Sukses

Perdana Sejak Invasi Rusia Kapal Gandum Ukraina Tiba di Perairan Turki, Bakal Diperiksa Lalu ke Lebanon

Kapal gandum pertama yang meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia telah tiba di selat Bosphorus Turki.

Liputan6.com, Istanbul - Kapal gandum pertama yang meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia telah tiba di selat Bosphorus Turki.

Razoni, yang membawa 26.000 ton jagung, akan diperiksa pada Rabu (3/8/2022) pagi sebelum melanjutkan perjalanannya ke Lebanon.

Rusia telah memblokade pelabuhan Ukraina sejak menginvasi pada Februari, mengintensifkan kekurangan pangan global.

Berdasarkan ketentuan kesepakatan yang ditengahi oleh Turki dan PBB bulan Juli lalu, kedua belah pihak telah sepakat pengiriman dapat dilanjutkan.

Ukraina mengatakan kapal angkatan lautnya akan memandu kapal kargo melalui perairan tersebut.

Dalam pidato malamnya yang biasa pada hari Selasa, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan dia ingin melihat ekspor biji-bijian menjadi teratur lagi.

"Tujuan kami sekarang adalah memiliki keteraturan: sehingga ketika satu kapal meninggalkan pelabuhan, ada kapal lain - baik yang memuat maupun yang mendekati pelabuhan," katanya.

Selain mengurangi kekurangan pangan di tempat lain, ia berharap ekspor akan mendorong petani Ukraina untuk menabur benih untuk musim depan.

"Ini adalah masalah ketahanan pangan untuk negara kita juga - kita sekarang memastikan tahun depan."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kesepakatan Berumur 120 Hari

Razoni meninggalkan pelabuhan Ukraina Odesa pada hari Senin, menuju Tripoli di Lebanon melalui perairan Turki.

Kapal berbendera Sierra Leone akan diperiksa untuk barang-barang terlarang oleh pejabat Rusia, Ukraina, Turki dan PBB sebelum transit melalui selat Bosphorus yang sempit.

Pihak berwenang Ukraina mengatakan ada 17 kapal gandum lainnya menunggu untuk meninggalkan pelabuhan Laut Hitam negara itu setelah Razoni menyelesaikan pelayarannya dengan selamat.

Kesepakatan antara Rusia dan Ukraina, yang ditengahi pada akhir Juli setelah dua bulan negosiasi, diragukan ketika Rusia meluncurkan dua rudal di pelabuhan Odesa kurang dari 24 jam setelah kesepakatan diumumkan.

Kepercayaan rendah di kedua belah pihak, tetapi jika dipertahankan, kesepakatan akan berlangsung selama 120 hari dan dapat diperpanjang jika kedua belah pihak setuju.

 

3 dari 4 halaman

Rusia-Ukraina Pemasok Gandum Global

Rusia dan Ukraina bersama-sama menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global.

Blokade pelabuhan Laut Hitam telah berkontribusi pada krisis pangan global dengan produk berbasis gandum seperti roti dan pasta menjadi lebih mahal, dan harga minyak goreng dan pupuk juga meningkat.

Pada tahun 2019 Ukraina juga menyumbang 16% dari pasokan jagung dunia dan 42% minyak bunga matahari, menurut data PBB.

4 dari 4 halaman

Hari Bantuan Bagi Dunia

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menggambarkan momen berangkatnya kapal pada hari Senin sebagai "hari bantuan bagi dunia, terutama bagi teman-teman kita di Timur Tengah, Asia, dan Afrika."

Berdasarkan ketentuan kesepakatan, kapal akan berlabuh di lepas pantai Istanbul sekitar pukul 3 sore waktu setempat (8 pagi ET) pada hari Selasa, di mana ia akan diperiksa sebelum melanjutkan ke tujuan akhirnya.

Sejak hari-hari pertama perang, pelabuhan selatan Ukraina telah diblokir oleh Rusia, menghalangi pengiriman gandum Ukraina ke banyak negara yang bergantung padanya.

Sejauh ini tidak ada pengiriman biji-bijian tambahan yang diperkirakan bakal meninggalkan pelabuhan Laut Hitam Ukraina pada hari Senin, Joint Coordination Centre (JCC) di Istanbul mengatakan.

JCC akan mengawasi ekspor gandum Ukraina.

Menurut JCC, tanggal dan waktu untuk pengiriman lebih lanjut masih diupayakan dan kemungkinan akan diselesaikan setelah pengiriman pertama melewati pemeriksaan di Istanbul pada hari Selasa.

Ukraina dan Rusia adalah pemasok makanan yang signifikan bagi dunia. Pada waktu normalnya, Ukraina akan mengekspor sekitar tiga perempat dari biji-bijian yang dihasilkannya. Menurut data dari Komisi Eropa, sekitar 90% dari ekspor ini dikirim melalui laut, dari pelabuhan Laut Hitam.

PBB berharap bahwa di bawah kesepakatan itu, ekspor bulanan 5 juta ton biji-bijian AS akan meninggalkan pelabuhan setiap bulan, angka yang sebanding dengan tingkat sebelum perang.

Namun terlepas dari optimisme seputar perjanjian tersebut, invasi Rusia masih secara signifikan memukul panen Ukraina.

Bulan lalu, serikat pedagang gandum Ukraina mengatakan mereka mengharapkan panen biji-bijian dan minyak sayur sebesar 69,4 juta ton, sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya tetapi jauh di bawah 106 juta ton yang dipanen tahun lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.