Sukses

Terkuak, 34 Tentara AS Cedera Otak Akibat Serangan Balasan Kematian Jenderal Iran

Awalnya Amerika menyatakan tak ada korban dari serangan balasan Iran atas kematian Jenderal Qasem Solaeimani ke pangkalan militer AS. Tapi kini dikabarkan 34 tentara cedera otak.

Liputan6.com, New York - Pentagon mengatakan bahwa 34 tentara AS didiagnosis menderita traumatic brain injuries (TBI) atau cedera otak traumatis, setelah serangan Iran di pangkalan mereka di Irak.

"17 tentara masih dalam pengawasan medis," kata seorang juru bicara seperti dikutip dari BBC, Sabtu (25/1/2020).

Sebelumnya Presiden Donald Trump mengatakan tidak ada orang Amerika yang terluka dalam serangan 8 Januari, yang merupakan pembalasan atas pembunuhan seorang jenderal Iran oleh AS.

Trump mengutip dugaan kurangnya cedera dalam keputusannya untuk tidak menyerang Iran. Namun pekan lalu, Pentagon mengatakan 11 anggotanya telah dirawat karena gejala gegar otak dari serangan itu.

"Saya mendengar bahwa mereka sakit kepala, dan beberapa hal lain, tetapi saya akan mengatakan, dan saya dapat melaporkan, itu tidak terlalu serius," ujar Trump saat ditanya tentang perbedaan yang terlihat minggu ini di World Economic Forum di Davos, Swiss.

"Saya tidak menganggap mereka cedera yang sangat serius dibandingkan dengan cedera lain yang saya lihat," katanya ketika ditanya tentang kemungkinan tentaranya mengalami TBI.

Pentagon mengatakan tidak ada orang Amerika yang tewas dalam serangan rudal Iran di pangkalan Ain al-Asad, dengan sebagian besar berlindung di bunker ketika rudal menghujani.

Pada Jumat 24 Januari, juru bicara Departemen Pertahanan Jonathan Hoffman mengatakan kepada wartawan bahwa delapan tentara yang terkena dampak telah dikirim kembali ke AS untuk perawatan lebih lanjut. Sementara sembilan lainnya sedang dirawat di Jerman.

"Sedangkan 16 tentara dirawat di Irak, dan satu lainnya di Kuwait sebelum semuanya, 17 tentara itu dikembalikan ke tugas aktif," kata para pejabat.

Hoffman menambahkan bahwa Menteri Pertahanan AS Mark Esper tidak segera mengetahui cedera di hari-hari setelah serangan itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kritik untuk Donald Trump

Irak & Afghanistan Veteran of America, sebuah organisasi nirlaba, mengecam pemerintahan Trump karena begitu lama mengungkapkan tingkat korban.

"Ini masalah besar," pendirinya Paul Rieckhoff tweeted. "Rakyat Amerika harus dapat mempercayai pemerintah untuk berbagi informasi tentang putra dan putri kita dengan cara yang merugikan. Tidak ada yang lebih serius dan sakral."

TBI adalah umum di zona perang, menurut militer AS.

Penyebab paling umum dari TBI untuk tentara yang dikerahkan adalah ledakan eksplosif, tulis US Defense and Veterans Brain Injury Center.

Cedera itu diklasifikasikan sebagai ringan, sedang, berat atau penetrasi. TBI ringan juga dikenal sebagai gegar otak, dan dapat disebabkan oleh "tekanan berlebih atmosferik yang diikuti dengan tekanan atau vakum" ledakan.

Vakum udara mampu menembus benda padat, memungkinkan prajurit untuk menghindari trauma gaya tumpul tetapi masih menerima cedera otak yang tak terlihat.

Pada hari Jumat, puluhan ribu warga Irak menggelar protes di jalan-jalan Baghdad terhadap kehadiran sekitar 5.000 tentara asing di negara itu.

Parlemen Irak telah mendesak semua pejuang asing - termasuk dari AS - untuk pergi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.