Sukses

Tentara di Thailand Juga Berondong Tembakan di Mal, 20 Orang Tewas

Seorang tentara, tanpa alasan jelas, memberondong tembakan di mal Thailand hingga menewaskan 20 orang.

Liputan6.com, Jakarta Seorang tentara, tanpa alasan jelas, memberondong tembakan di mal Thailand, Minggu (9/2/2020). Insiden ini menewaskan 20 orang.

Lusinan pengunjung yang ketakutan langsung dievakuasi dari mal ketika polisi bersenjata mengatakan mereka telah "mengambil kendali" lantai dasar pertokoan dari insiden penembakan. Namun pihak berwenang tidak memberikan perincian tegas tentang keberadaan penyerang - seorang perwira militer junior yang diidentifikasi sebagai Sersan-Mayor Jakrapanth Thomma.

Ada kekhawatiran penembak di mal Terminal 21 di kota Nakhon Ratchasima, yang lebih dikenal sebagai Korat itu, mencoba bersembunyi di tengah kerumunan yang panik.

Polisi dari Divisi Penindasan Kejahatan mendesak pembeli yang melarikan diri untuk "mengangkat tangan" dan mengidentifikasi diri mereka di lantai dasar "dan pihak berwenang akan mengevakuasi Anda".

Sebelumnya Jakrapanth menyampaikan penembakannya melalui sejumlah posting Facebook yang memetakan serangan dari barak tentara di kota ke mal, di mana sejumlah pembeli yang tidak diketahui tetap terperangkap. Rumah sakit di seluruh negeri bersiap untuk malam yang suram ke depan.

"Ada sekitar 20 yang tewas," kata Kongcheep Tantravanich, juru bicara kementerian pertahanan, seperti dilansir AFP.

"Polisi, pasukan komando militer dan penembak tajam berada di sekitar Terminal 21," imbuhnya.

Menteri Kesehatan Thailand mengatakan kepada wartawan sekitar 10 orang sudah berada di rumah sakit dalam "kondisi serius."

Seorang saksi mata mengatakan, saat serangan terjadi, pusat perbelanjaan Terminal 21 penuh dengan pembeli pada akhir pekan yang panjang. "Ada banyak orang di mal hari ini," kata seorang warga berusia 32 tahun dari kota itu, yang meminta namanya tidak disebutkan.

"Aku sangat terkejut ketika tahu karena aku baru saja meninggalkan mal tidak lama sebelumnya."

Lampu jalan di bawah pusat perbelanjaan dimatikan ketika unit tentara dan polisi menutup mal. Kota ini adalah rumah bagi salah satu barak terbesar Thailand di negara tempat militer terlibat dalam politik dan masyarakat.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penembakan di Barak Tentara

Pertumpahan darah tersebut terjadi sejak Sabtu 8 Februari sore ketika Jakrapanth menembak tiga orang - di antara mereka setidaknya satu tentara - di barak tentara terdekat.

"Dia mencuri kendaraan militer dan melaju ke pusat kota," Letnan Kolonel Mongkol Kuptasiri.

Di sana pria bersenjata itu menggunakan senjata yang dicuri dari gudang tentara untuk melakukan pembantaian ke pusat kota, berjalan ke mal Terminal 21.

Dia "menggunakan senapan mesin dan menembak korban yang tidak bersalah yang mengakibatkan banyak orang terluka dan tewas," kata juru bicara kepolisian Krissana Pattanacharoen.

 

3 dari 3 halaman

Motif Penembakan

Motif penembakan yang dilakukan Jakrapanth masih belum jelas.  Namun sepanjang hari ia memposting gambar dirinya dan menulis beberapa posting di halaman Facebook-nya ketika serangan itu berlangsung, termasuk "haruskah saya menyerah?" dan "tidak ada yang bisa lolos dari kematian".

Dalam satu video Facebook - sudah dihapus - penyerang, mengenakan helm tentara, difilmkan dari jip terbuka mengatakan, "Saya lelah ... saya tidak bisa lagi menarik jari saya" dan membuat simbol pemicu dengan tangannya .

Ada juga foto-foto seorang pria dengan topeng ski memegang pistol.

Seorang juru bicara Facebook mengatakan "kami telah menghapus akun penembak dari layanan kami dan akan bekerja sepanjang waktu untuk menghapus segala konten yang melanggar terkait dengan serangan ini segera setelah kami menyadarinya".

Thailand memiliki salah satu tingkat kepemilikan senjata tertinggi di dunia.

Beberapa penembakan di gedung pengadilan akhir tahun lalu memperbaharui kekhawatiran tentang kekerasan senjata di negara Asia Tenggara.

Dalam kasus lain yang terkenal, seorang bocah lelaki berusia dua tahun termasuk di antara tiga orang yang tewas ketika seorang pria bersenjata bertopeng merampok sebuah toko perhiasan bulan lalu.

Akhir tahun lalu dua pengacara ditembak mati oleh seorang pegawai di sebuah pengadilan di bagian timur negara itu dalam sidang perselisihan tanah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.