Sukses

Kritik Muhyiddin Yassin Jadi PM Baru, Tagar #NotMyPM Trending di Twitter Malaysia

Hashtag #NotMyPM trending di Twitter Malaysia.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Penunjukan Tan Sri Muhyiddin Yassin sebagai Perdana Menteri Malaysia yang kedelapan mengejutkan banyak orang Malaysia. Mereka kemudian menyuarakan ketidakbahagiaannya melalui media sosial.

Tagar #NotMyPM kemudian menjadi trending di Twitter Malaysia dengan 47.000 twit, beberapa saat setelah pengumuman Raja bahwa Muhyiddin akan dilantik pada hari Minggu, 1 Maret 2020.

"Sebagai orang Malaysia, saya tidak pernah memilih pemerintah yang korup, tetapi sebaliknya memilih untuk perubahan. Saya mendukung pemerintah yang saya pilih di #GE14. Maaf TSMY, Anda #NotMyPM dan saya benar-benar mengatakan TIDAK kepada Anda #backdoorgovt. #Malaysia dan orang-orangnya layak mendapatkan yang lebih baik," ujar seorang warga bernama Aaron Denison seperti dikutip dari The Straits Times, Senin (2/3/2020).

Lainnya, Sharifah Hani Yasmin, memperingatkan dalam sebuah twit: "Sebuah pemerintahan tidak dipilih oleh warganya sendiri. Suatu hari, rakyat akan bangkit. #NotMyPM".

Malaysia dilanda kekacauan politik sejak Senin lalu, ketika sekutu Pakatan Harapan (PH) Parti Pribumi Bersatu Malaysia dan 11 anggota parlemen Parti Keadilan Rakyat (PKR) meninggalkan koalisi, memicu runtuhnya administrasi PH yang telah menjalankan negara sejak pemilihan Mei 2018.

Mahathir Mohamad mengundurkan diri sebagai perdana menteri Senin lalu, memulai pencarian selama satu minggu untuk perdana menteri dan pemerintahan baru yang berakhir pada hari Sabtu ketika Raja Malaysia, Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Ahmad Shah, mengumumkan bahwa Muhyiddin mendapat dukungan dari parlemen.

Muhyiddin didukung oleh koalisi yang didominasi oleh mantan partai oposisi Umno dan Parti Islam Se-Malaysia (PAS), yang dikalahkan pada pemilihan umum 2018. Ini telah menyebabkan pemerintahannya disebut sebagai "pemerintah pintu belakang".

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kata Analis Malaysia

Analis mengatakan tagar tren tidak selalu mewakili pandangan mayoritas.

"Saya pikir mereka sebagian besar berasal dari pendukung PH yang bersemangat yang memberikan suaranya dalam pemilihan terakhir. Meskipun ada banyak orang yang tidak menyukai pemerintahan baru ini, ada banyak yang merasa sama," kata Dr Oh Ei Sun, seorang rekan senior di Institut Urusan Internasional Singapura.

Yang lain mengatakan tagar #NotMyPM tidak menghargai keputusan Raja untuk menunjuk Muhyiddin.

Harmanaath Paramesvaraja mengatakan rakyat Malaysia harus menaruh kepercayaan pada para pemimpin negara dan menghormati keputusan Raja.

"Hashtag #NotMyPM ini agak kasar untuk jujur. Harap hormati keputusan Raja kami. Jika Anda tidak mendukung juga, jangan membuat tagar jenis ini. Hormati keputusan Raja," twit Harmanaath.

Seorang pengguna Twitter bernama Farhanisme mengklarifikasi bahwa hashtag sama sekali tidak menghormati Raja.

"Hanya karena kita tidak menyukai Muhyiddin menjadi PM, itu tidak berarti kita tidak menghormati Konstitusi atau YDPA (Yang di-Pertuan Agong), kita hanya merasa sedih tentang bagaimana politikus mengkhianati kita dengan melakukan pemerintahan pintu belakang dan memilih untuk satukan dengan kleptokrat. #NotMyPM. "

Ada orang-orang yang berkumpul di sekitar Pak Muhyiddin, mengucapkan selamat kepadanya dan menyuarakan harapan mereka bahwa dia akan menjadikan Malaysia tempat yang lebih baik.

Seorang pengguna Twitter bernama Mira memposting gambar Muhyiddin yang tersenyum dengan kata-kata selamat di sebelahnya.

"Perdana Menteri kita yang baru, Tan Sri Muhyiddin Yassin. Sangat layak. Semoga dia memimpin Malaysia yang lebih baik," twit Mira. 

Sementara itu, Lucy Barrock mengatakan dia yakin Muhyiddin memiliki apa yang diperlukan untuk memimpin negara.

"#MuhyiddinYassin dapat memenangkan pemilihan umum berikutnya berdasarkan kinerjanya dalam periode ini dengan menjauhkan diri dari yang tercemar, memiliki Kabinet rakyat, melakukan korupsi dan melompati partai," katanya.

Dr Mustafa Izzuddin, seorang peneliti di Institut Nasional Studi Asia Selatan Singapura mengatakan bahwa Muhyiddin sekarang memiliki kesempatan untuk naik di atas politik partai dan fokus pada pemerintahan negara.

"Dia harus membiarkan tindakan dan hasilnya melakukan pembicaraan dalam membalikkan persepsi negatif tentang dia dan menunjukkan bahwa dia adalah orang yang tepat untuk membawa persatuan dan stabilitas ke Malaysia," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.