Sukses

Bisnis Kontroversial di Thailand, Tawarkan Trip Memancing Ditemani Wanita Tanpa Busana

Penyelenggara tur perahu di Thailand sedang ramai diperbincangkan karena bisnis kontroversialnya yang menyediakan trip memancing dengan ditemani wanita tanpa busana.

Liputan6.com, Bangkok - Pebisnis di Chon Buri, Pattaya, Thailand baru-baru ini meningkatkan promosi bisnis trip memancingnya dengan cara yang cukup kontroversial.

Iklan yang disebarkan di media sosial itu berisi serangkaian foto cabul. Misalnya, foto berisi dua pria yang tampak sedang memancing di atas kapal dan duduk di sebelah dua wanita telanjang yang berpose dengan kaki terbuka.

"Memancing ikan sekaligus menikmati pemandangan selama empat jam. Hanya 3000 baht (Rp1,2 juta) per orang, sudah termasuk sashimi dan minuman. Dapatkan 'lebih banyak' untuk malam ini. Sampai jumpa pukul 19.00 di Pantai Bang Saray," tulisnya dalam iklan online itu. 

Dilansir dari situs Odditycentral, Senin (24/10/2022), unggahan aneh itu menampilkan sejumlah foto yang menunjukkan beberapa wanita tanpa busana berpose, baik sendirian di atas kapal atau di samping laki-laki yang sedang memancing.

Teknik pemasarannya itu sangat ditentang oleh warga Chon Buri. Banyak dari mereka berargumen, orang-orang di balik promosi tersebut menodai reputasi tempat wisata dan merugikan bisnis lain yang legal.

"Pergi memancing, tetapi Anda tidak akan mendapatkan ikan atau cumi-cumi. Mengapa bisnis Anda begitu 'kreatif'? Saya tidak tahu siapa Anda, tetapi berhenti melakukan bisnis semacam ini di kampung halaman saya,” tulis Chaiwat Tum Inanong, mantan ketua distrik Bang Saray di Chon Buri, di halaman Facebook-nya.

Berita tentang iklan trip kontroversial ini tersebar dengan cepat melalui media sosial, hingga diangkat oleh media berita besar. 

Sementara pihak berwenang setempat mulai menyelidiki siapa dalang dibalik promosi yang merisaukan itu, polisi telah menemukan dua wanita yang berpose di foto-foto itu.

Kedua wanita ini mengaku pada polisi, mereka memang mengambil bagian dalam promosi itu, tetapi belum ada yang 'benar-benar' menghubungi mereka untuk 'mengambil bagian' dalam trip memancing 'tak biasa' itu. 

Menurut Thai Post, para wanita dalam foto kemungkinan besar akan dituntut karena melakukan paparan yang tidak senonoh, bahkan mereka bisa berakhir di balik jeruji besi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Otoritas Thailand Keluarkan Peringatan Cuaca Baru, Pemulihan Banjir Jadi Terhambat

Di sisi lain, Negeri Gajah Putih ini sedang sibuk menangani permasalahan cuaca dan bencana di sana. 

Pihak berwenang di Thailand mengeluarkan peringatan banjir bandang untuk delapan provinsi selatan pada Senin (17 Oktober), menjelang lebih banyak hujan diperkirakan terjadi. Sejauh ini hampir 40 persen provinsi di negara itu masih tergenang dan terkepung oleh banjir.

Dikutip Channel News Asia, Selasa (18/10/2022), peringatan itu termasuk pulau resor Phuket, di mana banjir bandang pada hari Minggu mengganggu transportasi lokal dan bisnis pariwisata di beberapa daerah. Personel angkatan laut di kota utama pulau itu terpaksa menggendong orang tua di punggung mereka melalui jalan-jalan, dengan air banjir yang menggenang setinggi lutut. 

Hujan lebat dan badai tropis sejak bulan lalu telah menyebabkan banjir di 59 dari 77 provinsi di Thailand, berdampak pada 450.000 rumah, menurut kementerian dalam negeri.

Banjir di Thailand timur laut dan tengah - daerah pertanian utama - telah menyebabkan 107.200 hektar lahan pertanian rusak, kata kementerian pertanian pekan lalu.

Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha telah menginstruksikan pihak berwenang di seluruh negeri untuk mengerahkan perahu dan kendaraan untuk membantu menghubungkan kembali orang-orang yang terputus akibat banjir dan memberikan bantuan jika memungkinkan.

