Sukses

5 Negara Paling Banyak Menampung Pengungsi, Turki Urutan Pertama

Perang di Afganistan yang menjadi sorotan dunia membuat beberapa negara menawarkan suaka kepada warga Afganistan

Liputan6.com, Kabul - Baru-baru ini, Inggris membuka suara menanggapi apa yang terjadi di Afganistan dan akan menampung hingga 20.000 pencari suaka.

Skema ini akan dijalankan secara bertahap. Pada tahun pertama, 5.000 pencari suaka yang memenuhi syarat akan diprioritaskan agar mendapat manfaat dari kebijakan tersebut. Mereka yang diutamakan adalah kaum perempuan, anak perempuan, orang yang membutuhkan, dan kaum minoritas.

Inggris juga mengajak serta negara lain untuk ikut ulur tangan. Luasnya pengaruh Taliban di Afganistan membuat proses untuk mengeluarkan warga Afganistan menjadi lebih sulit.

Selain Inggris, ada beberapa negara lain yang telah menampung banyak pencari suaka. Dilansir dari UNHCR, Kamis (19/8/2021), inilah 5 negara yang paling banyak menampung pencari suaka.

1. Turki (3,7 juta)

Ilustrasi bendera Turki (pixabay)

Turki masih terus menampung jumlah pencari suaka terbesar di seluruh dunia. Jumlah orang yang dipindahkan secara paksa karena konflik, kekerasan, penganiayaan dari seluruh dunia mencapai puncak. Saat ini, Turki menampung sekitar 3,7 juta pengungsi, demikian laporan UNHCR tahun 2020.

Pada April 2013, undang-undang suaka pertama Turki, Undang-Undang tentang Orang Asing dan Perlindungan Internasional, disahkan oleh Parlemen dan mulai berlaku pada 11 April 2014. Undang-undang tersebut menetapkan pilar utama sistem suaka nasional Turki dan mendirikan Direktorat Jenderal Manajemen Migrasi (DGMM) sebagai entitas utama yang bertanggung jawab atas pembuatan kebijakan dan proses untuk semua orang asing di Turki.

Turki juga mengadopsi Peraturan Perlindungan Sementara pada 22 Oktober 2014, yang mengatur hak dan kewajiban beserta prosedur bagi mereka yang diberikan perlindungan sementara di Turki.

2. Kolombia (1,7 juta)

Ilustrasi bendera Kolombia (pixabay)

Hingga tahun 2020, Kolombia menampung sekitar 1,7 juta pengungsi dan pencari suaka.

Pada Maret 2018, Kolombia telah menampung sebanyak 277 pengungsi dan 625 pencari suaka, dan 11 orang tanpa kewarganegaraan. Ada sebanyak 7.671.124 pengungsi internal, warga Kolombia yang terpaksa meninggalkan rumah mereka tetapi belum mencari keselamatan di negara lain. 

UNHCR di Kolombia akan melindungi orang-orang yang terlantar di dalam negeri dan mencegah perpindahan ke negara lain, mengampanyekan sistem suaka yang lebih baik, meningkatkan pemantauan perbatasan, memberikan bantuan tunai untuk pengungsi dan pencari suaka yang rentang, berkontribusi pada pembangunan perdamaian dan komisi kebenaran, dan memastikan bahwa mereka yang terpaksa pergi dari rumah mereka memiliki akses kembali ke sana.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3. Pakistan (1,4 juta)

Hingga tahun 2020, Pakistan menampung lebih dari 1,4 juta warga Afganistan terdaftar yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Afganistan.

Pada 2018, UNHCR di Pakistan dengan pihak berwenang bertugas memberikan pengungsi akses ke layanan kesehatan dan pendidikan, memperkuat kohesi sosial antara pengungsi dan komunitas tuan rumah mereka dan membantu pengungsi yang memutuskan secara sukarela untuk kembali ke tempat asal mereka.

Tahun ini, UNHCR Pakistan mengaku akan membantu sekitar 54.000 anak untuk mendaftar di sekolah dasar dan terus memastikan hak-hak pengungsi Afganistan yang terdaftar dilindungi.

4. Uganda (1,4 juta)

Ilustrasi bendera Uganda (pixabay)

Populasi pengungsi di Uganda diperkirakan akan mencapai 1.484.356 pada akhir tahun 2021. Sementara perbatasan Uganda secara resmi ditutup untuk para pencari suaka sejak Maret 2020 demi mengurangi penyebaran Covid-19. Namun, ada beberapa kelompok pencari suaka yang diterima. Diduga para pencari suaka baru akan terus berdatangan ke Uganda melalui penyebrangan tidak resmi karena melarikan diri dari ketidakstabilan politik, kekerasan, dan penurunan ekonomi di negara tetangga. Termasuk Republik Demokratik Kongo, Sudan Selatan dan Burundi.

UNHCR akan terus melakukan advokasi dengan pemerintah Uganda untuk membuka kembali perbatasan. Namun, kemungkinan perubahan tidak akan terjadi sampai Uganda memiliki kapasitas yang memadai untuk melakukan karantina dan menguji sejumlah besar pencari suaka untuk Covid-19.

5. Jerman (1,2 juta)

Ilustrasi Bendera Jerman (pixabay.com)

Jerman adalah tuan rumah pengungsi terbesar kelima di dunia dan donor kemanusiaan terbesar kedua secara global. Selama beberapa tahun terakhir, Jerman telah secara signifikan memperluas keterlibatanya dalam perlindungan pengungsi secara global dan di Uni Eropa.

Jerman adalah penyokong kuat untuk Global Compact for Refugees. UNHCR memantau pelaksanaan Konvensi Jenewa tentang Pengungsi di Jerman dan mengadvokasi perbaikan sistem suaka di Jerman. Hingga saat ini (tahun 2020), Jerman menampung sekitar 1,2 juta pengungsi.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.