Sukses

Atasi Dampak Pandemi Corona COVID-19, Australia Bebaskan Utang untuk 6 Bulan

Sektor bisnis di berbagai negara terdampak pandemik global virus corona baru (SARS-CoV-2) penyebab COVID-19, termasuk juga Australia.

Canberra - Sektor bisnis di berbagai negara terdampak pandemik global Virus Corona baru (SARS-CoV-2) penyebab COVID-19, termasuk juga Australia.

Untuk mengatasi dampak Virus Corona di sektor bisnis, Asosiasi Perbankan Australia (ABA) hari Jumat (20/3/2020) memberikan keringanan bagi usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk tidak membayar utang selama enam bulan.

Dengan keringanan tersebut, para pelaku bisnis usaha kecil dan menengah bisa menggunakan AU$ 8 miliar, lebih dari Rp 75 triliun untuk bertahan hidup selama beberapa bulan ke depan, demikian seperti dikutip dari ABC Australia, Minggu (22/3/2020).

Direktur Eksekutif ABA, Anna Bligh mengatakan, paket bantuan itu secara keseluruhan akan bernilai lebih dari AU$ 100 miliar dalam bentuk utang yang dimiliki berbagai usaha kecil dan menengah saat ini.

"Usaha kecil tidak perlu khawatir, kalau mereka perlu bantuan, mereka akan mendapatkannya." kata Bligh.

Bligh menambahkan, bank yang ada di Australia masih belum memutuskan apakah utang kredit kepemilikan rumah sudah terpengaruh oleh krisis pandemi Virus Corona.

Namun ABA mengatakan pendekatan mereka akan diubah bila situasinya berubah.

"Bila kami melihat adanya kebutuhan yang mendesak, hal tersebut pasti juga akan menjadi perhatian bank," katanya.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

KPR Ditunda hingga 6 Bulan

Tidak lama setelah pernyataan Anna Bligh tersebut, salah satu jaringan bank besar di Australia NAB (National Australia Bank) mengumumkan bahwa nasabah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bisa menunda pembayaran cicilan selama enam bulan.

Bank tersebut juga menurunkan tingkat suku bunga pinjaman mereka sebesar 0.60 persen.

Ini dilakukan setelah Bank Sentral Australia menurunkan tingkat suku bunga menjadi 0.25 persen, yang adalah tingkat suku bunga terendah sepanjang sejarah perekonomian Australia.

Tindakan ini dilakukan untuk mencegah negeri ini jatuh ke jurang resesi karena penyebaran virus.

Bank Sentral Australia juga akan membeli obligasi, atau surat utang milik pemerintah sendiri, yang berarti akan ada lebih banyak uang yang dicetak untuk digunakan oleh rakyat.

Jika dalam situasi normal tindakan ini meningkatkan inflasi, dalam situasi krisis hal tersebut akan mendorong daya beli masyarakat sehingga roda perekonomian bisa terus berputar.

Bank Sentral Australia juga memberikan fasilitas pinjaman selama 3 tahun supaya bank swasta bisa memberikan pinjaman lunak kepada nasabah.

Bligh mengatakan, keputusan pemberian pinjaman oleh Bank Sentral tersebut telah disambut baik oleh masyarakat.

"Ada banyak usaha kecil dan menengah yang kesulitan membayar bunga pinjaman, dan keringanan [pembayaran utang] ini akan membantu mereka. Sektor usaha kecil dan menengah di Australia mempekerjakan lima juta warga atau sekitar 20 persen penduduk Australia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.