Sukses

Status Waspada Virus Corona Singapura Naik Jadi Oranye, Kini Total Korban di Dunia Capai 720

Pemerintah Singapura kini telah menaikkan status waspadanya menjadi oranye, mengingat bertambahnya pasien yang terinfeksi Virus Corona.

Liputan6.com, Singapura - Banyaknya kasus Virus Corona yang penyebarannya terjadi di dalam wilayah negara Singapura, membuat pemerintah menetapkan status waspada yang lebih tinggi lagi. Pada Jumat 7 Februari 2020, dengan menggunakan sistem Disease Outbreak Response System Condition (DORSCON), statusnya yang sebelumnya level kuning kini berubah menjadi oranye. 

Imbas langsung dari berubahnya status waspada ini adalah ditundanya kegiatan-kegiatan pendidikan baik di dalam maupun luar sekolah hingga akhir Maret. Hal tersebut diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan, seperti dilaporkan oleh Channel News Asia, Sabtu (8/2/2020).

"Saya mengerti bahwa masyarakat Singapura cemas, khawatir dan ada banyak hal yang belum kita ketahui tentang virus ini," kata Menteri Kesehatan Gan Kim Yong pada sebuah konferensi media pada Jumat sore.

"Informasi baru muncul setiap hari, kami berharap masalah ini mungkin membutuhkan waktu untuk diselesaikan, mungkin berbulan-bulan, hidup tidak bisa terhenti, tetapi kita harus mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan dan melanjutkan hidup."

Dia menambahkan: "Kami akan melakukan yang terbaik untuk mengatasi situasi dan menjaga keamanan warga Singapura."

Cara Singapura menangani wabah seperti Virus Corona ini dipandu oleh DORSCON.

Sistem kode warna, yang memiliki kategori Hijau, Kuning, Oranye dan Merah, menunjukkan situasi saat ini. Ini juga menunjukkan apa yang perlu dilakukan untuk mencegah dan mengurangi dampak infeksi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Makna Peringatan

DORSCON Oranye berarti bahwa penyakit ini dianggap parah dan menyebar dengan mudah dari orang ke orang, tetapi belum menyebar luas.

"Ini bukan pertama kalinya kami benar-benar mengubah tingkat DORSCON kami dan mencapai DORSCON Orange," kata Associate Professor Kenneth Mak selaku Direktur Pelayanan Medis Departemen Kesehatan Kenneth Mak.

"Pada kesempatan sebelumnya (itu), sehubungan dengan wabah influenza H1N1 yang sebenarnya terjadi di banyak negara di dunia, kami telah melakukan hal yang sama juga."

Dia menambahkan: "Karena kami memiliki pemahaman yang lebih baik tentang penyakit itu dan menyadari bahwa sebenarnya, perilakunya sangat mirip dengan bentuk lain dari influenza, itu memberi kami kesempatan untuk menilai kembali risiko yang terkait dengan infeksi ini pada populasi kami dan kemudianmenurunkan DORSCON kita, dan kemudian akhirnya kembali normal. "

Menteri Pembangunan Nasional Lawrence Wong, yang juga menghadiri konferensi itu, mengatakan bahwa pihak berwenang mungkin harus mengadopsi strategi berbeda berdasarkan bagaimana virus itu berevolusi.

“Ada skenario lain - yang agaknya (Assoc Prof Mak) menyinggung: Karena jika Anda melihat situasi sekarang, tingkat kematian di Tiongkok adalah 2 persen tetapi di luar provinsi Hubei, tingkat kematian untuk virus ini adalah 0,2 persen ini jauh lebih rendah daripada SARS (sindrom pernapasan akut parah), ”kata Wong.

"Dan jika tingkat kematian tetap rendah atau bahkan terus turun lebih jauh, tergantung pada bukti dan tergantung pada bagaimana itu berkembang, maka saya pikir kita berurusan dengan sesuatu yang sangat berbeda dan kita mungkin harus mempertimbangkan pendekatan yang berbeda."

Dia menambahkan: "Jadi ini adalah dua skenario tentang bagaimana situasi itu bisa terungkap. Masih terlalu dini untuk mengatakan sekarang apa strategi itu, tetapi saya hanya berbagi kemungkinan bagaimana hal-hal akan terjadi di masa depan. ”

3 dari 4 halaman

Upaya Baru

Dengan "postur risiko tinggi" dari DORSCON Orange, Kementerian Kesehatan mengatakan akan memperkenalkan langkah-langkah pencegahan baru.

“Kami telah merencanakan skenario yang melibatkan penyebaran komunitas,” kata Depkes.

Penyelenggara acara besar harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan seperti melakukan pengecekan suhu, mengidentifikasi gejala pernapasan seperti batuk atau pilek dan menolak masuk orang yang tidak sehat. Individu yang tidak sehat, cuti atau memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini ke daratan Tiongkok tidak boleh menghadiri acara-acara seperti itu.

Pihaknya juga mendesak penyelenggara untuk membatalkan atau menunda acara berskala besar yang tidak penting.

Di tempat kerja, pemilik usaha harus meminta karyawan mereka untuk melakukan pengecekan suhu secara teratur dan memeriksa apakah mereka memiliki gangguan gejala pernapasan.

4 dari 4 halaman

Antisipasi di Tempat Kerja

Suhu harus diukur setidaknya dua kali sehari dan siapa pun yang merasa demam atau yang tidak sehat harus segera meninggalkan kantor untuk menemui dokter. Tempat-tempat kerja juga harus meningkatkan rencana kesinambungan bisnis mereka dan mempersiapkan transmisi masyarakat luas, tambah Kemenkes.

Rencana tersebut dapat mencakup memungkinkan telecommuting atau membagi tempat kerja menjadi tim terpisah. Kemenkes akan menerapkan pengecekan suhu dan kontrol yang lebih dekat untuk titik masuk ke rumah sakit.

Hingga Sabtu 8 Februari, korban meninggal akibat Virus Corona, menurut data dari gisanddata.maps.arcgis.com, mencapai 720 orang. Dengan total kasus 34.679 pada wilayah persebaran 29 negara.

Jumlah pasien sembuh juga dilaporkan meningkat hingga 2.038 orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.