Sukses

5 Tahun Bebas Ebola, Wabah Kembali Muncul dan Tewaskan 3 Orang di Guinea

Tiga orang meninggal akibat penyakit ebola yang kembali muncul di Guinea.

Liputan6.com, Conakry - Lima tahun setelah dinyatakan bebas Ebola, pejabat di Guinea mengumumkan wabah yang kembali muncul pada Minggu 14 Februari setelah setidaknya tiga orang meninggal dalam beberapa pekan terakhir akibat virus Ebola. 

Sementara itu, empat orang lagi dipastikan terinfeksi.

Melansir NPR, Senin (15/2/2021), pejabat kesehatan melacak wabah terbaru ini di sebuah acara pemakaman pada awal Februari untuk perawat dari fasilitas kesehatan pedesaan. Enam orang yang menghadiri pemakaman melaporkan gejala mirip Ebola, dua orang kemudian meninggal. Empat lainnya telah dirawat di rumah sakit.

Dalam pernyataan yang diposting ke Facebook, menteri kesehatan Guinea mengatakan para pejabat berencana untuk mengisolasi semua kasus yang dicurigai, mulai melacak kontak, dan bekerja untuk mendapatkan dosis vaksin Ebola dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Pemerintah meyakinkan orang-orang bahwa semua tindakan diambil untuk membendung epidemi ini secepat mungkin," kata Rémy Lamah, menyerukan warga Guinea untuk melaporkan gejala Ebola kepada pejabat.

Organisasi WHO menyatakan bahwa stafnya sudah berada di lapangan dan membantu mendirikan fasilitas pengujian dan perawatan.

Karena pusat wabah berada di komunitas pedesaan dekat perbatasan, WHO juga bekerja sama dengan otoritas kesehatan di negara tetangga Liberia dan Sierra Leone untuk mencari bukti kasus di sana.

Pejabat WHO mengatakan mereka optimis, karena petugas kesehatan Guinea telah mengembangkan keahlian dalam memerangi penyakit - tidak hanya dari wabah terakhir di negara mereka, tetapi juga dari membantu mengendalikan wabah serupa di Republik Demokratik Kongo.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wabah Ebola

Guinea, Sierra Leone, dan Liberia adalah negara utama yang terkena dampak wabah Ebola terburuk di dunia, dari 2014 hingga 2016.

Setelah anak berusia 18 bulan kemungkinan terinfeksi oleh kelelawar pada Desember 2013, virus tersebut menyebar ke seluruh Guinea dan ke negara-negara tetangga. Pada akhirnya, lebih dari 28.000 orang terinfeksi, di mana lebih dari 11.000 meninggal, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Berita wabah itu muncul hanya beberapa hari setelah laporan dua kematian Ebola di Republik Demokratik Kongo, di mana lebih dari 2.200 orang meninggal dalam wabah Ebola terpisah antara 2018 dan 2020.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.