Sukses

Tantangan Raja Charles III Jadi Pengganti Ratu Elizabeth II di Kerajaan Inggris

Aleksius Jemadu dari Universitas Pelita Harapan berkata Ratu Elizabeth II adalah sosok yang stabil. Itu harus dipelajari oleh Raja Charles III.

Liputan6.com, Jakarta - Britania Raya kini kembali mempunyai seorang raja. Setelah Ratu Elizabeth II meninggal, Pangeran Charles kini telah menjadi Raja Charles III. 

Pakar hubungan internasional dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Aleksius Jemadu menilai bahwa Ratu Elizabeth II telah meninggalkan warisan yang kuat di bidang diplomasi. Sebagai seorang ratu, Elizabeth II bisa menjaga kedudukan Inggris di dunia internasional, serta menjaga aliansi yang kuat bersama Amerika Serikat. 

Aleksius juga menyorot bagaimana Ratu Elizabeth II bisa menjaga stabilitas monarki dari era Perang Dingin, Brexit, hingga sampai sekarang. Sang Ratu lantas menjadi simbol yang baik bagi rakyatnya.

"(Ratu Elizabeth II) juga berhasil bertahan sebagai Ratu itu dalam pergantian pemerintahan Inggris yang sudah berlangsung begitu sering. Tahun 50-an sampai sekarang, dia bisa mempersatukan Inggris Raya dan juga disegani oleh negara-negara jajahan Inggris dalam kerangka Persemakmuran itu," ujar Aleksius Jemadu kepada Liputan6.com, Jumat (9/9/2022).

"Dia dikenal oleh banyak pemimpin dunia sehingga rakyat Inggris betul-betul merasa dia yang menunjukkan kebesaran Inggris dari sejarahnya yang dulu dikenal dengan Pax Britannica sampai pada zaman modern ini," ia menambahkan. 

Kharisma Ratu Elizabeth II dinilai sebagai ilmu yang harus dipelajari Raja Charles III. Namun, sejauh ini Aleksius menilai Charles bukan sosok yang spesial di kancah internasional. Hal ini menjadi tantangan bagi Raja Charles di masa depan.

"Bayangkan dari tahun 50-an sampai 2022 itu cukup panjang dan dia (Ratu Elizabeth II) sudah pengalamannya banyak sekali, pengetahuan yang dia miliki, dan dia tahu itu Inggris Itu posisinya di mana. Charles harus belajar dari ibunya ini untuk membawa Inggris ke depan dan membuat Inggris tetap terpandang sebagai negara monarki konstitusional," ujar Aleksius. 

"Charles kelihatannya biasa-biasa saja, tidak ada sesuatu yang gemilang sekali," lanjutnya. 

Aleksius pun turut membandingkan antara sosok Elizabeth yang tegas versus Charles yang kurang stabil. Itu terlihat dari masalah rumah tangga dengan Putri Diana. Berikut penjelasannya:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Faktor Diana

Pada 1981, Pangeran Charles menikahi Diana. Pernikahan mereka sangat gemilang dan ditonton nyaris satu miliar orang di berbagai negara. 

Namun, sejarah mencatat pernikahan mereka berakhir dengan kacau, dan Charles pun selingkuh. Aleksius menilai hal itu mengungkap kepribadian Charles yang tidak seteguh ibunya. 

"Mungkin itu bisa menjadi salah satu faktor yang membuat orang bertanya-tanya kira-kira apakah dia mempunyai keteguhan hati seperti ibunya atau tidak, karena tampaknya seperti tidak stabil," ujar Aleksius.

"Kita lihat waktu pernikahannya dulu dengan Diana begitu semarak. Ternyata hatinya bukan di situ, lalu ke Camilla, dan kelihatannya dia sangat mencintai Camilla kalau kita lihat hubungannya sekarang."

Saat ditanya tentang potensi raja selanjutnya, Pangeran William, Aleksius juga masih sanksi terhadap pangeran berusia 40 tahun itu. Ia berkata William masih butuh pengalaman, dan Aleksius menyorot relasi dengan adiknya Pangeran Harry. 

