Sukses

China Bantah Halangi Upaya Penelusuran Asal-Usul Virus Corona COVID-19

China membantah pernyataan AS yang menyebutkan bahwa negara tersebut menghalangi upaya penelusuran asal-usul COVID-19 dan melakukan disinformasi.

Liputan6.com, Jakarta- Dalam sebuah wawancara dengan CRI (China Radio International), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, yang dirilis di laman website Departemen Luar Negeri AS. 

Pernyataan itu menyebutkan bahwa pihak AS memiliki informasi baru tentang aktivitas di Institut Virologi Wuhan (WIV), dan bagaimana pihak China telah menghalangi upaya penelusuran asal-usul virus dan melakukan disinformasi, juga bagaimana WIV membuat dan membocorkan virus serta secara diam-diam bekerja sama dengan militer.

Selain itu, pernyataan itu juga menekankan bahwa AS menuntut akses yang lengkap dan tidak terbatas dalam penyelidikan asal-usul Virus Corona COVID-19. 

Saat hendak menanggapi pernyataan itu, Hua Chunying mengungkapkan bahwa hal yang sama juga telah dibahas dalam wawancara bersama Bloomberg.

 "Pernyataan dan lembaran fakta yang Anda sebutkan berisi teori konspirasi dan kebohongan," ucap Hua Chunying.

"Hal itu tidak mengherankan, karena politikus Amerika tertentu telah meraba-raba tanggapan pandemi mereka di dalam negeri sambil mengkambinghitamkan dan mencampakkan kesalahan secara internasional," sebut Hua Chunying, seperti dikutip dari Xinhua News, Rabu (20/1/2021).

Ia melanjutkan: "Lembaran fakta itu tidak memiliki fakta, tetapi hanya sekumpulan kebohongan, yang mengungkapkan ketidakpedulian para politikus terhadap keselamatan publik, kehidupan dan ilmu pengetahuan masyarakat, dan obsesi terhadap teori konspirasi dan "virus politik". 

Hua Chunying juga menyampaikan, bahwa "benar-benar salah untuk menuduh China menghalangi penyelidikan penelusuran asal-usul dan menyebarkan disinformasi.

Ia pun memaparkan bagaimana China, dalam menghadapi virus baru, telah menyuarakan peringatakan pada dunia.

Hal itu termasuk bagaimana China menerbitkan informasi penting seperti urutan genom virus, dan mengambil tindakan paling komprehensif, juga secara menyeluruh, dan ketat sedini mungkin.

"Kami telah mencapai hasil anti-epidemi yang besar melalui upaya ini dan menghabiskan waktu yang berharga untuk perjuangan global melawan virus," jelas Hua Chunying. 

Hua Chunying kemudian juga menjelaskan bahwa WHO dan para ilmuwan dari banyak negara mempercayai tindakan pencegahan dan pengendalian yang telah diambil China, yang dianggap paling berani dan paling fleksibel serta aktif secara historis.

"Sejak wabah pandemi, China telah memimpin dalam melakukan kerja sama penelusuran asal-usul (Virus Corona) dengan WHO, dan sejak saat itu menjalin komunikasi yang erat dengannya secara terbuka, transparan, dan bertanggung jawab. Ketika kami masih menghadapi tugas anti-epidemi yang berat di dalam negeri, kami mengundang para ahli WHO untuk kerja sama internasional yang relevan Februari dan Juli lalu," terang Hua Chunying, demikian dikutip dari keterangan tertulis Kedutaan Besar China.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

China Tegaskan Kembali Transparansi dalam Penulusuran COVID-19

Hua Chunying dalam kesempatan itu juga menyebutkan para ahli WHO yang tiba di Wuhan pekan lalu untuk putaran baru kerja sama ilmiah dan pertukaran dengan rekan-rekan China mereka dalam penyelidikan terkait Virus Corona COVID-19.

"Tidak didasarkan pada sains atau fakta untuk mengklaim bahwa Virus Corona COVID-19 berasal dari laboratorium atau WIV yang disebut memiliki militer rahasia. Ide dan informasi dalam apa yang disebut lembaran fakta ini kontradiktif dan penuh kesalahan. Itu tidak bisa diterima. Hampir semua ilmuwan papan atas dan pakar pengendalian penyakit di dunia, termasuk yang berasal dari Amerika Serikat, secara terang-terangan menolak teori tersebut," kata Hua Chunying.

"Peter Daszak, seorang ahli virologi Amerika terkemuka yang telah bekerja sama dengan WIV selama 15 tahun, mengatakan dalam sebuah wawancara April lalu bahwa tidak ada virus di laboratorium Wuhan yang dapat memicu wabah, jadi tidak mungkin virus itu berasal dari laboratorium tersebut," jelasnya. 

Ia pun melanjutkan, dengan mengatakan bahwa "Ilmuwan China juga berbicara tentang manajemen dan penelitian dari perspektif profesional dengan melakukan wawancara media dan menerima jurnalis Amerika yang mengunjungi WIV dan berbicara dengan para peneliti".

Tak hanya itu, Hua Chunying juga mengatakan bahwa ada media China yang menerbitkan serangkaian pemeriksaan fakta soal COVID-19, dan menyanggah tuduhan palsu dengan angka dan fakta yang solid.

"Saya ingin menekankan bahwa jika AS benar-benar menghormati fakta, mereka harus membuka laboratorium biologi di Fort Detrick, memberikan transparansi lebih terhadap isu-isu seperti 200 lebih bio-laboratorium luar negeri, mengundang pakar WHO untuk melakukan penelusuran asal di AS, dan menanggapi keprihatinan dari komunitas internasional dengan tindakan nyata," ujar Hua Chunying.

"Kami berharap politikus AS tertentu dapat menghormati sains, bertindak dengan hati nurani, berhenti menyalahkan atau memainkan permainan politik, dan menumbuhkan lingkungan yang menguntungkan untuk kerja sama internasional dalam melacak asal-usul dan memerangi virus, yang seharusnya mereka lakukan saat ini," tambahnya. 

3 dari 3 halaman

Infografis 4 Tips Ciptakan Sirkulasi Udara di Ruangan Cegah COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.