Sukses

Dituding Terjerat Skandal Hadiah Melon, Menteri Jepang Mundur dari Jabatan

Menteri Perdagangan Jepang Isshu Sugawara memutuskan mundur dari jabatannya karena dituding terlibat skandal hadiah melon.

Liputan6.com, Tokyo - Menteri Perdagangan Jepang Isshu Sugawara mengundurkan diri. Ia dituduh melanggar hukum pemilu.

Laporan sejumlah media menyebut bahwa Isshu Sugawara memberi konstituen Tokyo sejumlah makanan. Di antaranya melon, jeruk, cod roe dan royal jelly yang mahal.

Dia juga dikatakan telah menawarkan uang belasungkawa sebesar 20.000 yen Jepang ($ 185; £ 145) kepada keluarga seorang pendukungnya.

Menurut undang-undang pemilihan Jepang, politikus dilarang mengirim sumbangan kepada pemilih di daerah pemilihan mereka.

Sugawara mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa ia masih mengkonfirmasikan apakah ia melanggar undang-undang pemilu. Kendati demikian ia memutuskan untuk mundur, menurut Nikkei Asian Review seperti dikutip dari BBC, Jumat (25/10/2019).

"Saya tidak ingin masalah saya memperlambat pertimbangan parlemen," kata Sugawara.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PM Abe Minta Maaf

Sementara itu, Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan: "Saya memikul tanggung jawab karena telah menunjuknya. Saya sangat meminta maaf kepada orang-orang Jepang."

Tuduhan tersebut pertama kali muncul di majalah mingguan Shukan Bunshun, yang mengatakan bahwa sekretaris Sugawara menawarkan sekitar 20.000 yen kepada keluarga konstituen yang telah meninggal dunia.

Merupakan kebiasaan di Jepang untuk memberikan uang sebagai belasungkawa kepada keluarga yang berduka - dikenal sebagai "uang dupa".

Majalah itu juga mencetak daftar hadiah yang telah dikirim oleh kantornya, termasuk ikan cod, roe dan jeruk, serta surat ucapan terima kasih yang diduga ia terima dari si penerima. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini