Sukses

Didakwa Kasus Genosida, Eks Presiden Bolivia Jeanine Anez Coba Bunuh Diri Dipenjara

Mantan Presiden Bolivia Jeanine Anez dilaporkan dalam kondisi stabil setelah percobaan bunuh diri di penjara setelah didakwa kasus genosida.

Liputan6.com, La Paz - Mantan Presiden Bolivia Jeanine Anez yang tengah dipenjara mencoba bunuh diri, setelah jaksa mendakwanya dengan kasus genosida atas kematian pengunjuk rasa pada 2019, kata seorang pejabat. Kini kondisinya dilaporkan sudah stabil.

"Kami dapat mengatakan, tanpa ragu, bahwa kesehatannya stabil," ujar Direktur Penjara Juan Carlos Limpias, kepada wartawan pada Minggu 22 Agustus 2021.

"Saat ini, dia bersama keluarganya di lembaga pemasyarakatan. Keluarga akan menjadi faktor penting untuk membantu meningkatkan kondisi pikirannya," tambahnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (24/8/2021).

Carolina Ribera, putri Anez, mengatakan bahwa ibunya melakukan upaya bunuh diri pada Sabtu 21 Agustus karena "depresi parah" akibat penahanannya yang berkepanjangan.

Norma Cueller, pengacara Anez, mengatakan kepada wartawan pada hari Sabtu bahwa tindakan mantan presiden adalah "teriakan minta tolong" dan bahwa "dia merasa sangat dilecehkan".

Anez yang kini berusia 54 tahun ditahan awal tahun ini atas tuduhan bahwa dia berpartisipasi dalam kudeta untuk menggulingkan mantan Presiden Evo Morales pada 2019. Kendati demikian dia telah membantah tuduhan itu dan mengatakan dirinya adalah korban penganiayaan politik.

Anez berada di penjara sambil menunggu persidangan.

Pada Jumat 20 Agustus, Jaksa Agung Juan Lanchipa mengumumkan tuduhan genosida terhadap Anez atas dua insiden pada November 2019. Total 22 orang tewas dalam bentrokan dengan polisi kala itu. Para korban adalah pendukung Morales.

Lanchipa mengatakan dia telah menyerahkan dokumen terhadap Anez terkait insiden itu sementara "diklasifikasikan sebagai genosida, cedera serius dan ringan dan cedera diikuti dengan kematian".

Anez juga menghadapi tuduhan terorisme, hasutan, dan konspirasi.

Oposisi Bolivia menyatakan menyesalkan perlakuan pemerintah terhadap Anez dan menyerukan pembebasannya.

Mantan Presiden sentris Carlos Mesa menuntut diakhirinya "pemenjaraan politik" dan meminta penyelidikan independen atas kondisinya.

Keluarga Anez telah berulang kali meminta pemerintah untuk memindahkannya ke rumah sakit untuk perawatan hipertensi dan kondisi lainnya.

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Era Presiden Jeanine Anez

Jeanine Anez yang konservatif berkuasa pada November 2019 setelah Evo Morales mengundurkan diri dan melarikan diri dari negara itu, akibat berminggu-minggu protes dengan kekerasan atas pemilihannya kembali yang kontroversial untuk masa jabatan keempat yang tidak konstitusional.

Anez dilantik sebagai presiden sementara sebagai anggota parlemen paling senior pada saat itu, tetapi lawan politiknya mengecam ini sebagai kudeta.

Di bawah pemerintahan Anez, Bolivia mengadakan pemilihan umum yang damai dan transparan pada Oktober 2020 di mana anak didik Morales, Luis Arce, menang telak.

Arce kemudian berjanji untuk mengejar mereka yang dituduh melakukan kudeta.

Oposisi Bolivia telah mengecam kurangnya pemisahan kekuasaan di negara itu, dengan mengatakan pengadilan, badan pemilihan dan kantor kejaksaan semuanya setia kepada Arce.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.