Sukses

AS Janji Kirim Pasokan Oksigen ke India untuk Hadapi Tsunami COVID-19

Presiden Amerika Serikat Joe Biden sudah berbincang dengan Perdana Menteri India Narendra Modi membahas permasalahan ini.

Liputan6.com, New Delhi - Amerika Serikat berjanji akan mengirim bantuan oksigen ke India secepat mungkin sebagai tindakan untuk melawan pandemi virus corona COVID-19.

Amerika Serikat juga akan mengirim puluhan juta dosis vaksin ke luar negeri secara bertahap. Hal ini merupakan dorongan AS untuk memberi bantuan yang bermakna.

"Kami ingin membantu dalam kemitraan dengan India," kata Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki kepada wartawan hari Senin 26 April.

"Kami berjanji untuk memberi bantuan yang mereka butuhkan, baik itu oksigen, APD, terapi, tes, atau bahan baku vaksin," demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (27/4/2021).

Sebanyak 60 juta vaksin AstraZeneca belum disetujui oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS.

Namun, dapat masuk ke negara lain secara bertahap setelah selesai menjalani pemeriksaan keselamatan federal, menurut Gedung Putih.

"Saat ini, kami tidak mempunyai vaksin AstraZeneca yang tersedia," kata Psaki, yang menjelaskan pengiriman vaksin untuk negara lain masih beberapa minggu lagi.

Pengiriman awal mungkin sebanyak 10 juta dosis.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara hari Senin (26/4) dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, dalam apa yang digambarkan oleh seorang pejabat senior pemerintahan sebagai "seruan yang hangat dan positif."

Modi mengatakan di Twitter, ia "menggarisbawahi pentingnya rantai pasokan bahan baku vaksin dan obat-obatan yang lancar dan efisien".

Ia menambahkan, kemitraan antara kedua negara dapat mengatasi tantangan dunia terhadap COVID-19.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantuan 60 Juta Dosis AstraZeneca dari Amerika Serikat untuk Dunia

Amerika Serikat mengumumkan rencana untuk membagikan stok vaksin AstraZeneca COVID-19 dengan negara lain, di tengah meningkatnya tekanan pada pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendukung ekuitas vaksin global.

Gedung Putih pada Senin (26/4) mengatakan, sebanyak 60 juta dosis vaksin AstraZeneca dapat diekspor dalam beberapa bulan mendatang.

Meski demikian, pihaknya tak mengatakan lebih lanjut kemana vaksin tersebut akan didistribusikan, demikian dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (27/4/2021).

"Saat ini kami tidak memiliki dosis AstraZeneca yang tersedia," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, yang mencatat bahwa regulator Amerika Serikat masih perlu meninjau kualitas vaksin yang sudah diproduksi tersebut.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) belum mengizinkan vaksin AstraZeneca untuk digunakan di AS, yang mencatat jumlah infeksi dan kematian COVID-19 tertinggi di dunia.

"Keputusan AS untuk menyumbangkan vaksin AstraZeneca COVID-19 adalah langkah penting dan disambut baik untuk meningkatkan akses yang adil di seluruh dunia," kata Carrie Teicher, direktur program di MSF-USA dalam sebuah pernyataan.

"Menyumbangkan 60 juta dosis dapat menjadi senjata akan dan langsung melindungi 30 juta orang dari COVID-19."

"Tapi ini hanya satu langkah yang harus diambil pemerintah AS. Amerika Serikat sekarang harus mentransfer semua kelebihan dosis vaksinnya - tidak hanya yang dibuat oleh AstraZeneca - ke COVAX dan meningkatkan produksi secara global sehingga lebih banyak vaksin dapat diproduksi di lebih banyak tempat."

Psaki mengatakan, sebanyak 10 juta dosis AstraZeneca dapat dikeluarkan untuk ekspor "dalam beberapa minggu mendatang", sementara sekitar 50 juta lebih dosis sedang diproduksi dan dapat dikirim pada Mei dan Juni 2021.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.