana khusus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.