Sukses

Junta Myanmar Gelar Parade Militer, 1 Tahun Kudeta dan Beri Amnesti Tahanan Politik

Junta Myanmar memamerkan kekuatan militernya dengan parade di ibu kota Naypyitaw pada Sabtu 12 Februari 2022.

Liputan6.com, Naypyidaw - Junta Myanmar memamerkan kekuatan militernya dengan parade di ibu kota Naypyitaw pada Sabtu 12 Februari 2022, dengan pemimpinnya Min Aung Hlaing membela kudeta tahun lalu yang diperlukan untuk melindungi negara itu dari musuh, baik domestik maupun asing.

Merayakan Hari Persatuan Myanmar, yang menandai kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Inggris pada tahun 1947, pemerintah juga mengumumkan bahwa 814 tahanan akan diampuni. Pengampunan sering diberikan pada hari libur besar.

Tidak segera jelas apakah Sean Turnell dari Australia, penasihat ekonomi untuk menggulingkan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan yang telah ditahan selama lebih dari setahun, termasuk di antara mereka yang diampuni.

Hari dimulai dengan pemadaman internet seluler dari pukul 4.00 pagi waktu setempat, dengan parade unit tentara dan pegawai negeri sipil berlangsung di pagi hari. Juga mengambil bagian adalah delegasi dari negara bagian Karen, Chin, dan Kayah Myanmar, di mana konflik bersenjata etnis dan anti-militer berkecamuk.

Min Aung Hlaing mengecam perlawanan terhadap rezim baru.

"Kekerasan di Myanmar menyebabkan kekacauan dan orang-orang menderita," katanya pada upacara televisi sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari MSN News, Minggu (13/2/2022).

Junta menghabiskan setidaknya US$ 5 juta untuk upacara tersebut, sebuah outlet media lokal melaporkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tahanan Politik Myanmar

Salah satu kelompok utama di balik protes, Komite Pemogokan Umum Kebangsaan, mengatakan di Facebook bahwa tahanan politik yang ditahan di penjara Insein di Yangon telah memulai mogok makan pada hari Sabtu. Tidak jelas berapa banyak tahanan yang telah memulai mogok makan.

Satu dekade reformasi demokratis dan kemajuan ekonomi di Myanmar berakhir dengan kudeta 1 Februari 2021.

Min Aung Hlaing mengulangi pernyataan junta bahwa mereka mengambil alih kekuasaan karena percaya Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pemenang Nobel Perdamaian Suu Kyi secara curang memenangkan pemilihan 2020. NLD mengatakan menang secara demokratis.

Junta telah menangkap ribuan orang termasuk Suu Kyi, yang tetap ditahan di lokasi yang dirahasiakan menghadapi tuntutan hukum yang dapat menyebabkan hukuman hingga 150 tahun atau lebih penjara.

Pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 1.547 orang yang menolak pengambilalihan, menurut penghitungan oleh Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).

Junta mengatakan jumlah AAPP dibesar-besarkan dan tentara juga tewas dalam pertempuran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini