Sukses

Tak Hanya Anti-Virus Corona, Masker Pintar Ini Bisa Menerjemahkan 8 Bahasa

Sebuah perusahaan startup Jepang, Donut Robotics, telah mengembangkan "masker pintar" yang terhubung ke internet yang dapat mengirimkan pesan dan menerjemahkan bahasa.

Liputan6.com, Tokyo - Ketika masker wajah menjadi norma di tengah pandemi virus corona, sebuah perusahaan startup Jepang, Donut Robotics, telah mengembangkan "masker pintar" yang terhubung ke internet yang dapat mengirimkan pesan dan menerjemahkan bahasa dari Jepang ke delapan bahasa lainnya; Mandarin, Inggris, Indonesia, Korea, Thai, Spanyol, Prancis, dan Vietnam.

Produk 'C-mask' merupakan sebuah masker putih standar yang terhubung melalui Bluetooth ke aplikasi smartphone dan tablet yang dapat menyalin perkataan ke dalam pesan teks (speech-to-text), melakukan panggilan, atau memperkuat suara pemakai masker.

"Kami bekerja keras selama bertahun-tahun untuk mengembangkan robot dan kami telah menggunakan teknologi itu untuk menciptakan produk yang merespons bagaimana virus corona telah membentuk masyarakat saat ini," kata Taisuke Ono, kepala eksekutif Donut Robotics, seperti dikutip dari Asia One, Minggu (28/6/2020).

Para insinyur Donut Robotics memiliki ide itu ketika mereka mencari produk untuk membantu perusahaan bertahan dari pandemi virus corona.

Ketika virus corona menyerang, perusahaan itu baru saja memperoleh kontrak untuk memasok pemandu robot dan penerjemah ke Bandara Haneda Tokyo, sebuah produk yang menghadapi masa depan yang tidak pasti setelah kolapsnya perjalanan udara.

Sebanyak 5.000 C-mask Donut Robotics pertama akan dikirim ke pembeli di Jepang mulai September 2020.

Taisuke Ono juga akan menjual produknya itu di China, Amerika Serikat, dan Eropa, di mana ada minat yang kuat dari calon pembeli, katanya.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dijual Seharga Rp 400 Ribu

Dengan harga sekitar 40 dolar Singapura per buah (sekitar Rp 400.000), masker itu bertujuan untuk pasar massal yang tidak ada sampai beberapa bulan yang lalu.

Salah satu tujuannya, katanya, adalah untuk menghasilkan pendapatan dari layanan pelanggan yang ditawarkan melalui aplikasi yang akan diunduh pengguna.

Donut Robotics membuat masker yang terhubung dengan prototipe dalam waktu satu bulan dengan mengadaptasi perangkat lunak terjemahan yang dikembangkan untuk robotnya dan desain masker yang dibuat oleh salah satu insinyur perusahaan, Shunsuke Fujibayashi, empat tahun lalu untuk proyek pelajar guna menafsirkan pidato dengan memetakan otot wajah.

Ono mengumpulkan sekitar 28 juta yen (S$ 363.000) untuk pengembangan dengan menjual saham Donat Robotics melalui situs crowdfunding Jepang Fundinno.

"Kami menaikkan target awal kami 7 juta yen dalam waktu tiga menit dan berhenti setelah 37 menit ketika kami telah mencapai 28 juta yen," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.