"Pangeran William ini lebih muda lagi. Tentu masih belum punya pengalaman apa-apa. Dan belum apa-apa dia sudah bentrok dengan adiknya," kata Aleksius.

"Enggak tahu saya generasi setelah Elizabeth ini apakah mereka bisa betul-betul membawa kewibawaan monari atau tidak, karena banyak juga yang mengkritik," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Putri Diana Seharusnya Jadi Ratu Inggris Saat Pangeran Charles Naik Takhta

Sebelumnya dilaporkan nama Lady Diana kembali menjadi sorotan setelah Ratu Elizabeth II meninggal. Sebab kini Inggris memiliki ratu (pendamping) baru yaitu Camilla. 

Seperti diketahui, Putri Diana seharusnya menjadi ratu Inggris lewat pernikahannya dengan Pangeran Charles yang kini menjadi Raja Charles III. Ia saat itu bergelar Putri Wales (Princess of Wales).  

Pangeran Charles dan Putri Diana menikah di musim panas pada 29 Juli 1981. Situs History menyebut nyaris 1 miliar orang dari 74 negara menonton proses tersebut. 

Usia Diana waktu itu masih 20 tahun dan Charles sudah 32 tahun.  Pesona Diana ternyata tidak bisa mengalihkan Pangeran Charles dari mantan kekasihnya: Camilla Shand. 

Camilla berusia satu tahun lebih tua dari Pangeran Charles. Ayah dari Camilla adalah mantan tentara bernama Bruce Shand, sementara ibunya bernama Rosalind yang merupakan putri seorang bergelar bangsawan yakni Lord Ashcombe. 

Sementara, Diana merupakan putri dari John Spencer, Viscount Althorp. Keluarga Spencer lebih dekat dengan keluarga kerajaan Inggris. Salah satu nenek Diana, yakni Ruth Roche, dikenal sebagai orang dekat dari Ibu Suri Ratu Elizabeth (ibunda Ratu Elizabeth II). 

Pernikahan musim panas Charles-Diana berakhir dengan badai rumah tangga yang besar. Perselingkungan Charles dengan Camilla telah menjadi rahasia umum. 

Diana pun akhirnya memulai hubungan juga dengan pria militer bernama James Hewitt yang berpangkat mayor. Sama seperti Charles-Camilla, usia Diana dan James juga tak terpaut jauh. 

Pada 1989, Putri Diana lantas melabrak Camilla pada sebuah pesta ulang tahun. Menurut laporan Mirror, Diana lantas memberikan peringatan yang dingin kepada wanita yang lebih tua itu.

"Tolong jangan perlakukan saya seperti orang bodoh, saya tahu apa yang sedang terjadi," ujar Lady Diana.

4 dari 4 halaman

Raja Charles III

Pangeran Charles kini telah menjadi Raja Charles III. Ia menjadi raja setelah ibunya, Ratu Elizabeth II, meninggal pada Kamis 8 September 2022. 

Ratu Elizabeth II adalah penguasa Britania Raya yang paling lama berkuasa, yakni 70 tahun. Otomatis hal itu membuat Charles sebagai Pangeran Wales dengan durasi paling lama.  

Pangeran Wales (Prince of Wales) adalah gelar untuk pangeran yang akan menjadi raja Britania Raya. Kini, gelar itu akan segera dimiliki oleh Pangeran William yang merupakan penerus takhta. 

Raja Charles III adalah mantan suami dari Putri Diana. Mahligai rumah tangga keduanya sempat menjadi sorotan media internasional karena hubungan yang tidak harmonis. 

 

Sesuai namanya, Raja Charles saat ini adalah yang ketiga di sejarah Inggris. Raja Charles yang pertama lahir pada tahun 1600. Ia berkuasa pada 1625, namun kekuasaannya berakhir dengan kekacauan dan monarki sempat dihapus dari Inggris. 

Charles selanjutnya adalah putra sulung dari Raja Charles I. Raja Charles II menjadi sosok di era Restorasi yang mengembalikan monarki. Ia juga dikenal sejarah sebagai raja yang populer karena sikapnya yang flamboyan. 

Saat ini, usia Raja Charles III adalah 73 tahun. Ia pun menjadi raja tertua yang naik takhta di sejarah Inggris.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.