Sukses

Berkabung untuk Korban Penembakan Tentara, Pejabat Thailand Berpakaian Hitam

Penembakan brutal menewaskan 27 orang mengguncang Thailand.

Liputan6.com, Jakarta Penembakan brutal menewaskan 27 orang mengguncang Thailand. Pelakunya merupakan seorang tentara bernama Jakraphanth Thomma.

Selain korban tewas, insiden itu itu juga melukai lebih dari 50 orang lainnya akibat tembakan membabi buta. Insiden penembakan massal itu terjadi akhir pekan lalu di Provinsi Nakhon Ratchasima, Thailand timur laut.

Sebagai tanda berkabung untuk para korban penembakan, semua pejabat dan menteri kabinet di Gedung Pemerintah Thailand diwajibkan mengenakan pakaian hitam pada Selasa (11/2/2020), seperti dilansir Xinhua. Instruksi untuk mengenakan pakaian hitam tersebut dikeluarkan Gedung Pemerintah Thailand pada Senin 10 Februari.

Berbagai karangan bunga diletakkan di depan pusat perbelanjaan Terminal 21 di Nakhon Ratchasima, tempat tragedi tersebut terjadi.

Sekitar 5.000 warga lokal berkumpul di pusat perbelanjaan tersebut untuk mengikuti upacara doa bersama sambil menyalakan lilin untuk mengenang para korban penembakan.

Sementara itu, Gubernur Nakhon Ratchasima Wichian Chantharanothai mengatakan, sembilan korban luka berada dalam kondisi kritis, tiga di antaranya masih belum sadar.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Motif Pelaku

Pelaku penembakan tewas ditembak aparat usai bersembunyi di mal setelah memberondong tembakan yang menewaskan puluhan orang. Sebelum mengamuk di mal, pelaku penembakan terlebih dahulu membunuh atasannya.

Dilansir BBC, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha menyebut motif pelaku adalah dendam. Pelaku percaya dirinya dicurangi terkait urusan properti.

Sebelum ditembak mati, pelaku sempat berbagi postingan di Facebook. Ia sempat berkata tidak ada yang bisa menghindari kematian. 

Facebook akhirnya memblokir postingan tersebut untuk menyampaikan duka cita, serta mengecam tindakan pelaku. 

"Tidak ada tempat di Facebook bagi orang-orang yang melakukan kekejian ini, tidak pula kami membiarkan orang-orang untuk memuji atau mendukung serangan ini," tulis Facebook.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.