Sukses

7 Fakta Menarik Tentang Merkurius yang Jarang Diketahui

Awalnya, para ilmuwan mengira planet Merkurius serupa bongkahan batu sederhana yang ukurannya sedikit lebih besar dari bulan, satelit alami bumi.

Liputan6.com, Jakarta - Merkurius merupakan planet ketujuh dalam sistem tata surya Bima Sakti. Planet ini berarti menjadi yang paling dekat dengan matahari.

Awalnya, para ilmuwan mengira planet Merkurius serupa bongkahan batu sederhana yang ukurannya sedikit lebih besar dari bulan, satelit alami bumi. Menariknya, para ilmuwan juga memprediksi Merkurius akan menjadi planet tandus akibat radiasi matahari.

Namun nyatanya, planet ini tak menjadi planet mati meski suhu saat siang dan malam hari mencapai 600 derajat Celsius. Dikutip dari laman Space pada Selasa (30/04/2024), berikut fakta menarik tentang Merkurius yang jarang diketahui.

1. Memiliki Atmosfer, Meski Sangat Tipis

Planet Merkurius memiliki atmosfer yang sangat tipis. Bahkan, atmosfer Merkurius bisa dikatakan tidak memenuhi syarat sebagai atmosfer.

Para ilmuwan menyebutnya sebagai eksosfer atau lapisan gas tipis yang sulit untuk mencatat pembacaan tekanan. Akibat panas Matahari, eksosfer Merkurius harus beregenerasi dari permukaan.

Para astronom mendeteksi adanya atom natrium, kalium, dan kalsium pada eksosfer Merkurius. Unsur ini tidak biasanya dianggap sebagai gas.

2. Planet yang kaya Akan Besi

Diameter Merkurius sedikit lebih besar dari bulan dan memiliki gravitasi lebih kuat. Namun meski tergolong memiliki ukuran yang kecil, tapi planet ini termasuk yang terpadat kedua setelah bumi di Tata Surya.

Kepadatan Merkurius disebabkan oleh keberadaan inti besi yang besar, hingga menyumbang sekitar 60 persen volume total planet ini. Sebaliknya, inti Bumi hanya menyusun sekitar 15 persen dari volume total planet tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Memiliki Medan Magnet

3. Tetap Memiliki Medan Magnet

Hasil misi pertama ke Merkurius pada 1973 menemukan bahwa Merkurius masih memiliki medan magnet. Penemuan ini mengejutkan komunitas ilmiah yang berasumsi bahwa planet sekecil itu akan mendingin dengan cepat dan bagian dalamnya akan membeku.

4. Pernah Memiliki Gunung Berapi yang Sangat Aktif

Topografi Merkurius menunjukkan adanya gunung berapi yang pernah memuntahkan lava. Mariner 10 pernah melihatnya dan Messenger mengonfirmasi bahwa dataran mengkilap tersebar di permukaan Merkurius.

Dataran tersebut menunjukkan kumpulan lava yang dihaluskan di atas kawah dan punggung bukit yang lebih tua. Para peneliti berspekulasi bahwa vulkanisme magmatik berhenti di Merkurius pada 1 hingga 3,5 miliar tahun yang lalu.

5. Meski Panas, Tetap Memiliki Es

Menariknya planet terpanas dan terdekat dengan matahari ini tetap memiliki lapisan es di permukaannya. Pada 1990-an, para ilmuwan dari Goldstone di California dengan teleskop radio Arecibo di Puerto Rico mengamati adanya pantulan cahaya terang di kutub yang kemungkinan merupakan endapan es.

Kemudian pada 2021 dikonfirmasi oleh Messenger bahwa es di kutub utara Merkurius merupakan air beku. Hal ini dapat terjadi karena Merkurius berhasil melekat pada airnya karena memiliki kantong-kantong yang berada dalam bayangan permanen.

 

3 dari 3 halaman

Kandungan Bahan-Bahan yang Mudah Menguap

6. Kandungan Bahan-Bahan yang Mudah Menguap

Zat-zat yang mudah menguap di dunia akibat terbakar matahari ada di Merkurius. Selain itu, Messenger juga menemukan zat lain di Merkurius seperti belerang, kalium, dan klor.

Asal zat-zat yang mudah menguap itu masih dipertanyakan dan menjadi perdebatan dikalangan astronom. Begitu juga dengan volatilitas di Merkurius, yang mana zat tersebut umumnya ditemukan di planet yang jauh dari matahari.

7. Struktur Geologi yang Unik

Permukaan tanah Merkurius terdapat cekungan tidak beraturan. Hal ini diidentifikasi pertama kali pada 1975 oleh Mariner 10.

Mariner 10 adalah pesawat ruang angkasa pertama, kemudian dipotret oleh Messenger dengan resolusi tinggi. Cekungan ini membentang hingga lebih dari 1,6 km dan kemungkinan kedalaman mencapai 36 meter.

Para ilmuwan berteori bahwa penyebab cekungan ini adalah zat-zat yang mudah menguap.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini