Sukses

Taliban dan 98 Negara Sepakat Perpanjang Masa Evakuasi di Afghanistan

Masa evakuasi di Afghanistan diperpanjang jadi setelah 31 Agustus 2021.

Liputan6.com, Kabul - Kelompok Taliban dan pemerintah Amerika Serikat (AS) serta 97 negara mitra sepakat untuk memperpanjang masa evakuasi di Afghanistan. Sebelumnya, tanggal deadline adalah 31 Agustus 2021.

Kementerian Luar Negeri AS memberikan pernyataan bahwa telah mendapat kepastian dari Taliban agar semua warga asing bisa keluar dari Afghanistan dengan aman menuju negara tujuan masing-masing.

"Kami telah mendapatkan kepastian dari Taliban bahwa semua warga asing dan warga Afghanistan dengan izin travel dari negara-negara kami akan diizinkan untuk berangkat dengan cara yang aman dan tertib menuju titik keberangkatan dan travel keluar negara," tulis pernyataan di situs Kemlu AS, dikutip Senin (30/8/2021).

"Kami" yang dimaksud adalah negara-negara dari penjuru dunia, mulai dari AS, Prancis, Belgia, Arab Saudi, Jepang, Korea Selatan, Swiss, Norwegia, Gambia, Sudan, Togo, Suriname, hingga Papua Nugini dan banyak lainnya.

Sekjen NATO dan perwakilan Uni Eropa juga ikut terlibat. Indonesia tidak ikut termasuk. 

AS pun menegaskan bahwa Taliban telah mengkonfirmasi perpanjangan evakuasi ini melalui pernyataan publik mereka.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Masalah Penyelundupan Manusia Usai Taliban Berkuasa

Usai kekalutan di Afghanistan, banyak orang berusaha melarikan diri dari Taliban dan minta bantuan penyelundup guna membawa mereka keluar dari negara itu. Seorang penyelundup berbicara pada DW tentang bisnis kriminalnya.

"Saudaraku, orang telah diselundupkan melintasi perbatasan sejak perbatasan ada. Bisnis ini akan berlanjut selama perbatasan masih ada," jelas Baver, seorang penyelundup berusia 32 tahun yang beroperasi di perbatasan antara Turki dan Iran. Untuk menjaga kerahasiaan identitasnya, ia menolak untuk bertemu kami. 

Ia berkomunikasi dengan kami melalui WhatsApp, menggunakan ponsel seorang kenalannya, demikian dikutip dari laman DW Indonesia, Jumat (27/8).

Baver mengatakan bahwa perannya dalam organisasinya sangatlah penting: adalah tanggung jawabnya untuk membawa pengungsi ke "zona aman", yang dalam hal ini terletak di kota Van, kawasan Anatolia Timur.

"Saya telah membawa ribuan orang melewati perbatasan," katanya dengan sedikit rasa bangga.

Ia tidak mau mengatakan ke mana tepatnya ia menyelundupkan orang-orang melalui perbatasan Iran-Turki. Baver memperingatkan bahwa seluruh operasi organisasinya akan runtuh jika rute-rutenya ditemukan.

Ini mencakup sebuah jaringan penyelundupan manusia yang merentangi Afghanistan, Pakistan, Iran, Turki, dan bahkan beberapa wilayah Eropa.

 

Baca selengkapnya...

3 dari 3 halaman

Infografis COVID-19:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.