Sukses

Kasus Salah Suntik: Pria AS Terima 2 Vaksin COVID-19 Berbeda

Pria di AS menerima vaksin Pfizer dan Moderna karena salah suntik. Apa akibatnya?

Liputan6.com, Lebanon - Kejadian tak biasa terjadi saat program vaksinasi COVID-19 di kota Lebanon, New Hampshire, Amerika Serikat. Pria bernama Craig Richards disuntik vaksin Pfizer dan Moderna. Sontak kepanikan terjadi.

Menurut laporan New York Post, Sabtu (17/4/2021), Craig mendapatkan vaksin COVID-19 merk Moderna untuk dosis pertama pada 16 Maret 2021. Vaksinator lantas tak sengaja memberikannya vaksin Pfizer pada dosis kedua pada 13 April 2021.

Vaksinator itu baru sadar salah memberikan vaksin ketika penyuntikan baru selesai. Craig lantas bicara duluan kepada vaksinator.

"Saya menatapnya dan berkata, 'Kamu baru saja memberikan saya suntikan yang salah," ujar Richards kepada media lokal WMUR 9.

Craig berkata vaksinator itu langsung beranjak pergi ketika sadar kesalahannya. Sejurus kemudian, supervisor vaksinasi datang.

Supervisor itu menjelaskan bahwa Craig akan baik-baik saja, serta kabar baiknya adalah Craig sudah divaksin secara penuh. Namun, Craig tetap cemas.

"Saya merasa, 'Ini tidaklah terjadi,'" ungkapnya.

Lantas apa penjelasan Kementerian Kesehatan AS? Berikut klarifikasi mereka:

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Vaksin Campuran

Kementerian Kesehatan di New Hampshire berkata bahwa pencampuran vaksin Moderna dan Pfizer tidaklah masalah, meskipun tidak ideal.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) berkata penyuntikan vaksin harus memakai produk yang sama. Namun, CDC berkata jika ada penggunaan dua vaksin COVID-19 berbeda (yang sama-sama menggunakan teknologi mRNA), maka orang itu tak perlu disuntik lagi.

Vaksin Moderna dan Pfizer sama-sama menggunakan teknologi mRNA.

"Seri campuran itu aman, sebagaimana panduan (CDC) yang merekomendasikan pencampuran bila brand dari dosis pertama tidak tersedia saat pemberian dosis kedua," ujar Kemenkes New Hampshire.

Pihak Kemenkes mengakui belum ada studi klinis apakah vaksin campuran akan semanjur vaksin dua dosis dari jenis yang sama, tetapi pencampuran itu tetap bisa memberikan perlindungan sehingga tak diperlukan dosis ketiga.

3 dari 3 halaman

Infografis Vaksin COVID-19:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.