Sukses

WHO: Corona COVID-19 Terus Merebak di Negara Berkembang

Karena pandemi Corona COVID-19 baru dimulai di banyak negara berkembang, WHO dan badan-badan internasional lainnya semakin prihatin akan tragedi kemanusiaan yang mungkin terjadi.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan, tiga perempat perebakan Virus Corona yang tercatat 100 ribu tiap hari, terjadi di negara-negara berkembang.

Dikutip dari lamab VOA Indonesia, Senin (15/6/2020) peningkatan itu, kata WHO sangat mencemaskan, karena banyak pakar epidemi berpendapat angka-angka itu sebetulnya lebih rendah dari yang dilaporkan.

Meskipun jumlah infeksi terus bertambah, pemerintah di negara berkembang mengatakan tidak punya pilihan selain melonggarkan berbagai pembatasan, karena kalau tidak, akan terjadi kehancuran ekonomi karena Corona.

Pemerintah India mencabut peraturan karantinanya pada hari yang sama tercatat peningkatan perebakan baru.

Kata para analis, tampak kejadian yang mengerikan di Guayaquil, Ekuador, di mana sistem layanan kesehatan kewalahan dan mayat-mayat tampak bergeletakan di jalan-jalan.

Karena pandemi Corona COVID-19 baru dimulai di banyak negara berkembang, WHO dan badan-badan internasional lainnya semakin prihatin akan tragedi kemanusiaan yang mungkin terjadi.

Negara berkembang dan negara bepenghasilan menengah di Afrika, Asia, dan Amerika Latin kemungkinan masih belum mencapai puncak perebakan, kata pejabat kesehatan.

Dampak pandemi yang paling merusak dan menggoyahkan pemerintahan akan dirasakan di negara-negara paling miskin, kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB urusan Kemanusiaan, Mark Lowcock.

Ia memperingatkan akan terjadinya bencana kelaparan di banyak negara seperti itu.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

WHO: Jumlah Kasus dan Kematian Karena COVID-19 Meningkat di Afrika

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan laju penularan Virus Corona meningkat cepat di seantero Afrika.

WHO pada Kamis (11/6) memperingatkan perlu 98 hari untuk mencapai 100 ribu kasus di benua itu dan hanya 19 hari untuk mencapai 200 ribu kasus.

Afrika Selatan, salah satu negara dengan laju Virus Corona tertinggi di benua itu, mencatat lonjakan pesat dalam jumlah kasus dan kematian. Kamis malam (11/6), Kementerian Kesehatan Afrika Selatan melaporkan 74 lagi kematian akibat Virus Corona, dan lebih dari 3.157 kasus baru dalam periode 24 jam.

WHO menyatakan Afrika Selatan adalah negara yang paling terpukul oleh virus ini, dengan catatan memiliki 25 persen dari keseluruhan kasus di Afrika.

Sejauh ini Afrika Selatan telah mengukuhkan lebih dari 58 ribu kasus Covid-19 dan kematian lebih dari 1.200 akibat penyakit tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.