Sukses

Hong Kong Cabut Lockdown COVID-19 di Kowloon Usai Tes 7 Ribu Warga

Pemerintah Hong Kong melaporkan 76 kasus COVID-19, sehingga total menjadi 10.086, di mana 169 orang di antaranya telah meninggal.

Liputan6.com, Hong Kong - Pemerintah Hong Kong mencabut aturan penguncian (lockdown) karena COVID-19 di Distrik Kowloon Senin, 25 Januari dini hari setelah melakukan tes terhadap sekitar 7.000 warganya.

Pemerintah Hong Kong mendirikan 51 stasiun pengujian sementara pada Sabtu 23 Januari dan menemukan 13 kasus yang dikonfirmasi di daerah terlarang yang merupakan rumah bagi banyak rumah susun yang menua, di mana virus dapat menyebar lebih cepat.

"Bisnis di daerah itu terpukul keras dan terhenti," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (25/1/2021).

"Pemerintah berharap ketidaknyamanan sementara ini benar-benar memutus rantai transmisi lokal di distrik dan meredakan kekhawatiran dan ketakutan warga."

"Sehingga mereka mendapatkan kembali kepercayaan untuk melanjutkan kegiatan sosial dan bisnis di daerah tersebut, dan kembali ke kehidupan normal."

Penguncian di lingkungan Yordania, di seberang pelabuhan dari jantung kawasan bisnis, adalah tindakan pertama yang diberlakukan di pusat keuangan global sejak wabah terjadi.

Pada Minggu kemarin, pemerintah melaporkan 76 kasus COVID-19, sehingga total menjadi 10.086, dimana 169 orang di antaranya telah meninggal.

Otoritas Hong Kong telah mengambil tindakan agresif untuk mengekang penyebaran virus, termasuk larangan makan di luar rumah setelah jam 6 sore dan menutup fasilitas seperti gym, tempat olahraga, dan salon kecantikan.

Sebagian besar warga memakai masker saat berkeliling kota.

Simak video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lockdown di Hong Kong

Beberapa hari lalu, pemerintah Hong Kong menerapkan lockdown untuk menyetop penyebaran COVID-19 di area Ya Tsim Mong, distrik ke-2 terpadat di sana. Sebanyak 200 gedung dan 10 ribu penghuninya terdampak kebijakan tersebut.

Menurut laporan South China Morning Post, lockdown dimulai pada Sabtu, 23 Januari pukul 04.00 pagi. Mereka yang ingin berangkat kerja tidak bisa keluar, tetapi mereka yang ingin pulang masih boleh masuk.

Area yang terkena lockdown memiliki luas 500 ribu kaki persegi (4.645 m2). Batasnya adalah Kansu Street di utara, Nanking Street di selatan, Woosung Street di timur, dan Battery Street di barat.

Pemerintah juga meminta agar semua warga di area itu dites pada Sabtu ini. Tujuannya agar warga bisa bekerja pada Senin depan.

3.000 staf pemerintah dikerahkan untuk membantu tes COVID-19. Sebanyak 1.700 merupakan polisi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.