Sukses

Bendung Gelombang Ketiga COVID-19, Korsel Tutup Bar dan Batasi Kegiatan Agama

Pemerintah Korea Selatan menutup bar, klub malam, hingga membatasi kegiatan keagamaan guna menahan penyebaran gelombang ketiga Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Seoul - Ibu kota Korea Selatan dan daerah sekitarnya akan menutup bar dan klub malam, membatasi pertemuan keagamaan, serta membatasi layanan di restoran dalam upaya untuk menahan gelombang ketiga infeksi virus corona yang sedang berkembang, kata menteri kesehatan pada Minggu, 22 November.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 330 kasus virus corona harian baru pada tengah malam pada hari Sabtu, turun dari 386 yang dilaporkan pada hari sebelumnya, tetapi hari kelima berturut-turut laporan lebih dari 300 kasus baru. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia, Senin (23/11/2020). 

"Gelombang ketiga wabah COVID-19 semakin meningkat pesat," kata Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Neung-hoo dalam sebuah pengarahan. 

"Situasinya sangat serius dan gawat."

Wabah nasional didorong oleh kelompok infeksi di daerah metropolitan Seoul yang padat penduduk, katanya, rumah bagi sekitar setengah dari 52 juta penduduk negara itu.

Mulai hari Selasa, kedai kopi besar di area Seoul akan diminta untuk hanya menawarkan layanan antar dan pengiriman, sementara restoran harus tutup untuk makan di tempat setelah pukul 21:00. 

Pembatasan lain akan diberlakukan pada fasilitas seperti gym, dengan batasan kehadiran pada pertemuan keagamaan dan acara olahraga.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Titik Kritis

Sebelumnya, Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan pada pertemuan pemerintah bahwa peraturan jarak pencegahan mungkin diperlukan untuk mencegah wabah yang lebih luas, kantor berita Yonhap melaporkan.

"Kami berada pada titik kritis menghadapi sejumlah besar infeksi di seluruh negeri," kata Chung.

Pada hari Sabtu, seorang pejabat KDCA mengatakan negara itu mungkin menghadapi wabah yang melampaui dua gelombang infeksi sebelumnya, jika gagal untuk memblokir penyebaran saat ini.

Pedoman pencegahan yang diperketat ditujukan sebagian untuk memungkinkan siswa melanjutkan ujian masuk perguruan tinggi tahunan yang sangat kompetitif yang dijadwalkan pada 3 Desember.

Korea Selatan telah menerapkan upaya pelacakan, pengujian, dan karantina yang agresif untuk membasmi wabah tanpa memberlakukan penguncian. 

Tetapi negara ini telah dirundung oleh sejumlah kecil infeksi yang terus-menerus, sehingga jumlah kasus menjadi 30.733 dengan 505 kematian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.