Kabinet pekan sebelumnya telah menyisihkan anggaran 23 miliar baht (US$602,09 juta) untuk bantuan dan rehabilitasi banjir.

3 dari 4 halaman

Korban Penembakan Massal di Penitipan Anak Thailand Kini 37 Orang

Sementara itu, Thailand juga tengah berduka dengan peristiwa penyerangan berupa penembakan dan penikaman massal di tempat penitipan anak Thailand. Sebanyak 37 orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.

Kerabat-kerabat yang berduka karena kehilangan yang mengejutkan, Jumat 7 Oktober 2022, meletakkan karangan-karangan bunga di sebuah pusat penitipan anak di kawasan pedesaan timur laut di Thailand. Lokasi pembantaian oleh seorang polisi yang dipecat karena kasus penyalahgunaan narkoba.

Korban tewas termasuk anak-anak berusia 2 tahun yang sedang tidur siang.

Tragedi mengejutkan itu tidak hanya mengguncang rakyat negara tersebut, tapi juga dunia. Sedikitnya 24 dari 36 orang yang tewas dalam aksi penembakan yang paling banyak menelan korban jiwa di Thailand itu adalah anak-anak.

"Saya menangis sampai tidak ada lagi air mata yang keluar,” kata Seksan Sriraj, 28, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (8/10/2022).

Sriraj kehilangan istrinya yang sedang hamil dan akan melahirkan bulan ini, dalam serangan di Uthai Sawan. "Istri dan anak saya telah pergi ke tempat yang damai. Saya hidup dan harus hidup. Jika saya tidak bisa melanjutkan, istri dan anak saya akan mengkhawatirkan saya, dan mereka tidak akan dilahirkan kembali di kehidupan berikutnya,” katanya.

Perwakilan kerajaan dan pemerintah berseragam putih terlihat meletakkan karangan bunga di meja upacara di depan pintu utama pusat penitipan anak itu pada Jumat pagi. Mereka diikuti oleh keluarga-keluarga yang menangis, yang saling bergenggaman tangan, sebelum meletakkan bunga-bunga putih di lantai kayu.

Bendera Thailand yang berkibar setengah tiang terlihat di lokasi itu.

Penduduk desa terlihat berbaris di jalan-jalan ketika iring-iringan ambulans membawa jasad-jasad itu kembali ke pusat penitipan anak sehingga kerabat yang menunggu dapat mengambilnya.

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dan Ratu Suthida pada hari yang sama mengunjungi rumah sakit, di mana tujuh dari 10 orang yang terluka dirawat. Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengunjungi pusat penitipan anak dan rumah sakit itu.

 

4 dari 4 halaman

Pernyataan Irjen Nico Afinta yang Dinilai Kontroversi soal Tragedi Kanjuruhan

Indonesia juga sedang mengalami kontroversi pasca tragedi memilukan di Malang awal bulan ini. 

Irjen Nico Afinta telah dicopot jabatannya sebagai Kapolda Jawa Timur buntut dari kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur dalam laga Arema FC vs Persebaya, 1 Oktober 2022 lalu.

Seperti diketahui, kericuhan yang terjadi lantaran suporter Arema Malang tak terima saat tim kesayangannya kalah dengan skor 2-3 dari Persebaya Surabaya. Karena dinilai aksi Aremania mulai mengarah ke anarkis, aparat yang berjaga mulai melakukan tindakan pencegahan. 

Gas air mata ditembakkan ke arah suporter hingga menimbulkan kepanikan dan korban pun tak terhindarkan. Dari total 678 korban,131 orang dilaporkan meninggal dunia, sedangkan 547 orang luka-luka dengan rincian luka ringan 131 orang, luka sedang 43 orang, dan luka berat 23 orang.

Pernyataan Kapolda Jatim soal penggunaan gas air mata dinilai sudah sesuai prosedur menuai sorotan banyak pihak. 

Nico saat itu menjadi sorotan publik atas pernyataannya. Dia mengungkapkan, penggunaan gas air mata sudah sesuai prosedur. Menurutnya, gas air mata ditembakkan karena massa mulai anarkis. Padahal menurut aturan FIFA, pembubaran suporter menggunakan gas air mata sejatinya tidak diperbolehkan.

Hal inilah yang kemudian mengundang gelombang protes dari sejumlah pihak bahkan sempat menjadi trending topik di lini masa Twitter pada Minggu, 2 Oktober 2022. 

 

Selengkapnya di sini ...

Penulis: Safinatun Nikmah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.