Sukses

Pecahkan Rekor Dunia, Pria Ini Pindahkan 3,3 Liter Air Pakai Tangan Kosong dalam 30 Detik

David Rush, seorang pria asal Idaho ini memecahkan rekor dunia karena berhasil memindahkan 3,3 liter air dalam 30 detik.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria asal Idaho berhasil memecahkan rekor dunia karena dapat memindahkan air dengan menggunakan tangan koaong. Ia memindahkan air lebih dari 3,3 liter di antara dua wadah selama 30 detik.

Dilansir dari UPI, Selasa (14/9/2021), David Rush telah memecahkan lebih dari 200 Guinness World Record untuk mempromosikan pendidikannya Science Technology Engineering and Math (STEM) mengatakan bahwa lembaga yang mencatat hasil rekor tersebut memberinya aturan khusus mengenai seberapa besar lubang pada wadahnya yang diizinkan.

Target untuk memindahkan air sebenarnya adalah 2,5 liter yang telah ditetapkan oleh pemecah rekor asal Pakistan, Usman Ayyub pada 2019. Namun, Rush dapat menggantikan Usman Ayyub dengan memindahkan 3,3 liter air dalam waktu 30 detik.

Rush mengatakan ia mengukur hasilnya dengan tiga cara yakni menggunakan tanda pada wadahnya, menimbang hasil dan mengurangi berat wadah, dan yang terakhir dengan menuangkan air ke wadah lain agar penghitungan dapat lebih detail.

 

Penulis : Vania Dinda Marella

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rekor Plank

Sebelumnya, rekor dunia lain dipecahkan seorang atlet bernama Daniel Scali. Pria asal Australia ini berhasil memecahkan rekor dalam Guinness World Record ketika melakukan posisi abdominal plank selama 9 jam, 30 menit, 1 detik.

Daniel Scali mencatat rekor di Adelaide. Ia berhasil unggul setelah melewati waktu 8 jam, 15 menit, 15 detik.

Dimana, rekor tersebut sebelumnya dipegang oleh George Hood di Amerika Serikat pada Februari 2020.

Scali berkata bahwa usahanya semakin dipersulit dikarenakan ia terkana sindrom nyeri regional yang kompleks, kondisi nyeri kronis tersebut berasal pada saat dirinya berusia 12 tahun ketika lengan kirinya patah.

"Otak saya mengirimkan sinyal yang salah ke lengan saya, yaitu area yang sangat berdampak efeknya. Jadi apapun yang menyentuh saya, baik sentuhan lembut, gerakan kecil, angin, bahkan air akan membuatku sakit," kata Scali dalam sesi tanya jawabnya di Guinness World Records.

3 dari 3 halaman

Infografis Waspada Krisis Air Ibu Kota

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.