Sukses

Kondisi Inggris Kacau Pasca-Liz Truss Mundur, Ini yang Harus Dilakukan PM Baru Nanti

PM Liz Truss memutuskan untuk mengundurkan diri usai gejolak ekonomi yang terjadi di Inggris.

Liputan6.com, London - Perdana menteri Inggris Liz Truss memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya, setelah gejolak ekonomi yang terjadi akibat reformasinya sendiri. 

Dengan pengunduran dirinya, upaya untuk menemukan penggantinya telah dimulai. Namun tentu, PM Inggris yang baru memiliki tugas besar untuk membenahi kekacauan yang terjadi. 

Siapapun yang akan menjabat nanti, ia memiliki beban besar untuk membangun koalisi besar dengan Pangeran Charles III, yang juga belum lama berada di posisi tertinggi usai Ratu Elizabeth II meninggal dunia.

"Yang sangat mendesak dilakukan oleh PM yang baru adalah segera membangun koalisi moral dengan Raja Charles, untuk secara bersama-sama namun dalam kapasitas yang berbeda," ujar Teuku Rezasyah, pengamat Hubungan Internasional Universitas Padjajaran ketika dihubungi Liputan6.com, Jumat (21/10/2022).  

Hal itu diyakininya dapat menjawab tantangan berat yang dihadapi oleh Inggris saat ini.

Rezasyah juga menjelaskan bahwa koalisi moral seperti ini pernah terjadi di masa tahun 1950an silam, antara Ratu Elizabeth II dengan Perdana Menteri Winston Churchill.

"Dalam hal ini, Istana Buckingham membawa panji-panji kemuliaan, kedaulatan, kesederhanaan, dan persaudaraan nasional dalam kerangka Commonwealth dan hukum internasional," sambungnya. 

Lebih lanjut, Rezasyah mengatakan bahwa sementara perdana menteri yang baru membawa panji-panji Inggris yang bernuansa kerjasama dan kekerabatan dalam kerangka hukum internasional, berperan aktif mengamankan pasaran bersama di lingkungan Commonwealth, serta bergerak mandiri mencari pasar internasional yang baru untuk dirinya sendiri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kondisi Ekonomi Inggris yang Kacau

Rezasyah juga menduga bahwa beban psikologis sebagai perdana menteri Inggris sangatlah luar biasa, dan tentu berada di luar perkiraan Liz Truss sendiri.

"Masalah dalam negeri seperti krisis ekonomi dan moneter, rendahnya produktifitas, menurunnya kepercayaan publik, serta rapuhnya keamanan energi menjelang natal di bulan Desember, tak kunjung terselesaikan," paparnya. 

Ia melanjutkan bahwa di saat yang sama, Inggris tidak berdaya untuk menghadapi tekanan dari AS untuk bersikap keras kepada Rusia. Namun di sisi lain, Rusia terus mengancam menghentikan suplai gas, serta ancaman nuklir berskala kecil.

3 dari 4 halaman

Bagaimana Perdana Menteri Inggris yang baru akan dipilih?

Ketika seorang pemimpin Konservatif mengundurkan diri, pemimpin baru harus dipilih melalui pemilihan. Aturan pemilihan diatur oleh Komite 1922.

Komite 1922, atau Conservative Private Members, kelompok parlementer Partai Koservatif di House of Commons dan terdiri dari semua 'anggota parlemen backbench', yang merupakan legislator yang tidak menjabat di pemerintahan.

Sejauh ini belum ada kejelasan bagaimana pemungutan suara akan digelar, secara umum ada dua calon final yang dipilih oleh anggota partai melalui pemungutan suara. Pemilihan akan berakhir pada 28 Oktober 2022.

Jika dua kandidat dipilih, satu yang menang – seperti yang dilakukan Andrea Leadsom melawan Theresa May pada 2016 – kebutuhan untuk memilih dihilangkan. Dalam keadaan lain, mengeluarkan anggota partai dari proses pemungutan suara dapat memerlukan perubahan konstitusi Partai Konservatif, kata BBC.

Jika lebih dari satu kandidat memenuhi ambang batas suara yang ditentukan, mereka akan diajukan ke anggota Konservatif dalam pemungutan suara online. Perdana menteri baru akan diumumkan pada Jumat 28 Oktober 2022.

Siapapun yang terpilih sebagai pemimpin Partai Tory (sebutan untuk Partai Konservatif) akan diundang oleh Raja Charles III untuk disahkan sebagai Perdana Menteri.

Bisakah warga Inggris memberikan suara ke tempat pemungutan suara? Tidak, kecuali jika Perdana Menteri baru memintanya. Pemilihan umum berikutnya dijadwalkan pada Januari 2025.

4 dari 4 halaman

Cari Pengganti Liz Truss dalam Sepekan

Sebuah kontes kepemimpinan baru akan berlangsung dalam waktu seminggu, Liz Truss mengatakan dalam pidato pengunduran dirinya di luar Downing Street pada Kamis 20 Oktober 2022.

Graham Brady, pejabat Konservatif yang bertanggung jawab atas proses tersebut, mengumumkan kandidat untuk menggantikan Truss akan membutuhkan setidaknya 100 nominasi dari anggota parlemen Konservatif.

Jika lebih dari satu kandidat memenuhi ambang batas itu, mereka akan diajukan ke anggota Konservatif dalam pemungutan suara online. Perdana menteri baru akan diumumkan pada Jumat 28 Oktober.

Pemimpin baru tersebut akan menjadi perdana menteri Konservatif kelima dalam kurun waktu enam tahun – dan yang ketiga dalam masa jabatan parlementer ini. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.