Sukses

Banjir Mematikan China Akibat Hujan Terlebat dalam 1.000 Tahun, 12 Orang Tewas

, Henan - Menurut stasiun cuaca China, negara tersebut tengah dilanda banjir mematikan akibat hujan terlebat dalam 1.000 tahun.

Mengutip DW Indonesia, Kamis (22/7/2021), wilayah yang terdampak banjir paling parah adalah Provinsi Henan, dengan ibu kotanya Zhengzhou. Guyuran hujan lebat telah menyebabkan banjir di jalan-jalan utama dan menyebabkan sungai-sungai besar meluap pada Selasa 20 Juli.

Menurut laporan dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), badai telah merusak bendungan Yihetan di dekat Kota Luoyang.

"Bendungan itu bisa runtuh kapan saja," PLA memperingatkan, setelah retakan sepanjang 20 meter muncul di bendungan tersebut.

Korban Banjir di China

Sementara itu, para pejabat di ibu kota Provinsi Zhengzhou mengatakan 12 orang tewas dan lima lainnya luka-luka. Pemerintah pusat China meningkatkan tanggap darurat banjir dari level III ke level II pada Rabu 21 Juli.

Hujan deras nan dahsyat telah mengguyur Zhengzhou yang berukuran dua kali wilayah Austria dengan populasi 94 juta, sejak akhir pekan.

Layanan transportasi di puluhan kota mengalami gangguan secara besar-besaran.

Zhengzhou yang dekat dengan Sungai Kuning, harus menghentikan semua layanan kereta bawah tanah mereka pada Selasa 20 Juli setelah hujan lebat dengan curah 200 milimeter turun hanya dalam satu jam.

Berdasarkan laporan dari kantor berita CGTN, Bendungan Guajiaju dekat Zhengzhou dilaporkan runtuh. Sebuah video yang dibagikan secara luas di media sosial menunjukkan aliran air membanjiri salah satu stasiun kereta bawah tanah kota.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banjir Dahsyat di Seluruh Dunia

Sekitar 10.000 warga di provinsi itu telah dievakuasi ke tempat penampungan, menurut Kantor Berita Xinhua.

Ribuan tentara PLA, petugas polisi dan petugas lainnya telah diterjunkan untuk membantu operasi penyelamatan di Henan, lapor media pemerintah People's Daily.

Presiden China Xi Jinping menyatakan pada Rabu (21/07) bahwa banjir yang mematikan di Henan situasinya ‘‘sangat parah‘‘.

"Beberapa sungai telah melampaui tingkat pemantauan, beberapa bendungan jebol, sementara beberapa layanan kereta api telah terhenti dan penerbangan dibatalkan, menyebabkan banyak korban dan kerugian harta benda," kata Xi. "Upaya pengendalian banjir menjadi sangat sulit."

Henan adalah provinsi yang sangat padat penduduknya dan memiliki pusat transportasi utama. Provinsi ini juga merupakan basis utama untuk industri dan pertanian.

Pembangunan kota dan perubahan penggunaan lahan telah meningkatkan kerusakan akibat banjir.

Banjir di China terjadi beberapa hari setelah Jerman barat juga dilanda bencana banjir yang menyebabkan kematian lebih dari 160 orang. 

Sekitar 1.300 orang tidak diketahui keberadaannya

Sementara, New York juga mengalami banjir yang mengguyur stasiun kereta bawah tanah setelah dilanda badai tropis Elsa awal bulan ini. 

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim juga memperburuk bencana banjir di seluruh dunia, selain pola cuaca yang semakin ekstrem.

Dampak banjir dikhawatirkan merusak situs-situs budaya utamaKekhawatiran meningkat terhadap kerusakan akibat banjir di Gua Longmen, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO yang menampilkan ukiran Buddha berusia ribuan tahun di tebing batu kapur.

Kuil Shaolin yang terkenal atas penguasaan seni bela diri para biksunya di dunia di Dengfeng, juga terpaksa ditutup. 

Sejak Sabtu (17/07), lebih dari 3.500 stasiun cuaca mencatat curah hujan lebih dari 50 mm. Sekitar 150 stasiun mencatat curah hujan melebihi 250 mm.

Curah hujan tertinggi yang dicatat oleh biro cuaca provinsi pada periode itu adalah 498 mm hujan di kota Lushan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.